Quotes:
Valerie: I'll do anything to be with you.
Peter: I thought you'd say that.
Storyline:
Valerie terjebak di antara dua pilihan yaitu Peter yang mencintainya sejak kecil atau Henry yang dijodohkan oleh orangtuanya. Valerie tampaknya lebih memilih Peter dan merencanakan pelarian bersama keluar dari desa Daggerhorn yang tengah dilanda badai salju. Tak dinyana, kakak Valerie terbunuh oleh serigala untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Pengorbanan hewan yang dilakukan warga desa rupanya sia-sia karena sang monster tersebut lebih mengincar nyawa manusia. Father Solomon pun dipanggil untuk menangkap serigala itu tetapi selama bulan purnama korban masih akan berjatuhan lagi.
Nice-to-know:
Pengecualian bagi Valerie (Amanda Seyfried), semua karakter dari Daggerhorn dimainkan oleh aktor-aktris dengan mata coklat atau setidaknya menggunakan kontak lens warna coklat. Pada akhirnya Julie Christie yang terkenal dengan mata birunya tetap kebagian peran Nenek Valerie.
Cast:
Sebelum ini bermain mengesankan dalam Letters To Juliet (2010), Amanda Seyfried bermain sebagai Valerie
Terakhir muncul dalam The Book Of Eli (2010), Gary Oldman berperan sebagai Solomon
Billy Burke sebagai Cesaire
Shiloh Fernandez sebagai Peter
Max Irons sebagai Henry
Virginia Madsen sebagai Suzette
Director:
Merupakan film kelima Catherine Hardwicke setelah karya terakhirnya Twilight (2008) itu menjadi salah satu film legendaris di kalangan remaja.
Comment:
Siapa yang tidak mengenal legenda si kerudung merah dan sang serigala? Saya yakin sejak kecil anda sudah mengetahuinya dari berbagai versi mulai dari komik, buku, animasi sampai live action movie. Kini penulis skrip David Johnson mengembangkan plot serupa mengenai penduduk desa kecil bernama Daggerhorn selama musim dingin dimana sosok Valerie harus menempatkan diri di tengah cinta, sahabat dan keluarganya sendiri.
Sosok serigala yang ternyata manusia ini menjadi teka-teki yang harus anda jawab di penghujung cerita. Sejak awal anda boleh menerka-nerka siapa kira-kira orangnya setelah mengaitkan dengan motif yang mungkin melatarbelakanginya. Twist inilah yang diyakini filmmaker mampu menjaga penonton untuk tetap pada tempat duduknya masing-masing hingga detik terakhir selain efek CGI yang membuat sang monster terlihat meyakinkan tentunya.
Seyfried menghidupkan karakter Valerie dengan baik dimana sisi emosionalnya dalam memperjuangkan cinta sekaligus integritas dirinya sendiri terpampang jelas. Oldman seperti biasa memperlihatkan kelas yang berbeda walaupun dialog-dialog yang tercipta Solomon disini masih klise adanya. Saya tidak habis pikir mengapa Fernandez berakting dengan kemarahan nyaris di sepanjang film sebagai Peter, dimaksudkan untuk mengelabui penonton barangkali?
Sutradara Hardwicke meneruskan apa yang dilakukannya dalam Twilight (2008) yaitu sinematografi pucat musim dingin yang menekankan rasa sepi. Layaknya palet berwarna-warni yang memanjakan mata. Sayangnya kesan dongeng masih cukup kuat lewat berbagai pengadeganannya sehingga apa yang seharusnya terlihat sadis menjadi diperhalus, sama halnya dengan romantisme yang agak didramatisir dalam tempo yang lambat.
Red Riding Hood mungkin mengingatkan anda pada The Village (2004) milik M. Night Shyamalan dengan tata kostum dan setting yang serupa. Usaha produser Leonardo DiCaprio dkk memang cukup keras untuk menghidupkan dongeng klasik abadi segala usia ke dalam drama thriller masa kini yang lebih gelap dan dewasa. Sayangnya hasil akhirnya masih cenderung gagal karena mencoba terlalu kompleks untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda di setiap elemennya.
Durasi:
100 menit
U.S. Box Office:
$37,652,565 till May 2011
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar