Minggu, 29 Maret 2009

COMING SOON : Kutukan Film Arwah Penasaran Menjadi Nyata

Tagline:
"The horror movie that you just saw is about to happen to you in real life!"

Cerita:
Sembuh dari kecanduan obat bius, Shane berusaha berbaikan kembali dengan mantan kekasihnya, Som. Sayangnya karena desakan ekonomi, Shane menyanggupi permintaan supervisornya, Yod untuk membajak sebuah film horor yang belum beredar di bioskop untuk kemudian dijual dengan harga tinggi. Film berjudul Revengeful Spirit itu ternyata bukan film biasa. Kisah tentang seorang wanita gila yang menculik anak-anak desa untuk kemudian disiksa dan dicongkel matanya seakan nyata! Misteri hilangnya Yod dan dihantui penampakan serupa wanita gila bernama Chaba itu membuat Shane harus berpacu dengan waktu memecahkan segala misteri yang melingkupi pembuatan film itu. Sebelum semuanya terlambat dan segalanya dalam film bisa menjadi kenyataan..

Gambar:
Selayaknya horor khas Thailand dengan andalan suasana yang mencekam dengan visualisasi hantu yang tidak biasa membuat beberapa adegan membangkitkan bulu kuduk.

Act:
Chantawit Thanasewee sebagai Chain dibaca Shane memperlihatkan penjiwaan yang natural dari seorang mantan pecandu obat bius untuk kemudian berusaha memperbaiki hidupnya meski terjebak dalam cara yang salah yang membuatnya terjerumus dalam masalah spiritual.
Worrakarn "Punch" Rotjanawatchra sebagai si cantik Som, gadis penjaga bioskop yang masih menyimpan cinta dengan mantan kekasihnya tapi ragu memutuskan untuk kembali atau tidak.

Sutradara:
Sophon Sakdaphisit yang pernah menulis skrip Shutter dan Alone kali ini bertindak langsung sebagai sutradara. Hasilnya cukup memuaskan karena bakatnya menulis ternyata menular pada caranya memvisualkan tulisan. Boleh ditunggu karya berikutnya.

Komentar:
Adegan apa yang paling menakutkan dalam film horor? Saat hantu muncul tidak terduga? Ketika karakter utama tidak melihat hantu di belakangnya?Pada akhirnya tokoh utama adalah hantu? Bukan itu yang akan merasuki anda saat pulang menonton film ini tetapi perasaan dejavu yang terus muncul begitu anda meninggalkan bangku bioskop. Apakah ada seseorang/sesuatu yang akan menyergap anda secara tiba-tiba. Ya, Coming Soon memang dirancang untuk menyerang rasa psikologis anda tentunya dengan bantuan visual hantu yang sangat menyeramkan. Ceritanya yang unik berlatar belakang kisah nyata membuat anda terus menduga-duga dari awal sampai akhir. Salah satu horor Thailand terbaik setelah 4BIA! Patut disaksikan sebelum ada remake Hollywood nya di kemudian hari.

Durasi:
80 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 28 Maret 2009

DRAGONBALL EVOLUTION : Petualangan Mencari 7 Bola Naga Kuasai Dunia

Quotes:
Goku-I'm not ready for this.
Master Roshi-You are the only one who can do it.

Cerita:
Saat mendekati gadis impiannya Chi-Chi di sebuah pesta tepat di hari ulang tahunnya, Goku terpanggil pulang secara naluri untuk kemudian menemukan kakek angkatnya Gohan meregang nyawa. Pesan terakhir untuk mencari Master Roshi pun dijalani Goku selain menemukan sisa 6 buah bola naga ajaib di seluruh dunia di samping satu yang sudah diwarisinya. Goku bersama Bulma dan Master Roshi harus berpacu sebelum raja iblis Piccolo menguasai ketujuh bola naga tersebut untuk menguasai dunia.

Gambar:
Sebagian besar syuting dilakukan pada bekas pabrik jeans di Durango, Mexico dimana layar biru dan hijau mendominasi gambar-gambar film yang berkonsep futuristik dengan nuansa Oriental dan Aztec.

Act:
Sempat muncul dalam peran kecil di Josie & The Pussycats (2001), Justin Chatwin kebagian peran besar pertamanya sebagai Goku. Aktor kelahiran Kanada ini dirasa tidak perlu mengubah warna rambut aslinya yang berwarna keemasan untuk menyamai karakter asli dari komik tersebut.
Aktris bersuara emas yang memulai akting dari serial teve ternama Law And Order, Emmy Rossum merupakan pemain yang paling dikenal dari jajaran cast. Pendalamannya dibantu dengan make up dan kostum membuat karakter Bulma menjadi menarik.
Sebelum ini mendukung film The Children Of Huang Shi (2008), Chow Yun Fat merupakan aktor terakhir yang dihubungi James Wong untuk peran Master Roshi yang ternyata langsung diterimanya.
Aktor Amerika yang sempat bermain dalam P.S. I Love You (2007), James Marsters kebagian peran raja iblis Piccolo yang bermuka hijau terang.

Sutradara:
Baru menyutradarai tiga film sejauh ini dengan Final Destination seri 1 dan 3 yang mungkin paling dikenal tidak membuat James Wong kecil hati untuk maju menduduki kursi sutradara salah satu anime terbaik yang pernah ada ini. Meskipun banyak kecaman diterima, rasanya James sudah melakukan yang terbaik darinya. Bagaimana menurut anda?

Komentar:
Sebenarnya cukup potensial untuk menjadi hit, apalagi didukung dengan bujet yang konon mencapai 100 juta dollar! Tapi entah kenapa serba terkesan tanggung dan terlalu ringan untuk bisa memuaskan semua pihak terutama penggemar animenya yang bisa jadi menganggap film ini sebagai penghinaan besar. Ketakutan saya saat melihat trailernya yang kurang menggigit menjadi kenyataan saat menyaksikan filmnya (lebih karena rasa penasaran akan seperti apa adaptasinya) dimana sempat tertidur! Apakah memang sulit untuk mentranslasikan komik/anime ke dunia nyata? Yah terlepas dari itu semua, sebetulnya film ini tidaklah buruk melainkan teramat sangat standar.

Durasi:
80 menit

U.S. Box Office:
Belum diketahui karena mengalami penundaan rilis sebanyak 3 kali!

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 27 Maret 2009

SOUL'S CODE : Arwah Penasaran Memecahkan Kasus Pembunuhan

Tagline:
Mysterious fact reveals the haunting horror case..

Cerita:
Tubuh seorang gadis remaja terbunuh ditemukan tanpa busana dengan tanda-tanda aneh pada keningnya pertanda arwahnya dihalangi untuk membalas dendam. Detektif Khan dari DSI ditugaskan melakukan investigasi dibantu beberapa rekan-rekannya. Mayat tersebut dibawa ke Dr. Nicha bagian CIFS Bangkok untuk menemukan petunjuk lebih lanjut sekaligus identitas sesungguhnya. Sementara itu mantan idola remaja, C terlibat dalam kasus ini saat ia berusaha mencari mantan kekasihnya yang hilang. Beberapa kejadian supernatural pun mencoba mengungkapkan fakta dibalik itu semua.

Gambar:
Beberapa gambar kekerasan hasil penyiksaan ditampilkan cukup eksplisit sehingga terasa memilukan. Kontras dengan pencahayaan gelap sepanjang film.

Act:
Premsini Rathanasopa
Nuttakorn Taewakul
Patiwat Ruengsri
Napat Bhunjongjit-pisan
Saengthong Gate-uthong


Sutradara:
Atsajun Sattakovit

Komentar:
Kasus pembunuhan berantai yang dirangkai dengan kejadian supernatural mungkin bukan hal baru terutama pada perfilman Asia. Kelebihan Soul's Code adalah berhasil melakukannya dengan gaya film tahun 90an yang kental adegan flashback dengan sangat hati-hati dan cukup konsisten. Kekurangannya, arah cerita relatif mudah ditebak karena seringkali kita menyaksikan plot serupa sebelumnya, belum lagi alur lambat yang bisa jadi membosankan. Overall, ini memang bukan tipikal horor Thailand yang dinamis dengan twist mengejutkan, tetapi tetap sebuah alternatif tontonan yang lumayan di waktu senggang.

Durasi:
100 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 26 Maret 2009

SUKA MA SUKA : "Berpura-pura" Demi Mendekati Gadis Impian

Cerita:
Dua playboy ganteng, Wisnu dan Rezky masing-masing bekerja sebagai fotografer dan reporter teve. Karena sering terlambat ke kantor, Rezky berniat pindah kos. Pada saat itulah ia bertemu Wisnu dan bukan kebetulan mereka berada dalam satu taksi yang sama dengan tempat tujuan yang sama yaitu rumah tante Ria! Putus asa karena tidak diperbolehkan menyewa, mereka mencoba berpura-pura sebagai pasangan gay dan berhasil meyakinkan tante Ria dan keponakannya yang manis bernama Bella. Bersaing mendapatkan perhatian Bella, Wisnu dan Rezky melakukan hal-hal konyol termasuk membohongi bos baru Bella, Ryan sekaligus menghasut anaknya Dimas.Akankah pada akhirnya Bella mengetahui perbuatan kedua cowok itu di belakangnya?

Gambar:
Tidak selayaknya film keluaran MD Pictures, gambar-gambar di film SMS ini tidak terlalu memanjakan mata kecuali tentu saja warna kostum pemain-pemainnya yang mencolok.

Act:
Teuku Wisnu sebagai Nunu masih belum terlepas dari apa yang sudah dipertunjukkannya dalam layar kaca. Penampilan perdananya di layar lebar cenderung tidak lepas.
Rezky Aditya sebagai Kiky cukup menjanjikan karena berhasil menampilkan citra playboy yang fun sekaligus kocak dalam keberpura-puraannya.
Walau cukup lama absen bermain film, Laudya Cynthia Bella sebagai Bella terlihat cukup natural dan tidak berlebihan.
Sarah Sechan sebagai Tante Ria yang genit seperti biasa berhasil mencuri perhatian walau scenenya tidak banyak.
Choky Sitohang sebagai Ryan dalam debutnya pula. Sepertinya gaya presenter yang percaya diri masih terbawa dalam film ini.

Sutradara:
Karya perdana Encep Masduki di kancah perfilman nasional. Tidak terlalu baik walau tidak bisa dibilang buruk juga. Casting yang melibatkan sebagian pemain Cinta Fitri menjadi nilai tambah karena mereka sudah cukup dikenal luas. Eksekusi cerita yang dilakukannya cukup detail walau secara keseluruhan diragukan originalitasnya.

Komentar:
Sepertinya baru minggu lalu menyaksikan tema serupa dalam Pijat Atas Tekan Bawah. Sejak menit awal saya sudah tahu dan langsung kehilangan minat untuk menyaksikannya sampai habis. Rasanya perlu diklarifikasi skenario mana yang selesai tulis terlebih dahulu? Konon keduanya merupakan jiplakan dari film India, Dostana. Jika memang benar tentu hal ini akan sangat memalukan karena sedemikian miskin idenya sampai melakukan hal seperti itu. Terlepas dari itu semua, saya merasa SMS yang beraliran drama komedi sedikit lebih baik dari PATB yang komedi slapstik dari semua segi. Bagaimana pendapat anda?

Durasi:
85 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 25 Maret 2009

100 FEET : Berjuang Menghadapi Hantu Mantan Suami Pendendam

Tagline:
Her Husband’s Dead, Ane He’s Taking the News Badly..

Cerita:
Dibebaskan bersyarat dari hukuman penjara setelah membunuh suaminya atas dasar bela diri, Marnie Watson kembali ke TKP setelah bertahun-tahun yaitu rumah yang ditinggalkannya. Membereskan barang-barang sekaligus menyingkirkan kenangan buruk masa lalu, Marnie mendapati arwah suaminya tidak pernah pergi dari rumah itu dan bermaksud menuntut balas. Sayangnya tidak seorangpun percaya pada perkataannya termasuk mantan rekan kerja suaminya di kepolisian, Shanks. Dengan gelang pengaman di kakinya, Marnie harus berjuang sendirian melepaskan diri dari terror selama tidak berjarak radius 100 kaki dari rumah tersebut.

Gambar:
Setting full di sebuah rumah sakit yang dikosongkan dan seakan terbengkalai.

Act:
Merambah akting sejak film Fathers & Sons (1992), Famke Janssen memperlihatkan penjiwaan yang menarik sebagai Marnie Watson, istri yang berjuang untuk tetap hidup sepeninggal suaminya yang penyiksa.
Bobby Cannavale sebagai Shanks selama ini lebih banyak terlibat dalam peran kecil di serial-serial teve ternama seperti Law & Order, Will & Grace dll.
Michael Pare sebagai hantu pendendam Mike Watson sebetulnya hanya tampil sebagai grafis dalam film ini.
John Fallon sebagai Jimmy pernah mendukung Saw II (2005).


Sutradara:
Eric Reid kembali dalam film layar lebar pertamanya setelah terakhir kali membesut Bad Moon (1996). Gaya penyutradaraan yang bergerak cepat dengan memanfaatkan setting rumah yang terbatas tapi tetap menjaga intensitas cerita. Nice job!

Komentar:
Kisahnya sederhana dengan plot yang tergolong biasa tapi disajikan dengan pintar sehingga mengasyikan untuk ditonton bersama bir dan popcorn di bangku bioskop yang nyaman. Konsep hantu suami yang grafisnya masih terlihat wajar disertai dengan sosok istri yang mampu mengambil keputusan cermat saat menghadapi gangguan supernatural merupakan kelebihan film ini dibandingkan film sejenis yang biasanya cenderung bodoh dan stereotype. Sayangnya pihak kreator tidak cukup percaya diri untuk merilis film ini di layar lebar.

Durasi:
100 menit

Korea Box Office:
$481,671 till Aug 2008

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Selasa, 24 Maret 2009

FEEL THE NOISE : Penemuan Jati Diri Musik Puerto Rico

Tagline:
Dream out loud.


Storyline:
Demi menghindari konflik di New York, rapper Harlem bernama Rob Vega dikirim ibunya ke tempat ayahnya, Roberto di Puerto Rico. Disana Rob bertemu dengan ibu tirinya, Marivi dan saudara tirinya, Javi yang sangat mencintai Reggaeton, gabungan hip-hop, reggae dan irama Latin. Rob dan Javi pun sepakat berkolaborasi untuk menciptakan aliran musik jenis baru dimana mereka dibantu oleh Jeffrey, produser kenamaan yang juga menaruh perhatian pada C.C. penari sensual yang menyukai Rob sejak pertama kali bertemu. Akankah perjalanan nasib semuanya akan berpuncak di Puerto Rican Day Parade bagi anak-anak muda bersemangat tersebut?

Nice-to-know:
Sempat beredar pula dengan judul lain Reggaeton.

Cast:
Omarion Grandberry sebagai Rob Vega
Zulay Henao sebagai C.C.
Victor Rasuk sebagai Javi
Giancarlo Esposito sebagai Roberto
Rosa Arredondo sebagai Marivi
James McCaffrey sebagai Jeffrey Skylar

Director:
Merupakan feature film kedua bagi Alejandro Chomski setelah Today and Tomorrow (2003).

Comment:
Saya tidak malu mengakui diri sebagai penggemar dance flick apapun jenisnya terlepas dari sedikitnya referensi judul yang dipunyai sejauh ini. Sebut saja Step Up, Stomp The Yard, Dirty Dancing 2 dsb. Atas fakta tersebut, saya memutuskan untuk menonton film yang beredar di Indonesia pada medio Maret 2009 ini apalagi bernuansakan Amerika Latin yang biasanya menumbuhkan sensualitas dan eksotisme tersendiri.
Ekspektasi yang cukup tinggi ternyata hancur lebur begitu saja karena dapat dibilang tidak ada skrip samasekali disini. Entah apa yang ada di pikiran sang penulis Albert Leon saat berupaya menciptakan subplot yang bertumpuk-tumpuk tapi tidak benar-benar jelas pangkal dan ujungnya. Pencarian jati diri yang digadang-gadang mampu menjadi klimaks yang ditunggu ternyata tidak terjadi. Semua adegan terasa tanpa nyawa hingga durasi berakhir.
Sutradara Chomski pun tampak tidak memaksimalkan Puerto Rico sebagai setting lokasi yang indah untuk membangkitkan chemistry di antara karakter-karakternya. Omarion, Zulay, Victor dkk tidak bisa dipersalahkan begitu saja jika tidak menampilkan emosi yang diharapkan. Bahkan tokoh-tokoh macam Rob, C.C., Javi, Roberto, Marivi, Jeffrey pun begitu satu dimensi dalam membawakan dialog-dialog klise yang seakan tidak membawa pengaruh apa-apa.
Acting dan dancing disertai musik pembangkit semangat tidak akan anda temukan disini. Feel The Noise hanya mengandalkan satu hit saja yang diputar berulang-ulang. Itupun tidak ingin anda dengarkan kembali setelah film berakhir. Jika anda masih bersikeras ingin menontonnya, silakan nikmati pengalaman berhalusinasi yang tidak jelas juntrungannya. Syukur-syukur sebelum mencapai credit title, anda sudah tertidur pulas dibuatnya.

Durasi:
85 menit

U.S. Box Office:
$5,701,408 till Oct 2007

Overall:
6 out of 10

Movie-meter:

Senin, 23 Maret 2009

FLOCK : Berkolaborasi Mengejar Pelaku Kekerasan Seksual

Tagline:
Evil has many faces. He has seen them all.

Cerita:
Erroll Babbage telah menghabiskan hampir seluruh karirnya untuk melacak pelaku pelecehan seksual dan metodenya yang tidak lazim hampir sama brutalnya dengan kriminal yang dia monitor. Saat dia menghubungkan salah satu orang yang bebas bersyarat dengan menghilangnya salah satu gadis setempat, dia dan rekan barunya Allison Lowry harus mendatangi S&M bawah tanah untuk menemukannya sebelum terlambat. Bisakah permainan kucing tikus tersebut diakhiri dengan baik?

Gambar:
Lokasi syuting dilakukan di Albuquerque dan Bernalillo, New Mexico yang terasa pas menggambarkan suasana sepi dan gersang kota tempat penyidikan.

Cast:
Terakhir tampil lewat peran tokoh nyata Clifford Irving dalam The Hoax (2006), Richard Gere disini terlihat temperamen memainkan karakter detektif Erroll Babbage.
Sebelum tampil memikat dalam Stardust (2007), Claire Danes terlebih dahulu didapuk sebagai Allison Lowry, detektif forensik yang baru ditugaskan di kota kecil mendampingi seniornya.

Sutradara:
Andrew Lau Wai Keung mungkin baru dikenal sebatas Asia lewat karyanya trilogi Infernal Affairs (2002-2003) yang legendaris itu. Inilah film internasional pertamanya yang langsung memasang dua bintang Hollywood yang cukup ternama.

Comment:
Thriller yang mengangkat tema sulit yaitu kekerasan seksual yang dikaitkan dengan investigasi cenderung berat dan sukar diterima di pasaran, selayaknya yang pernah dilakukan Nicolas Cage dalam 8 MM. Terlepas dari fakta tersebut, Flock bisa dikatakan film gelap yang cukup baik karena menampilkan sesuatu yang jauh di atas permukaan walau belum terlalu maksimal. Gaya investigasi yang dilakukan Lau cukup unik. Namun editingnya kurang mulus disebabkan terlalu banyak adegan kilat dan beku yang biasanya terjadi di serial teve saja. Di sisi cast, Gere memukau dalam mengeluarkan emosi saat memperlakukan setiap tersangka sebagai pelaku kejahatan, tetapi Danes yang biasanya cemerlang kali ini kurang "berisi". Kejutan yang ditampilkan di ending mungkin tidak akan terduga oleh penonton walaupun masih kurang menggetarkan.

Durasi:
95 menit

Box Office:
$5,359,167

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 22 Maret 2009

ROGUE : Perjalanan Wisata Berbuntut Teror Buaya Ganas

Quotes:
Pete McKell: I just saw a man get eaten by a fucking crocodile. This is not what I do, alright. You know what I do? I write stupid articles about hotels, restaurants, and resorts. Not about the Australian Outback. And by the way, I fucking hate animals, especially ones that can kill you!
[pause]
Pete McKell: [muttering to himself] Speaking of which, I'm going to kill my fucking editor when I get home.

Cerita:
Seorang penulis kolom wisata Amerika, Pete bertugas melaporkan perkembangan industri pariwisata di bagian Utara Australia. Saat berlayar dengan perahu, ia bertemu dengan beberapa turis dengan karakter yang berbeda-beda termasuk pemandu lokal, Kate yang cantik. Sayangnya tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi diserang hingga terbalik dan menyebabkan kekacauan intern grup tersebut. Terdampar di sebuah pulau kecil, mereka segera menyadari sedang diintai seekor buaya ganas yang besar. Berhasilkah mereka selamat dan keluar hidup-hidup dari tragedi tersebut?

Gambar:
Dibuka dengan perjalanan wisata bahari seakan-akan kita melakukan safari di pedalaman Australia lengkap dengan semua ekosistemnya.

Act:
Aktor asal Perancis, Michael Vartan pertama kali dikenal luas setelah mendampingi Drew Barrymore dalam Never Been Kissed (1999). Kali ini sebagai penulis travel guide, Pete McKell, dia memperlihatkan impersonasi yang baik mulai dari pengetahuan sampai kecekatannya menjelajah alam.
Aktris Australia yang sebelum ini tampil dalam Feast Of Love, Radha Mitchell sebetulnya sering bermain dalam film Hollywood walau bukan sorotan utama. Dalam Rogue, Mitchell berperan sebagai pemandu lokal, Kate Ryan yang pintar walau tidak siap menghadapi situasi yang di luar kendalinya.
Didukung pula oleh aktor Bootmen (2000), Sam Worthington sebagai Neil Kelly.

Sutradara:
Greg McLean baru dikenal lewat Wolf Creek (2005) yang sadis itu. Dalam Rogue, McLean mengetengahkan sosok predator dalam wujud buaya air asin yang mampu menyusun strategi dalam memburu mangsanya. Eksplorasinya dalam film ini boleh mendapat acungan jempol karena mampu menjaga ketegangan dan intensitas cerita.

Komentar:
Set yang digunakan dalam film ini konon dibuat langsung oleh departemen art mulai dari pepohonan, pulau buatan di Northern Territory. Konstruksi buaya pun dibuat di sebuah gudang di Maidstone, Melbourne. Hasil akhirnya? Cukup meyakinkan di samping beberapa scene malam yang benar-benar gelap dan terkesan menyembunyikan special efek yang digunakan. Secara keseluruhan, Rogue tergolong lumayan, akting yang tidak buruk, suasana mencekam dari beberapa kematian akibat serangan buaya. Meskipun ending dapat ditebak dikarenakan keputusan bodoh yang dibuat karakternya, Rogue tetap dapat membuat anda melompat dari bangku penonton. Yah tidak ada salahnya menyaksikan flick ini, cukup memuaskan.

Durasi:
80 menit

U.S. Box-Office:
$10,452 till May 08 only in 10 screens

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 21 Maret 2009

KUNTILANAK KAMAR MAYAT : Mengusut Hilangnya Suster Dan Kisah Dibalik Itu

Cerita:
Seringkali bermimpi kakaknya Miranda yang bekerja sebagai perawat rumah sakit, Andini bersama kekasihnya Robby dan sahabatnya Mocil berusaha mencari tahu fakta di balik menghilangnya Miranda. Satu persatu hal mulai terungkap saat Andini mendatangi rumah sakit tempat Miranda berkarya. Disana mereka bertemu sepasang kekasih dokter muda Indra dan perawat Sarah yang berusaha menjelaskan informasi tentang Miranda. Sepulangnya dari rumah sakit, ketiga mahasiswa/i itu seringkali diganggu penampakan kuntilanak. Apa yang sesungguhnya terjadi di kamar mayat tersebut? Benarkah Miranda sudah meninggal?

Gambar:
Terlepas dari setting yang itu-itu saja dalam film-film Nayato, gambar yang ditampilkan cukup baik dengan pencahayaan yang temaram.

Act:
Sebagai perawat Sarah, Julia Perez masih memperlihatkan stereotipe peran yang dilakoninya, gadis seksi yang menyimpan misteri atau rahasia. Meski tergolong "aman", Jupe belum mampu keluar dari apa yang sudah diperlihatkannya selama ini.
Mandala A. Shoji yang pernah bermain dalam Enam kali ini berperan sebagai dokter muda Indra yang hatinya bercabang dikarenakan tidak mampu konsisten dalam menentukan pilihan.
Rizky Mocil sukses berperan sebagai dirinya sendiri di film ini sebagai Mocil yang polos sekaligus kocak. Cukup menyegarkan suasana!
Didukung pula oleh Uwi Jasmine dan Imelda Lubis sebagai kakak beradik Miranda dan Andini.

Sutradara:
Sesuai janji sutradara bernama banyak ini jika menggunakan nama Nayato maka artinya karya dibuat dengan serius. Terbukti ia bekerja cukup memenuhi "standar" di film ini dalam arti tidak jelek walau belum bisa dibilang bagus juga. Satu yang cukup mengganggu, bias antara kenyataan dan alam mimpi yang dialami tokoh utama masih diumbar olehnya di beberapa scene.

Komentar:
Cukup klise dimana cinta segitiga berlatar belakang tragedi dan berakhir dengan balas dendam. Apa lagi yang baru yang ditawarkan film ini selain mengumbar keseksian Jupe dan ketampanan Mandala Shoji yang cukup diekspos. Secara keseluruhan jika dibandingkan beberapa karya terakhir Nayato, KKM boleh dibilang lumayan karena menggunakan plot dan alur cerita yang cukup rapi dengan penokohan yang tergolong jelas.

Durasi:
80 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 20 Maret 2009

PIJAT ATAS TEKAN BAWAH : Slapstik Disorientasi Seksual Buatan KK

Cerita:
Terapis pijit Garry dan fotografer freelance Barry berniat tinggal di rumah tante Titi yang seksi. Sayangnya ia hanya menerima perempuan kecuali lelaki gay. Maka Garry dan Barry berpura-pura menjadi pasangan gay terlebih setelah mereka berkenalan dengani keponakan tante Titi, Hanny yang cantik menawan. Pekerjaannya sebagai PR oil company tidak membuat Hanny bahagia karena hidupnya terasa hampa sampai ia berkenalan dengan Samuel yang menyenangkan. Hanny tidak menduga kalau Garry dan Barry bisa melakukan apa saja untuk menggagalkan hubungannya. Bagaimana akhir dari kisah ini? Siapa yang akan dipilih Hanny?

Gambar:
Dari awal sampai akhir terlalu banyak editing yang tidak mulus sehingga cukup mengganggu mata.

Act:
Saipul Jamil sebagai Garry
Narji Cagur sebagai Barry
Pelia sebagai Hanny
Kiki Fatmala sebagai Tante Titi
Tata Dado sebagai Pak RT
Wendy Cagur sebagai Samuel
Ruben Onsu sebagai Bos Hanny
Semuanya berakting secara berlebihan, mungkin memang itu yang diinstruksikan sutradara sesuai penokohan masing-masing.

Sutradara:
KK Dheeraj yang juga menulis skenario film ini masing menggunakan formula lama dengan mengumpulkan beberapa pelawak dalam satu film dengan mencoba merasionalkan cerita. Suatu hal yang mudah dilakukan tentunya tanpa bermaksud meningkatkan kualitas film secara keseluruhan.

Komentar:
Penuh dengan adegan slapstik komikal yang biasa ditemui di film-film remaja Hollywood. Hanya saja penerapannya seringkali jatuh menjadi norak karena humor yang ditampilkan cenderung berlebihan. Harus diakui memang ada sedikit peningkatan kualitas film produksi K2K di film ini dari segi kehalusan eksekusi film. Yang menjadi pertanyaan, entah kenapa belakangan ini pola dua pria yang berpura-pura menjadi pasangan gay demi menarik perhatian wanita idaman seringkali diangkat menjadi inti cerita sebuah film tanpa didukung dengan skenario yang menarik. Sedang trend kah? Satu yang pasti, perseteruan Kiki dan Saipul yang terjadi semasa syuting dan sempat marak diberitakan rupanya belum mampu mengangkat popularitas film ini.

Durasi:
85 menit

Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 19 Maret 2009

THE STRANGERS : Teror Misterius Trio Bertopeng

Quotes:
Kristen-[seeing Dollface standing outside] She's watching us.
James Hoyt-She looks like a ghost. Do you want me to go talk to her?
Kristen-They don't want to talk.
James Hoyt-Well they want something. People don't just stand out there, staring at us like that. They want something.

Cerita:
Sepasang muda-mudi yang berencana meleburkan diri dalam pernikahan, Kristen dan James memutuskan bermalam di rumah peristirahatan keluarga James yang tidak pernah diinjaknya selama bertahun-tahun. Lelah akibat aktivitas seharian dan beberapa masalah di antara hubungan mereka membuat keduanya galau. Di saat bersamaan, datang ketiga orang misterius bertopeng boneka yang mempunyai maksud tertentu. Kedua insan tersebut harus bertahan dan melakukan segala cara untuk lolos dari ancaman yang mungkin tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Gambar:
Terjadi hanya dalam semalam sampai dini hari di sebuah rumah di sebuah kompleks peradaban yang agak terpencil.

Act:
Keputusan apa yang diambil Liv Tyler saat memerankan Kristen McKay dalam film ini. Tidak banyak dialog, hanya ekspresi dan tatapan matanya yang berbicara tapi tidak cukup memberikan dampak apapun.
Aktor yang mulai dikenal sejak film musikal drama Duets (2000), Scott Speedman sebagai James Hoyt tidak melakukan banyak eksplorasi dalam perannya ini karena skrip tidak memungkinkan hal tersebut.

Sutradara:
Bryan Bertino yang pernah menjadi aktor era tahun 2000an kali ini berkesempatan menyutradarai karya pertamanya. Sayang sekali tampaknya bukan keputusan yang tepat karena The Strangers terasa "kurang" di segala aspek.

Komentar:
Jarang sekali saya menilai film barat di angka terbawah terutama yang bergenre thriller/horror. Apa masal? Film ini tampaknya tidak memiliki logika dalam bercerita. Semua dibiarkan terbuka tanpa kesimpulan berarti. Karakter protagonis yang bertindak seakan tanpa memiliki daya pikir dan antagonis yang entah memiliki motif apa untuk melakukan kekejaman itu. Hm, walau diangkat dari kisah nyata, tidak seharusnya eksekusi akhir menjadi seperti ini. Sayang sekali!

Durasi:
80 menit

U.S. Box-Office:
$52,534,295 till July 2008

Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 18 Maret 2009

WHISPER : Teror Bisikan Maut Bocah Setan

Quotes:
David Sandborn-No, no, no! I'm just getting started here. Poor Roxanne. She thought I was an angel. You can't kill an angel!

Cerita:
Mantan penjahat, Max menculik seorang bocah 8 tahun bernama David Sandborn demi mendapatkan sejumlah uang tebusan. Penyekapan yang dilakukan di sebuah kabin sepi bersama kekasihnya Roxanne dan kedua temannya, Sydney dan Vince ternyata malah membawa mimpi buruk yang bisa jadi mengancam nyawa mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan David bukanlah anak biasa melainkan iblis yang mampu mengendalikan pikiran dari bisikan-bisikan mautnya. Bagaimana nasib akhir dari aksi komplotan tersebut?

Gambar:
Sinematografinya cukup konsisten menghadirkan gambar-gambar dengan nuansa dingin sepi mencekam yang berlokasi syuting di Vancouver, Kanada.

Act:
Pernah mendukung Cheaper By The Dozen 2 (2005), Blake Woodruff kembali sebagai bocah setan yang bersorot mata dingin, David Sandborn.
Dari serial Prison Break, Sarah Wayne Callies sebagai Roxanne.
Dari serial Lost, Josh Holloway sebagai Max Truemont.
Turut dimeriahkan oleh Joel Edgerton sebagai Vince Delayo dan Michael Rooker sebagai Sydney Braverman.


Sutradara:
Menapaki debutnya 10 tahun lalu dalam Beyond Suspicion, Stewart Hendler kali ini bermain dalam genre horor thriller dengan sentralisasi karakter pada bocah laki-laki berusia 12 tahun.

Komentar:
Premis film ini terlihat menjanjikan dengan idenya. Namun setelah berkembang, rasanya plot cerita sangat mudah ditebak bahkan cenderung menjemukan tentang anak iblis yang menebar teror. Rasanya sudah berulang kali difilmkan dengan hasil yang kurang lebih sama. Akting para pemainnya bisa dibilang tergolong lumayan walau dialog di antara mereka sama sekali tidak membantu. Satu-satunya yang menolong adalah sinematografi yang konsisten dengan nuansa dingin sepi mencekam serta ending yang cukup memihak suara hati penonton. Banyak yang mengatakan ini adalah versi modern dari horor klasik The Omen, lengkap dengan kemunculan anjing hutannya. Menurut anda?

Durasi:
90 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

THE HOUSE : Teror Rumah Menghadapi Ketakutan Sendiri

Tagline:
The only way out.. Is in!

Cerita:
Di pedalaman Alabama, dua pasang kekasih harus berjuang untuk bertahan hidup dari kejaran seorang maniak yang berniat membunuh mereka. Berlari masuk ke dalam hutan, mereka menemukan sebuah rumah kuno dimana kemudian mereka menyadari bahwa maniak tersebut justru menggiring mereka kesana. Hal-hal mengerikan mulai menghantui mereka satu persatu terutama ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Mereka mungkin bisa selamat setelah membunuh salah satu dari mereka sendiri dalam waktu kurang dari 12 jam sebelum subuh..

Gambar:
Walaupun mendapat rating R, adegan-adegan di film ini justru tanpa kekerasan, tanpa darah sama sekali.

Act:
Michael Madsen sebagai Tin Man
Reynaldo Rosales sebagai Jack Singleton
Heidi Dippold sebagai Stephanie Singleton
Julie Ann Emery sebagai Leslie Taylor
J.P. Davis sebagai Randy Messarue
Tidak ada yang outstanding, bad cast walau lebih dikarenakan bad character. Eek!

Sutradara:
8 film yang dihasilkan Robby Henson sejak tahun 1991 tapi tidak ada yang menonjol cukup menjadi gambaran kinerjanya. Seperti halnya tergambar di film ini, semuanya serba salah dan tidak menyenangkan sama sekali.

Komentar:
Tidak ada yang mengesankan dalam film ini. Tokohnya tidak mampu mengangkat secara plot beserta cerita itu sendiri sudah buruk dan tidak saling mendukung. Semua elemen seperti tercampur baur dalam skala berlebihan dari beberapa film horor/thiller dan mudah ditebak serta membosankan. Lebih baik tidak menontonnya agar anda tidak berhalusinasi setelahnya karena menyaksikan sesuatu yang luar biasa jelek dan tidak terkontrol dari awal sampai akhir!

Durasi:
95 menit

U.S. Box-Office:
$574,940 till Dec 2008
Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 15 Maret 2009

JERMAL : Terpekur Masa Lalu Bersua Anak Masa Depan

Cerita:
Seorang anak berusia 12 tahun bernama Jaya setelah kehilangan ibunya diantar menemui ayah kandungnya yang ia kira sudah lenyap. Pria berumur 48 tahun itu bernama Johar, bekerja di sebuah jermal yakni tempat penjaringan ikan yang beridiri di atas tonggak-tonggak kayu di tengah lautan. Bukan tanpa alasan, Johar berdiam disana karena ingin lepas dari masa lalunya yang kelam. Sayangnya Jaya yang tidak diakui ayahnya harus bekerja keras menyesuaikan diri dengan lingkungan yang keras sekaligus menghadapi rekan-rekan sebaya yang tidak bersahabat. Bagaimana hubungan ayah dan anak itu selanjutnya?

Gambar:
Hamparan laut kebiruan yang terbentang luas menjadi jualan utama film yang sebagian besar tidak bersetting di darat.

Act:
Didi Petet sebagai Johar wajahnya dipenuhi cambang dan jenggot. Eksplorasi emosinya cukup berhasil sebagai orangtua yang terluka akibat kesalahan masa lalu.
Pendatang baru cilik, Iqbal S. Manurung bermain lepas sebagai Jaya yang cerdas dan bercita-cita tinggi tapi menghadapi situasi kehidupan yang sulit.

Sutradara:
Kolaborasi ketiga orang, Ravi Bharwani, Rayya Makarim dan Utawa Tresno dalam membesut film yang berkelas festival ini boleh jadi kesulitan menyamakan visi dan persepsi secara keseluruhan.

Komentar:
Kesan sunyi nan depresi mewarnai film ini. Mungkin akan sangat membosankan bagi anda yang biasa mencari film hiburan. Namun jika ditelaah lebih dalam, film ini menceritakan perjuangan hidup dan interaksi antar manusia yang kompleks. Menurut saya, ide cerita dan penggarapan sudah baik walaupun sebetulnya sisi personal bisa lebih diperdalam lagi agar konflik batin yang terjadi bisa lebih ditekankan lagi. Kesimpulannya? Jermal cuma akan menambah khasanah film lokal kelas festival yang masih bisa dihitung dengan jari itu.

Durasi:
90 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 14 Maret 2009

CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC : Kala Terjerat Hutang Akibat Gila Belanja

Quotes:
Rebecca Bloomwood-You know that thing when you see someone cute and he smiles and your heart kind of goes like warm butter sliding down hot toast? Well that's what it's like when I see a store. Only it's better.

Cerita:
Hobi berbelanja kadang membuat seseorang terjebak hutang. Itulah yang dialami Rebecca Bloomwood yang bercita-cita bekerja di masalah fesyen Alette ternama tapi akhirnya terdampar sebagai penulis majalah keuangan karena kesalahan pengiriman surat. Bos barunya, Luke yang gila kerja menuntut Rebecca menulis sebuah artikel dunia ekonomi. Tanpa diduga tulisan dadakan Rebecca yang didasarkan pada pengalamannya berbelanja malah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Angkat nama tidak membuat Rebecca senang karena harus selalu menghindari penagih hutang bernama Derek Smeath. Apakah Rebecca mampu mengendalikan nafsu belanjanya? Bagaimana hubungannya dengan sang bos yang semakin mendekat?

Gambar:
Serupa dengan Sex & The City atau The Devil Wears Prada, film ini juga menjual merk sehingga gambar-gambar yang disajikan selayaknya potret mode di tengah setting kota New York yang megah dan sibuk itu.

Act:
Memulai karirnya dari televisi, aktris kelahiran Oman bernama Isla Fisher ini terbilang berhasil memerankan Rebecca Bloomwood yang polos, kocak dan tidak pernah berpikir panjang dalam mengambil keputusan. Sangat menarik melihat bahasa tubuh, mimik wajah sampai cara bicaranya disini. Juara!
Peran bos muda tampan perfeksionis Luke Brandon dimainkan oleh Hugh Dancy yang sebelumnya tampil di Blood & Chocolate (2007).
Dibantu juga oleh duet John Goodman-Joan Cusack sebagai orangtua Rebecca, Leslie Bibb sebagai Alicia, Kristin Scott Thomas sebagai Alette, Krysten Ritter sebagai Suze dll.

Sutradara:
Sukses besar My Best Friend's Wedding (1997) melejitkan nama P.J. Hogan dan terbukti film terbarunya ini masih mengusung konsep yang kurang lebih sama, komedi situasi bergaya ringan dengan sentuhan roman yang tentu saja mudah untuk dijual ke pasar.

Komentar:
Berbelanja mungkin tidak pernah ada kata cukup. Film ini boleh jadi cermin sekaligus tontonan wajib bagi anda penggila shopping terutama kalangan wanita dimana trend fesyen menjadi yang utama. Konstruksi cerita yang mengalir dengan sentuhan komedi yang kocak menjadikan Confessions Of A Shopaholic tidak perlu nilai tinggi untuk sebuah tontonan yang sangat menghibur apalagi di tengah krisis keuangan yang sedang terjadi dewasa ini. Akhir kata, sedikit unik untuk dibayangkan jika boneka manekin di toko bisa berbicara kepada kita :p

Durasi:
105 menit

U.S. Box-Office:
$33,806,050 till early March 2009

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 13 Maret 2009

TEROWONGAN RUMAH SAKIT : Dihantui Ibu Kandung Masa Lalu

Cerita:
Seorang gadis muda, Dinar dikirim kedua orangtuanya ke rumah sakit karena penyakit asma yang memburuk. Rawat inap itu ternyata membawa pengalaman spiritual bagi Dinar karena sejak awal ia kerapkali melihat penampakan wanita menggendong bayi yang berlari-lari di koridor rumah sakit tersebut. Berusaha mengumpulkan fakta dari suster ataupun pengurus rumah sakit, Dinar tidak mendapat keterangan apapun. Ditemani sahabatnya Akila dan kekasihnya Bimo, Dinar berusaha mencari jawaban dari itu semua sebelum orang-orang terdekat yang pernah diimpikannya tewas mengenaskan dengan misterius.

Gambar:
Dominan dengan scene lambat yang sebagian besar bersetting di rumah sakit. Nuansa kosong dan sunyi mampu tertangkap dengan baik.

Act:
Sarah Shafitri sebagai Dinar memperlihatkan emosi yang baik setelah baru saja kita lihat aktingnya sebagai gadis posesif dalam Kambing Jantan.
Rifky Balweel yang sebelumnya bermain dalam The Wall tidak jauh berbeda dengan peran stereotype yaitu pacar yang tidak setia bernama Bimo tapi akhirnya menyadari kekeliruannya untuk kemudian mendampingi kekasihnya melewati semua problema.
Dibantu oleh Ray Sahetapy dan Henidar Amroe sebagai orangtua Dinar.

Sutradara:
Berturut-turut setelah membesut parodi Sumpah "Ini" Pocong, Helfi Ch Kardit yang dikenal luas sejak Hantu Bangku Kosong mencoba kembali genre drama horor. Sayangnya tema yang disampaikan kali ini kurang kuat sehingga sulit dieksplorasi lebih dalam lagi.

Komentar:
Sangat datar! Begitu kesan yang saya tangkap saat menyaksikan film ini. Nyaris tanpa riak dari awal sampai akhir meskipun beberapa penampakan sebetulnya cukup menakutkan. Penonton akan dengan mudah menebak cerita secara keseluruhan mulai beberapa menit pertama film sehingga tidak ada lagi unsur kejutan. Klimaksnya pun tidak membantu. Hm, meski tidak sampai dibilang di bawah standar karena penggarapan yang sebetulnya cukup baik, Terowongan Rumah Sakit tidak akan menjadi karya yang memorable.

Durasi:
85 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 12 Maret 2009

PASSENGERS : Konseling Penumpang Selamat Kecelakaan Pesawat

Quotes:
Eric-What is scary about commitment is that your life becomes real. It is not a plan, it is not what you had hoped for - it is real.

Storyline:
Setelah kecelakaan pesawat, terapis muda bernama Claire ditugaskan atasannya untuk sesi konseling lima penumpang yang selamat. Satu persatu mulai mengungkapkan pengalamannya sekaligus penjelasan yang mungkin berguna untuk melacak penyebab sayap pesawat terbakar terlebih dahulu. Tetapi ada satu pasien yang paling menarik di mata Claire yaitu Eric yang tertutup. Lambat laun kedekatan Claire dan Eric berubah menjadi cinta. Satu persatu dari lima penumpang tersebut mulai menghilang secara misterius. Claire pun mencurigai adanya konspirasi maskapai di balik semua itu. Namun siapa dalang yang sesungguhnya bertanggungjawab?

Nice-to-know:
Keseluruhan syuting dilaksanakan di British Columbia, Kanada.

Cast:
Terakhir dipuji dalam Rachel Getting Married, Anne Hathaway berperan sebagai Claire Summer, terapis cantik yang khusus menangani orang-orang yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang yang fatal.
Pada tahun 2004 dinominasikan sekaligus dalam Golden Globe dan Emmy Award lewat Angels In America, Patrick Wilson kali ini bermain sebagai Eric, salah satu korban selamat yang juga bermasa lalu kelam.

Director:
Pria kelahiran Colombia bernama Rodrigo Garcia ini terakhir menangani 22 episode serial televisi In Treatment. The Passengers adalah film layar lebarnya yang kelima.

Comment:
Dari segi cerita, film ini mengalir lembut nyaris tanpa riak dari awal sampai akhir. Sangat kental dengan unsur drama psikologis daripada sebutan thriller yang disematkannya. Anda mungkin akan mengalami kebosanan. Beruntung dari cast, mereka memiliki Hathaway yang tampil berkharisma sebagai terapis muda yang sepintas kelihatan kuat tetapi kesepian di dalamnya. Wilson juga seperti biasa bermain memikat sebagai pemuda mandiri tetapi rapuh. Interaksi keduanya juga menarik. Sayangnya tidak banyak penjelasan mengenai masa lalu mereka berdua yang seharusnya bisa dieksplorasi lebih detail lagi untuk memperkuat konflik yang ada. Pengalaman sejauh ini di dunia pertelevisian, sang sutradara Garcia malah seperti membawa film ini menjadi tampilan serial televisi mingguan. Sungguh! Anda yang mengharapkan elemen-elemen horor tidak akan menemukannya disini. Twist penting di endingnya juga tidak akan terlalu mengejutkan karena beberapa film sejenis sudah mengungkapkannya terlebih dahulu. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jajaran cast lah yang menolong film ini dari penilaian buruk para kritikus sekaligus penonton awam.

Durasi:
90 menit

Europe Box Office:
€561,000 (Italy) till end of 2008

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 11 Maret 2009

PUSH : Saat Kemampuan Telekinesis Dan Supervisi Masa Depan Bergabung

Quotes:
Cassie Holmes-We don't ask to be special, we're just born that way.

Cerita:
Nick Gant memiliki kemampuan telekinesis dan menggunakan kemampuan untuk hal-hal yang menguntungkan dirinya sendiri. Diam-diam ia menyimpan dendam atas sekelompok orang yang diduga menyebabkan kematian ayahnya bertahun-tahun silam. Berkolaborasi dengan Cassie Holmes, gadis cilik yang mampu melihat masa depan, Nick berusaha melacak jejak mantan kekasihnya, Kira yang telah lama hilang dan berhubungan dengan kopor curian yang akan menentukan sukses tidaknya aksi balas dendam mereka.

Gambar:
Selayaknya film Mandarin dengan bintang utama bule, film ini menyajikan adegan-adegan cepat dengan bantuan visual efek di belantara pusat kota Hongkong.

Act:
Chris Evans yang top lewat dwilogi Fantastic Four sebagai Human Torch kali ini melanjutkan peran superhero dari sisi lain, Nick Gant yang lebih manusiawi.
Bintang cilik ternama yang beranjak dewasa, Dakota Fanning mencoba peran lain yang biasa ditawarkan kepadanya sebagai Cassie Holmes yang mampu menggambar masa depan dengan tepat.
Djimon Hounsou berperan antagonis sebagai Henry Carver, tokoh utama penjahat yang menyebabkan kematian ayah Nick.
Camilla Belle yang sebelumnya bersinar dalam 10,000 BC sebagai Kira Hudson, mantan kekasih Nick yang lemah fisiknya.

Sutradara:
Karya terbarunya setelah Lucky Number Slevin (2006), Paul McGuigan kelahiran Inggris entah kenapa dalam membuat Push seakan bernuansa oriental. Memang tidak buruk hanya saja terkesan aneh untuk film andalan peraih dollar Hollywood.

Komentar:
Jangan berharap banyak menyaksikan Push apalagi membandingkan dengan film lain sejenis. Beberapa adegan memang seru dan terlihat nyata terutama saat kejar-kejaran tokoh protagonis dan antagonis berlangsung. Tapi secara keseluruhan, saya merasa plotnya agak sedikit kacau dan tidak fokus, terkesan kelelahan menjabarkan keseluruhan tokoh yang mempunyai karakter dan background yang berbeda-beda sehingga di tengah-tengah cerita, saya sedikit lost. Endingnya pun tidak terselamatkan karena cenderung datar dan klise. Hm, kita lihat saja hasil box-officenya di pekan mendatang. Itu yang menentukan apakah ada sekuel atau tidak. Jika ya, tentunya kita mengharapkan lebih dari apa yang sudah diberikan seri pertamanya ini.

Durasi:
105 menit

U.S. Box-Office:
$27,862,215 till early March 2009

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Selasa, 10 Maret 2009

BALLS OF FURY : Komedi Hiperbola Tentang Ping Pong

Quotes:
Master Wong-Ping Pong... is not the macarena. It takes patience. She is like a fine, well-aged prostitute... it takes years to learn her tricks.
[chuckles]
Master Wong-She is cruel, laughs at you when you are naked, but you keep coming back for more, and more! Why? Because she is the only prostitute I can afford.

Cerita:
Mantan juara yunior, Randy Daytona yang pensiun dini karena dipermalukan lawannya bersembunyi di sebuah klub dengan memperlihatkan variasi keahliannya bermain ping pong. Saat seorang agen FBI bernama Rodriguez meminta Randy untuk kembali berkompetisi demi menyelidiki sindikat rahasia Feng. Meski awalnya menolak, Randy menyanggupi untuk berlatih dengan guru Wong dan keponakannya yang seksi lihai, Maggie. Dapatkah Randy menguasai semuanya sekaligus memenangkan kompetisi dunia bawah yang unik sekaligus kejam itu?

Gambar:
Kental dengan nuansa China dimana setting dan penggarapan tidak terlihat bernuansa Barat.

Act:
Dan Fogler yang merupakan calon komedian potensial sebagai Randy Daytona yang bodoh tapi gigih berjuang.
Christopher Walken yang sudah bermain dalam ratusan film kali ini kebagian peran antagonis Feng yang culas sekaligus misterius.
Si cantik Maggie Q sebetulnya tampil hanya sekilas di awal dan akhir scene tapi keahliannya cukup menarik untuk disaksikan disini.

Sutradara:
Robert Ben Garant yang seringkali tampil di beberapa episode film teve sebagai dirinya sendiri memulai debutnya sebagai sutradara di film ini yang uniknya langsung memuncaki tangga nomor satu box office Amerika di minggu pertama pemutarannya. Surprising!

Komentar:
Sesungguhnya walau terkesan konyol dan kacau, harus diakui Balls Of Fury cukup menghibur terutama dengan gaya bercerita versi parodi olahraga ping pong yang tidak lazim. Di beberapa sisi, humornya terlihat berlebihan karena bertolak dari situasi-situasi yang kurang nyaman. Itulah sebabnya film ini tidak akan begitu saja dapat disukai oleh semua kalangan. Patut digarisbawahi penampilan Christopher Walken yang tampil sangat kocak dan sulit ditebak perangainya disini. Berminat membuktikannya?

Durasi:
85 menit

U.S. Box-Office:
$32,844,290 till end of 2007

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Senin, 09 Maret 2009

RIGHTEOUS KILL : Kiblat Dua Detektif Uzur Menangani Kasus Pembunuhan Berantai

Quotes:
Turk-You don't become a cop because you want to serve and protect. You join the force because they let you carry a gun and a badge. You do it because you get respect.

Cerita:
Dua detektif NYPD yang beranjak tua, Turk dan Rooster bersahabat sejak dulu dan menghadapi pembunuh serial yang melakukan pembunuhan terhadap pelaku kriminal yang lolos dari hukum. Mereka punya problema masing-masing dan saat bekerja dengan tim yang lebih muda, Perez dan Riley, ketegangan tidak terelakkan terlebih saat Turk tinggal dengan mantan kekasih Perez, Karen yang juga seorang detektif investigasi. Apa yang sebetulnya melatar belakangi pembunuh serial tersebut?

Gambar:
Selayaknya drama bertemakan kepolisian, gambar dan setting seringkali berpindah-pindah disesuaikan dengan ciri khas investigasi.

Act:
Pelaku film ini semuanya memiliki nama di kancah perfilman Hollywood sehingga kaliber aktingnya merupakan jaminan bagi film itu sendiri.
Robert De Niro sebagai Turk.
Al Pacino sebagai Fisk.
John Leguizamo sebagai Perez.
Donnie Wahlberg sebagai Riley.
Carla Gugino sebagai Karen.

Sutradara:
Sebagai orang yang pernah membesut drama romantika reporter Up Close & Personal (2006), Jon Avnet bukan orang baru dalam kancah produksi film Hollywood. Beberapa genre film yang pernah dikerjakannya menambah supervisinya terhadap sebuah film.

Komentar:
Jaminan dua nama besar De Niro dan Pacino tidak cukup berhasil mengangkat film ini. Sepintas alur film ini seperti terkesan "malas" untuk bercerita dengan teratur karena dibangun dengan struktur yang sudah bisa ditebak. Ending film yang seharusnya menjadi klimaks menjadi tidak terlalu penting lagi. Jangan bandingkan film ini dengan reuni kedua aktor tersebut dalam HEAT karena hanya membuat RIGHTEOUS KILL terlihat sangat buruk dan penuh kemustahilan untuk bisa dinikmati secara utuh sebagai sebuah film yang menjual cast.

Durasi:
95 menit

U.S. Box-Office:
$40,076,438 till end of 2008

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 08 Maret 2009

KAMBING JANTAN : Suka Duka Long Distance Relationship dan Kuliah Finance

Cerita:
Karena dilahirkan di klinik dokter hewan, Dika menjuluki dirinya KAMBING. Sejak kecil ia sudah berusaha mencari soulmatenya dengan mengirimkan surat cinta kepada teman-teman sekolahnya yang berlainan jenis mulai dari SD sampai SMA. Usahanya kadang berhasil kadang gagal hingga akhirnya bertemu sang pujaan hati yang dijulukinya KEBO! Kambing dan kebo yang sama-sama hobi bermusik membentuk sebuah band sambil merajut tali cinta mereka. Ujian muncul saat mereka menapaki jenjang kuliah dimana kambing dipaksa menuruti kemauan orangtuanya untuk mengambil kuliah finance di Adelaide. Hubungan jarak jauh yang rumit disertai dengan kondisi keuangan yang pas-pasan membuat Dika bingung, apalagi harus menjalani studi yang sebenarnya tidak disukai dan dikuasainya. Bagaimana Dika menghadapi semua persoalan pelik tersebut sekaligus mencari akhir bahagia untuk dirinya?

Gambar:
Setting Indonesia Australia mendapat porsi yang cukup disertai dengan beberapa visualisasi imajinatif yang menarik.

Act:
Raditya Dika yang telah menelurkan beberapa buku ringan dan juga penulis blog populer kali ini memerankan dirinya sendiri. Hasilnya tampak natural dan pas walau ia mengaku tidak mempunyai referensi khusus dalam berakting.
Herfiza Novianti sebagai Kebo memperlihatkan akting yang cukup menarik terutama transformasinya dari siswi manis penyuka musik sampai menjadi mahasiswi pecinta sastra Cina.
Edric Tjandra paling mendapat kredit atas perannya yang memikat sebagai Haryanto, sahabat seperjuangan Dika.
Didukung pula oleh Sarah Safitri sebagai Ine, Meity Josefina dan Pong Hardjatmo sebagai Mama dan Papa Dika.

Sutradara:
Rudy Soedjarwo yang beberapa karya terakhirnya kurang mendapat sambutan boleh dikatakan kembali ke kiblat awalnya. Rudi memang cenderung lebih baik membuat film ringan dengan serius dibandingkan film serius tapi berusaha dibuat ringan dan itu dibuktikan lewat Kambing Jantan. Terjemahan bebas dari blog/novel yang cukup mulus dan terjaga untuk tidak melenceng dari pakemnya.

Komentar:
Jika anda membaca blog atau bukunya terlebih dahulu dan mengenal siapa itu Raditya Dika mungkin tidak akan asing lagi dengan isi film ini. Memang tidak mudah memvisualisasikan apa yang sudah tertuang dalam tulisan karena pasti ada something missing dalam prosesnya. Terbukti kadang-kadang film ini seperti "lelah" dalam menyampaikan isinya yang penuh keanekaragaman aspek anak muda. Terlepas dari itu saya mendapati Kambing Jantan The Movie ini sebagai hiburan segar dan beda untuk penonton kalangan remaja karena merupakan film lokal pertama yang diangkat dari blog. Jika sukses, bukan tidak mungkin kita akan melihat karya-karya Raditya Dika lain yang diangkat ke layar lebar.

Durasi:
115 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!