Quotes:
Arthur: I just want it to be perfect for every kid!
Storyline:
Pemuda ceroboh, Arthur hidup di bawah bayang-bayang ayahnya yang sudah menjadi Sinterklas kebanggaan Kutub Utara selama puluhan tahun serta kakaknya Steve yang memiliki etos kerja tinggi dalam mendukung kesuksesan ayah mereka setiap tahunnya. Pertanyaan anda mengenai bagaimana Sinterklas dapat mengirimkan semua hadiah ke segala penjuru tersebut akan terjawab disini. Namun jika ada satu hadiah yang terlewat dari pengawasan, apa yang dilakukan Arthur untuk mempertahankan konsep Natal yang sempurna itu sebelum waktunya habis?
Nice-to-know:
Film kedua yang ditulis oleh Peter Baynham yang memiliki karakter Arthur di dalamnya setelah Arthur yang dibintangi oleh Russell Brand.
Voice:
James McAvoy sebagai Arthur
Hugh Laurie sebagai Steve
Bill Nighy sebagai Grandsanta
Jim Broadbent sebagai Santa
Imelda Staunton sebagai Mrs. Santa
Ashley Jensen sebagai Bryony
Director:
Merupakan debut Sarah Smith yang sebelumnya hanya menangani beberapa mini seri atau serial televisi.
Comment:
Pada bulan Desember setiap tahunnya sudah menjadi kebiasaan jika Hollywood meluncurkan beberapa film bertemakan Natal. Kali ini Aardman Animation bekerjasama dengan Sony Pictures Animation mencuri start di awal bulan dengan kisah kesibukan Santa Klaus menghadapi Natal di Kutub Utara. Dengan premis demikian bisa diduga jika segmentasi yang dituju adalah semua umur alias keluarga yang berniat menghabiskan liburan musim dingin di bioskop.
udah untuk diangkat.
Duet penulis skrip Peter Baynham dan Sarah Smith tidak sekadar memperkenalkan keluarga Santa Klaus yang beranggotakan seorang kakek, ayah, ibu, putra tertua dan putra termuda dengan konflik internal tersembunyi tetapi juga penggunaan teknologi canggih dan keahlian tingkat tinggi untuk bekerja sesuai tenggat waktu yang amat terbatas itu. Tentunya peran para kurcaci yang sepintas berpenampilan seragam itu tidak sedikit dalam membantu “tugas tahunan” tersebut.
Dengan dukungan sederetan aktor aktris Inggris yang mengisi suara film animasi ini maka tidak heran jika aksen British nya begitu kental. Tokoh Arthur di tangan McAvoy menjadi hidup, bagaimana intonasi keraguan bisa berbaur tajam dengan kelembutan seorang pemuda belia berhati emas. Sidekick nya, Bryony juga disulihkan dengan menarik oleh Jensen yang cempreng itu. Sedangkan Laurie, Nighy, Broadbent, Staunton juga menunaikan tugas masing-masing dengan cemerlang.
Entah mengapa saya justru merasa percakapan yang terjadi antar para karakternya terjadi dengan sangat cepat, sehingga menyisakan sedikit waktu bagi penonton untuk mencernanya. Mudah-mudahan bukan hanya saya yang merasakannya. Dari segi konten, humor-humor yang tercipta mungkin tidak sepenuhnya dapat dimengerti oleh anak-anak karena lebih ditujukan bagi pemikiran orang dewasa. Tidak menjadi masalah selama anak-anak masih dapat menikmati animasinya yang mudah dicerna itu.
Kinerja Smith menghadirkan sebuah visualisasi modern yang tetap berkesan tradisional. Tidak ada yang benar-benar baru disini meskipun masih mampu memanjakan mata. Elemen 3D nya memang tidak sampai membuat obyek-obyek seakan bermunculan di hadapan anda tetapi sudah cukup memberikan “kedalaman” gambar yang dibutuhkan. Scoring music yang dikerjakan oleh Harry Gregson-Williams ini terasa hangat membahana dalam menghidupkan nuansa Natal yang dibutuhkan, terlebih penggubahan ulang beberapa tembang ternama tanpa menghilangkan banyak unsur aslinya.
Di luar dugaan, terlepas dari beberapa mixed concepts yang mengingatkan kita akan film-film semacam The Polar Express, Elf dsb, Arthur Christmas masih mampu menerjemahkan sebuah kisah klasik yang teramat menyenangkan dari segi semangat, usaha serta imajinasi humanis yang akan terus menghidupkan api keajaiban Natal dimanapun jua. Last but not least, tidak seorangpun pantas ditinggalkan begitu saja atas alasan apapun juga. Arthur memastikan hal tersebut, terlepas dari faktor bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata.
Durasi:
97 menit
U.S. Box Office:
$12,700,000 in opening week end of Nov 2011
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar