Quote:
Erwin: Sopan itu sama orangtua, kalo sama setan itu takut.
Erwin: Sopan itu sama orangtua, kalo sama setan itu takut.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Mitra Pictures dan BIC Productions.
Cast:
Keith Foo sebagai Erwin
Kartika Putri sebagai Karina
Joe Richard sebagai
Hardi Fadhillah sebagai Bule
Tya Restyana
Keith Foo sebagai Erwin
Kartika Putri sebagai Karina
Joe Richard sebagai
Hardi Fadhillah sebagai Bule
Tya Restyana
Director:
Merupakan film ketiga bagi Findo Purwono HW di tahun 2012 setelah terakhir Hantu Budeg beberapa minggu lalu.
Merupakan film ketiga bagi Findo Purwono HW di tahun 2012 setelah terakhir Hantu Budeg beberapa minggu lalu.
W For Words:
Menilik judul film ini, anda lantas bisa menarik satu kesimpulan: Miskin kreatifitas! Bisa kita telaah kata per kata satu persatu. Perempuan, asumsikan dia hantu alias kuntilanak. Rumah, tempat tinggal yang mungkin menyimpan misteri. Angker, suasana menyeramkan yang mendirikan bulu kuduk. Apakah ketiga pernyataan tersebut sudah cukup membuat anda menerka isi cerita? Ya! Sayangnya penulis skrip Tb Ule Sulaeman yang biasanya “mendukung” Nayato ini terlalu malas untuk menggunakan nalar sehingga yang terjadi adalah tambal sulam ide yang jatuh tak jauh dari pohon kebodohan.
Menilik judul film ini, anda lantas bisa menarik satu kesimpulan: Miskin kreatifitas! Bisa kita telaah kata per kata satu persatu. Perempuan, asumsikan dia hantu alias kuntilanak. Rumah, tempat tinggal yang mungkin menyimpan misteri. Angker, suasana menyeramkan yang mendirikan bulu kuduk. Apakah ketiga pernyataan tersebut sudah cukup membuat anda menerka isi cerita? Ya! Sayangnya penulis skrip Tb Ule Sulaeman yang biasanya “mendukung” Nayato ini terlalu malas untuk menggunakan nalar sehingga yang terjadi adalah tambal sulam ide yang jatuh tak jauh dari pohon kebodohan.
Erwin yang tengah berkencan dengan kekasihnya Karina tiba-tiba ditelpon perempuan misterius yang mengaku teman dekatnya semasa SMU dulu. Hal ini memicu kecemburuan Karina yang segera meminta putus. Erwin yang bingung juga mendapat SMS ancaman bahwa Karina akan dibunuh jika ia tidak datang ke sebuah rumah yang ditunjuk. Sahabat Erwin, Bule juga kerap diganggu oleh pocong dan kuntilanak yang sama. Erwin pun nekad menemui kepala sekolahnya dulu untuk mencari informasi mengenai perempuan yang disinyalir bernama Murni itu. Misteri apa yang tersembunyi di baliknya?
Keith Foo rupanya belum bosan bermain dalam film-film sejenis. Entah apa yang ingin dibuktikannya. Karakter Erwin sejak awal sudah tidak meyakinkan untuk menuai simpati penonton. Pertanyaan yang mengganggu adalah bagaimana ia sempat potong rambut di sela-sela syuting sehingga terdapat perbedaan gaya rambut yang cukup mencolok di bagian pembuka dan penutup film. Casting director nya pun terlampau malas mencari sosok Erwin di masa SMU sehingga Keith diberikan topi yang dipakai terbalik untuk menegaskan ke”remaja”annya. Meh!
Kartika Putri rupanya sibuk belajar gangnam style dengan iringan lagu Iwak Peyek. Tak tanggung-tanggung, ia melakukannya di toilet! Tidak lupa dada yang membusung masih menjadi andalan utamanya hingga tetap memamerkannya di kampus dan rumah sakit sekalipun. Oh well! Interaksi Hardi dengan pocong dan kuntilanak sesungguhnya memiliki esensi humor tersendiri tapi jika dilakukan terlalu frekuentif? Hm. Joe Richard cuma muncul selayang pandang tanpa kesan berarti. Sama halnya dengan tokoh Murni dan Endang yang sibuk bertengkar layaknya dalam sinetron remaja televisi swasta. WTF!
Sutradara Findo yang tampaknya mulai menjelma sebagai andalan baru Mitra Pictures dan BIC Productions ini memilih kecelakaan mobil dengan cara yang paling sederhana, menabrak pohon! Bukan hanya sekali tapi dua kali. Sesungguhnya saya tidak kasihan pada Keith atau Kartika tetapi pada pemeran pocong dan kuntilanak yang terjatuh dari motor akibat boncengan Bule. Semoga mereka tidak cedera dan menemui ajal untuk kedua kalinya. Lho emang bisa? Bisa dong! Arwah perempuan saja bisa main BB, berkomunasi via telepon serta menunggu jodohnya dunia dan akhirat.
Perempuan Di Rumah Angker memang proyek kebutan yang bertujuan mengeruk keuntungan (diharapkan) dalam waktu singkat dengan cara yang mudah. Sayang apresiasi penonton dikorbankan begitu saja dengan serentetan adegan absurd yang membuat bola mata anda berputar 360 derajat. Logika cerita yang berantakan dipaksa menebar twist disana-sini tapi semuanya gagal total dalam menghadirkan unsur kejutan apapun juga. Arwah laki-laki dan perempuan bisa bersama pada akhirnya. Happy ending? Jelas! Horor komedi yang satu ini amat patut mendapatkan standing ovation!
Durasi:
81 menit
Overall:
6 out of 10
6 out of 10
Movie-meter:
1 komentar:
this is not art, it's crap. it should get -10
Posting Komentar