XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Sabtu, 19 Juni 2010

TOY STORY 3 : Petualangan Penutup Kumpulan Mainan Andy

Quotes:
Andy's Mom-[speaking to someone else] Andy's going to college. Can you believe it?
Andy-Mom, I'm not leaving 'til Friday.
Andy's Mom-What are you going to do with these old toys?

Storyline:
Tahun demi tahun berlalu, Andy sudah berusia 17 tahun dan sebentar lagi masuk perguruan tinggi. Lantas bagaimana nasib mainannya yang selama bertahun-tahun sudah terabaikan? Woddy, Buzz dkk hanya pasrah menunggu nasib, apakah akan ditaruh di gudang, disumbangkan atau bahkan dibuang di tempat sampah. Andy pun memilih Woody untuk dibawa serta ke kampus nan jauh dari rumahnya. Sedangkan yang lainnya ia masukkan dalam kantong sampah untuk disimpan di loteng. Sayangnya insiden terjadi, saat kantong sampah tersebut nyaris terangkut truk sampah untuk dihancurkan! Beruntung tepat pada waktunya mereka menyelamatkan diri dan memilih masuk kotak untuk disumbangkan ke Sunnyside, tempat penampungan anak-anak dari berbagai kelompok umur. Lantas apakah pilihan tersebut tepat? Rintangan apa yang menghadang mereka untuk menentukan pilihan nasib mereka sendiri?

Nice-to-know:
Meskipun Disney dan Pixar sudah berpisah pada tahun 2004-2005, ide untuk meneruskan sekuel Toy Story membuat mereka kembali bekerjasama di tahun 2009 dan sepakat menunda proyek yang sedang mereka kerjakan masing-masing demi berkonsentrasi pada film ini.

Voice:
Tom Hanks sebagai Woody
Tim Allen sebagai Buzz Lightyear
Joan Cusack sebagai Jessie
Ned Beatty sebagai Lotso
Don Rickles sebagai Mr. Potato Head
Michael Keaton sebagai Ken
Wallace Shawn sebagai Rex
John Ratzenberger sebagai Hamm
Estelle Harris sebagai Mrs. Potato Head
John Morris sebagai Andy
Jodi Benson sebagai Barbie
Emily Hahn sebagai Bonnie
Laurie Metcalf sebagai Andy's Mom
Blake Clark sebagai Slinky Dog

Director:
Setelah menjadi asisten sutradara bagi Toy Story 2, Monsters, Inc. dan Finding Nemo, Lee Unkrich dipercaya untuk "naik tahta" dalam penutup trilogi Toy Story ini.

Comment:
Masih terbayang dalam ingatan saat masih berusia belasan tahun, saya disuguhkan pionernya animasi kreatif Toy Story 1-2 yang berkualitas baik. Lantas 10 tahun setelah sekuel terakhirnya, begitu banyak perubahan yang terjadi di dunia animasi. Bagaimana Toy Story 3 menjawab tantangan tersebut? Pertama, franchise film ini terkenal dari plot ceritanya yang sangat dekat dengan kehidupan anak-anak di dunia nyata. Dan hal tersebut dipertahankan disini dengan timeline yang juga real, Andy meninggalkan masa kanak-kanaknya dan beranjak remaja. Tentunya perubahan nasib juga dialami para mainannya. Kedua, semua tokoh yang demikian beragam bentuk dan sifatnya dapat dibagi sama rata dan konsisten. Dan dengan tambahan tokoh-tokoh baru yang tidak kalah menarik disini, karakterisasinya menjadi berkembang maksimal. Ketiga, gambar animasi yang ditawarkan sangat eye-catchy dengan konsep dua dimensi yang sederhana. Dan disini transisi ke konsep 3D merupakan nilai plus tersendiri meskipun tidak terlalu dominan. Sudah cukupkah ketiga elemen dasar animasi yang baik tersebut melebur dalam Toy Story 3? Nyatanya belum. Di luar dugaan, storyline melebar dengan memperlihatkan situasi dan kondisi Sunnyside yang bisa dikatakan rumah sekaligus penjaranya mainan-mainan terbuang. Bagaimana persahabatan sejati dapat menanggulangi semua hambatan yang ada untuk tetap menjaga persatuan diuji dengan berat disini. Kesempurnaan intonasi Hanks dan Allen dalam menyuarakan Woody dan Buzz juga memuncak disini sehingga leading character keduanya terasa istimewa dalam memimpin rekan-rekan lainnya. Humor cerdas yang disisipkan di sana-sini sama sekali tidak mengganggu, bahkan memperkuat jalinan aksi petualangan yang intensif. Kreatifitas yang dirancang Unkrich membuatnya layak disebut maestro film yang dulunya dibesarkan John Lasseter ini. Endingnya ditutup dengan luar biasa brilian sehingga penonton tidak merasakan durasinya berakhir samasekali. Ada dua momen menjelang epilog yang akan meluluh-lantakkan emosi anda. Satu mengenai teori "holding on together" dan kedua tentang "farewell" yang seringkali tidak terelakkan atas alasan apapun jua. Tonton sendiri untuk mengetahuinya secara detail dan jangan gengsi untuk menyeka mata anda yang basah, sebab audiens juga akan melakukan hal yang sama! Inilah animasi perfecto timeless yang tidak akan terlepas dari ingatan dalam waktu yang teramat sangat panjang tidak peduli berapapun usia anda, anak-anak maupun orang dewasa. Penutup megah dari suatu trilogi animasi yang tidak akan tergantikan oleh apapun sampai kapanpun juga. Bisa dipastikan memenangkan Best Animated Movie pada ajang Academy Awards 2011. Percaya?

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$41,000,000 in opening week mid Jun 2010.

Overall:
8.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar: