XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label forest whitaker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label forest whitaker. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 September 2012

CATCH .44 : Lackluster Thriller Without Any Conclusion


Quotes:
If you are going down, take everyone with you.  

Nice-to-know:
Sarah Roemer, Lizzy Caplan dan Kate Mara membatalkan keikutsertaan mereka dalam film ini.

Cast:
Malin Akerman sebagai Tes
Nikki Reed sebagai Kara
Deborah Ann Woll sebagai Dawn
Forest Whitaker sebagai Ronny
Bruce Willis sebagai Mel
Shea Whigham sebagai Billy
Jimmy Lee Jr. sebagai Jesse / Trucker
Brad Dourif sebagai Sheriff Connors

Director:
Merupakan
film kedua bagi Aaron Harvey setelah The Evil Woods (2007).

W For Words:
Film yang diperkenalkan pertama kali kepada publik melalui Cannes Film Festival 2011 di Perancis ini menggunakan “pendekatan” ala Quentin Tarantino dalam Pulp Fiction (1994). Premisnya pun tak jauh berbeda yaitu gerombolan pengedar narkoba yang mencoba untuk saling mengkhianati. Tiga nama familiar yang diyakini mampu menjual adalah Bruce Willis, Forest Whitaker dan tentunya si cantik Malin Akerman lewat multi karakteristik yang akan membuat anda menerka-nerka kemana arah film ini bergulir.

Tes, Kara dan Dawn tengah duduk di sebuah restoran pada pukul 3 pagi menanti sesuatu atau seseorang untuk menunaikan misi terakhir dari raja narkoba, Mel. Saat itulah, flashback terkuak mengenai siapa sosok Tes sesungguhnya dan apa yang membawanya terjerumus dalam dunia hitam. Seorang polisi yang menggilai Tes sejak awal pun dalam perjalanan menuju kesana dimana rencana yang awalnya tersusun rapi bisa saja menjadi berantakan.

Kesalahan fatal patut ditimpakan pada Aaron Harvey seorang. Skrip biasa-biasa saja yang terkesan setengah jadi itu tidak menawarkan intrik yang cukup tajam untuk menjaga antusiasme penonton atau pengembangan karakter yang dibutuhkan untuk keberpihakan nyata. Semua mengalir datar. Gaya penyutradaraan back and forth juga cenderung membingungkan karena pemenggalan bangunan cerita yang lemah. Satu-satunya hal yang benar dilakukannya adalah presentasi “bunuh atau dibunuh” yang mencipratkan darah secara meyakinkan.

Sosok Whitaker paling mencuri perhatian disini lewat penokohan Ronny yang “misterius”. Lihat bagaimana ekspresi dingin dan aksen Hispanik kental yang menyertai aktingnya. Akerman dapat dikatakan belum berhasil mengangkat film sebagai strong female lead diatas Reed dan Ann Woll meski daya pikat fisiknya tidak diragukan. Lain hal dengan Willis yang underused dimana keterbatasan screentime membuatnya tak mampu menjiwai karakter Mel yang eksentrik secara utuh. Kasus yang sama berlaku pada Dourif sebagai Sheriff Connors.

Pada akhirnya Catch .44 meninggalkan semacam hutang pada penonton. Bagaimana tidak? Klimaks letusan tiga pistol yang saling tertodong satu sama lain tidak dipaparkan lagi. Layar ditutup begitu saja tanpa dosa oleh Harvey. Goddamnit! Audiens mungkin akan menebak pihak mana yang kira-kira selamat tapi tidak terlalu peduli lagi dengan konklusi tersebut. Jika anda mengharapkan twist berlapis nan cerdas dari sebuah action thriller mumpuni, catch another well-known titles from the past. At least they won’t disappoint you like this one. Avoid!

Durasi:
94 menit

Overall:
6 out of 10

Movie-meter:
 

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Senin, 27 September 2010

THE EXPERIMENT : Penggalian Karakter Terpenjara Dalam Manusia

Tagline:
Everyone has a breaking point.

Storyline:
Sebuah audisi diadakan untuk mengetahui perilaku manusia yang akhirnya berhasil mengumpulkan 26 pria yang kemudian dibagi dua bagian oleh Profesor Archaleta yaitu sipir dan napi. Mereka ditempatkan pada sebuah tempat terisolasi yang mirip penjara dan diberlakukan beberapa peraturan dasar. Jika sampai 14 hari semua berjalan sesuai rencana, semua akan keluar dengan imbalan ratusan ribu dollar. Namun apakah semudah yang diperkirakan terutama bagi dua orang yang baru berkenalan saat interview yaitu Travis dan Barris?

Nice-to-know:
Awal mula pembuatan film ini didasarkan pada buku yang diinspirasi kejadian nyata percobaan penjara Stanford.

Cast:
Memulai debut akting dalam New York Stories (1989), kali ini Adrien Brody bermain sebagai Travis yang mengikuti audisi misterius setelah bertemu dengan gadis barunya.
Meraih Oscar kategori Aktor Terbaik di tahun 2007 lewat Last King of Scotland (2006), Forest Whitaker disini berperan sebagai Barris yang hidup di bawah tekanan ibunya.
Cam Gigandet sebagai Chase
Clifton Collins Jr. sebagai Nix
Ethan Cohn sebagai Benjy
Fisher Stevens sebagai Archaleta
Travis Fimmel sebagai Helweg
David Banner sebagai Bosch

Director:
Paul Scheuring baru menghasilkan satu film sebelumnya yaitu 36K (2000).

Comment:
Sempat dipertimbangkan untuk rilis di bioskop Amerika Serikat dan sekitarnya akhirnya dibatalkan dan langsung masuk pasaran video. Namun untuk beberapa kawasan termasuk Indonesia, film ini tayang juga di layar lebar.
Plot ceritanya disesuaikan dengan originalnya yang buatan Jerman yaitu Das Experiment (2001) mengenai penelitian terhadap sekelompok manusia yang ditempatkan dalam situasi yang tidak menguntungkan untuk kemudian harus saling berhadap-hadapan. Beruntung sekali tema sesederhana itu diperkuat oleh dua aktor kaliber Oscar yaitu Brody dan Whitaker yang ditempatkan sebagai oposisi. Brody mewakili karakter "putih" sedangkan Whitaker "hitam" dan keduanya menampilkan penjiwaan yang luar biasa disini dimana penonton akan diajak bersimpati pada Travis dan sangat membenci Barris. Di luar mereka berdua masih ada sejumlah nama termasuk Gigandet tetapi tidak mendapat porsi yang cukup untuk mengeksplorasi karakter masing-masing, bahkan mereka yang membuka prolog film ini menguap begitu saja.
Sutradara Scheuring nampaknya belum berhasil menyaingi mahakarya Oliver Hirschbiegel secara keseluruhan. Di luar faktor kekuatan akting Brody-Whitaker, film ini masih tergolong lemah di berbagai sisi terutama eksekusi endingnya yang terasa plain dan adem-adem saja. Situasi yang dihadirkan juga menurut saya kurang up to date dengan jaman sekarang. Namun demikian The Experiment tetap sebuah tontonan menarik bagi anda yang menyukai film-film bertemakan penjara. Tidak ada salahnya anda menyaksikan bagaiman perubahan karakter seorang manusia hingga ke sisi terdalamnya sekalipun dan ingatlah peribahasa "There's a monster in every human!".

Durasi:
90 menit

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent