Minggu, 28 Februari 2010
MY NAME IS KHAN : Pembuktian Cinta Lewat Perjuangan dan Pengorbanan
Rizvan Khan-My name is Khan, and I am not a terrorist.
Storyline:
Sedari kecil, Rizvan Khan menderita asperger atau autism. Takut pada warna kuning, ruang sempit, suara bising, orang-orang yang baru dikenal sehingga sulit mengembangkan dirinya. Beruntung ibundanya selalu setia menemani dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan tentang orang baik dan jahat. Rizvan sebetulnya anak yang cerdas, di usia remaja mampu memperbaiki barang-barang elektronik yang rusak. Hal ini kemudian memisahkan ia dengan adik kandungnya, Zakir yang hijrah untuk studi di tempat yang lebih baik. Bertahun-tahun kemudian, ibunya meninggal dan memaksa Khan untuk keluar dari zona nyamannya. Perjalanan membawanya bertemu dengan Mandira, kapster cantik ceria yang pernah gagal dalam pernikahan dan membawa seorang putra bernama Sameer. Perlahan tetapi pasti, kedekatan Rizvan dan Mandira semakin meyakinkan mereka untuk kehidupan pernikahan yang saling mengisi. Sayangnya kejadian 9/11 mengubah semuanya dan Rizvan harus meyakinkan publik Amerika bahwa ia bukanlah teroris dengan tujuan akhir bertemu Presiden agar Mandira mau bertemu dengannya kembali..
Nice to know:
Sutradara Karan Johar dan penulis skrip Shibani Bathija sempat mewawancarai Chris dan Gisela Slater-Walker, penulis buku yang menginspirasi romansa hubungan Rizvan dan Mandira di bagian pertama film.
Cast:
Mega bintang Bollywood, Shah Rukh Khan didapuk sebagai Rizvan Khan yang berhasil mengatasi kekurangannya untuk hidup bahagia dan melakukan apa yang ia anggap benar.
Kajol sebagai Mandira
Christopher B. Duncan sebagai Barack Obama
Zarina Wahab sebagai Ibu Rizvan dan Zakir
Jimmy Shergill sebagai Zakir
Director:
Film debutnya Kuch Kuch Hota Hai (1998) sukses besar di pasaran internasional yang melambungkan nama Karan Johar yang juga sering bertindak sebagai produser dan penulis cerita.
Comment:
Saat pertama diputar di jaringan XXI, saya sempat bertanya-tanya film apakah ini. Lalu mendengar orang-orang berkata ini film yang bagus dan menimbulkan antrian panjang. Akhirnya pada pemutaran weekend keduanya, saya menyempatkan diri menyaksikan film ini tanpa ekspektasi apapun secara saya bukan penggemar film India walau pernah menonton beberapa yang cukup go internasional di masa lalu. Pada dasarnya film ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama bercerita tentang pengenalan tokoh dan awal kisah cinta. Bagian kedua lebih ke permasalahan perbedaan ras di negara maju seperti Amerika dan tragedi WTC yang memilukan itu yang telah menimbulkan jurang di antara penduduk sipil dengan warga Muslim pada umumnya. Semua itu diolah dengan tepat dan relevan. Sinematografi yang disuguhkan Karan sangat istimewa. Jangkauan setting yang luas dengan rentang waktu yang panjang berhasil diketengahkan dengan alur maju-mundur yang solid. Dari segi cast, reuni SRK dan Kajol yang pertama kali menghentak lewat Kuch Kuch Hota Hai sudah merupakan nilai plus. Dan SRK menampilkan akting terbaik sepanjang karirnya disini dengan mempertontonkan ekspresi, bahasa tubuh dan olah kata yang meyakinkan sebagai orang yang menderita kelainan bawaan. Kajol juga menampilkan emosi yang tidak kalah mengagumkan sebagai seorang Ibu yang tertekan menghadapi situasi ras yang tidak menyenangkan yang telah mengambil semua miliknya yang berharga. Chemistry keduanya terasa pas dan wajar. Original score juga dengan indah mengiringi setiap scene. My Name Is Khan bukanlah film India pada umumnya dan saya yakinkah anda menontonnnya untuk merasa tergugah, bahagia, trenyuh, benci sekaligus dalam pengalaman sinema yang luar biasa emosional selama hampir tiga jam ini. Tidak heran jika film ini akan booming dalam tangga box-office ataupun festival film internasional. Pesan saya: Jangan malu untuk tertawa ataupun meneteskan air mata sekalipun!
Durasi:
155 menit
U.S. Box Office:
$3,253,168 till end of Feb 2010
Overall:
9 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Sabtu, 27 Februari 2010
3 IDIOTS : Perjalanan Mewujudkan Cita-Cita Di Atas Persahabatan
Rancho-Pursue excellence, and success will follow, pants down.
Storyline:
Dua sahabat bodoh, Farhan dan Raju sedang dalam perjalanan mencari teman mereka yang menghilang, Rancho. Ingatan pun melayang pada masa-masa bersekolah di kampus terbaik negeri yang dikepalai oleh rektor Viru. Pembelajaran yang disiplin, peraturan yang ketat serta tuntutan mendapat nilai tinggi tidak jarang membuat siswa-siswi bekerja keras hingga frustrasi. Kehadiran Rancho sedikit mengubah itu semua dengan ide-ide konyol sekaligus briliannya. Belum lagi putri rektor yang cantik, Pia menambah dinamika perkawanan Rancho, Farhan dan Raju. Apapun perjalanan hidup mereka, ada beberapa hal yang tidak akan terpisahkan dan terlupakan..
Nice to know:
Sedikit banyak karakter-karakternya diinspirasi dari novel berjudul Five Point Someone yang dihasilkan oleh Chetan Bhagat.
Cast:
Dua bintang papan atas Bollywood, Aamir Khan dan Kareena Kapoor dipasangkan sebagai Rancho dan Pia.
Sharman Joshi sebagai Raju
Madhavan sebagai Farhan
Boman Irani sebagai Viru Sahastrabudhhe
Omi Vaidya sebagai Chatur Ramalingam
Director:
Ini adalah film ketiga bagi Rajkumar Hirani setelah terakhir Lage Raho Munna Bhai (2006) dimana ia juga bertindak sebagai penulis skenario, editor dan sutradara.
Comment:
Sinematografi yang disuguhkan benar-benar mengguncang secara visualisasi termasuk area Shimla dan Ladakh yang memanjakan mata. Koreografi dan lagu-lagunya enak didengar dan sangat pas seiring bergulirnya narasi cerita. Temanya sebetulnya simpel mengenai sistem pendidikan yang perfeksionis yang menuntut murid memaksimalkan potensinya walau harus mengorbankan impiannya masing-masing. Namun karakterisasi dan castnya lah yang membuat film ini berbeda dimana semuanya tampil lepas dan maksimal. Dianggap sebagai salah satu performa terbaik Aamir Khan sebagai Rancho yang pandai dan ekstrim meski usianya tidak bisa dibilang anak dua puluh tahunan lagi. Kareena juga bermain lumayan apalagi dengan kecantikannya sebagai putri rektor yang idealis. Boman cukup kharismatik sebagai rektor otoriter yang melakukan segala cara demi nama baik pribadi dan institusinya. Sharman dan Madhavan juga kompak dalam memerankan siswa tertindas yang tidak terlalu pintar. Semua itu dimix dengan luar biasa oleh sang editor sekaligus sutradara Hirani yang terampil memainkan momen-momen emosional di beberapa bagian. Humor-humor yang ditampilkan agak bergaya komikal tajam sinis sekaligus menyegarkan. Tidak dipungkiri, 3 Idiots dianggap publik sebagai film India terbaik tahun 2009! Luangkan waktu anda untuk menyaksikannya di jaringan bioskop Blitz Megaplex untuk tertawa sekaligus menangis selayaknya menaiki rollercoaster.
Durasi:
170 menit
U.S. Box Office:
$6,523,137 till end of Feb 2010
Overall:
8.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Jumat, 26 Februari 2010
DEAR JOHN : Ujian Jarak Waktu Cinta Tentara
Savannah Curtis: The saddest people I've ever met in life are the ones who don't care deeply about anything at all.
Storyline:
Marinir John Tyree tengah menghabiskan masa cuti selama 2 minggu di kampung halamannya. John berkenalan dengan Savannah Curtis hingga terlibat dalam asmara yang amat membahagiakan. Liburan dihabiskan berdua sampai John mengenalkan Savannah pada ayahnya yang menderita autis. Walaupun sempat timbul masalah, keduanya sepakat meneruskan hubungan melalui surat. Terpisah jarak dan waktu, Savannah mulai ragu akan masa depan hubungan mereka. Di sisi lain, John yang terus berpindah-pindah dalam misinya terus percaya akan kekuatan cinta yang membuatnya bertahan.
Nice-to-know:
Rilis minggu pertamanya di United States menempati posisi puncak sekaligus mengakhiri Avatar nya James Cameron yang sudah berada di sana selama 7 minggu berturut-turut!
Cast:
Baru saja membintang utamai G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009), Channing Tatum berperan sebagai John Tyree
Mulai dikenal luas sejak serial televisi Veronica Mars (2004-2006), Amanda Seyfried bermain sebagai Savannah Curtis
Richard Jenkins sebagai Mr. Tyree
Henry Thomas sebagai Tim Wheddon
D.J. Cotrona sebagai Noodles
Director:
Lasse Hallstrom baru saja sukses mengharu-biru penonton lewat Hachiko : A Dog’s Story (2009)
Comment:
Nicholas Sparks memang terkenal dengan novel-novel romansa melankolisnya yang rata-rata sudah pernah difilmkan sebelumnya. Judul yang satu ini tanpa pengecualian dimana percintaan jarak jauh antara gadis konservatif dan pemuda Angkatan Darat menjadi bumbu utama. Jamie Linden ditunjuk untuk menggarap skripnya tanpa banyak perubahan berarti, terkecuali mempertajam dialognya yang disesuaikan dengan momen-momen yang ingin disampaikan.
Channing Tatum merupakan pilihan tepat untuk menokohkan John Tyree. Badannya yang tinggi tegap terlihat amat cocok sebagai tentara muda. Sepintas anda dapat menangkap kegelisahan jiwanya karena tumbuh di dalam keluarga yang tidak sempurna, bahkan tidak mengakui kalau ayahnya memiliki kelainan autisme. Sayangnya kiprah John di medan perang hanya terkesan sebagai latar belakang saja sehingga empati penonton tidak sampai terbangun dengan kuat untuk mempedulikannya.
Aktris muda bermata besar yang sedang naik daun, Amanda Seyfried memberikan penjiwaan yang cukup matang. Keriaan Savannah Curtis yang juga berjiwa sosial itu mampu dikombinasikannya dengan perasaan perempuan yang tak berdaya karena cinta yang tak pernah benar-benar ada di sisinya. Chemistry keduanya terjalin manis meskipun scene yang mempertemukan keduanya berhadap-hadapan boleh dihitung dengan jari.
Sutradara Hallstrom sudah populer dengan kemampuannya meracik bumbu drama sedemikian rupa hingga menjadi tontonan yang emosional. Sinematografinya cukup natural berpadu dengan ilustrasi musik tipikal bergaya lawas. Kali ini ia sampai melakukan syuting ulang untuk penutupan film karena adegan asli yang setia dengan bukunya tidak sesuai dengan harapan audiens pada saat screening awal. Jujur saya belum membaca bukunya sehingga tidak merasa berhak untuk membandingkan.
Sebagai sebuah drama percintaan, Dear John mengeksploitasi perasaan tentara perang dan gadis yang menunggunya dengan seimbang. Itulah sebabnya penonton pria maupun wanita mampu menikmati narasinya dengan curahan perasaan penuh lewat tulisan. Cinta sejati memang butuh ujian, sebagian menyerah dan sebagian lagi terus berupaya meskipun tertatih dan kehilangan arah. Satu yang pasti, waktu yang akan menjawab itu semua.
Durasi:
108 menit
U.S. Box Office:
$ 80,014,842 till Apr 2010
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Kamis, 25 Februari 2010
KAIN KAFAN PERAWAN : Kutukan Penunggu Gerbong Kereta
Saat sedang membuat video klip Rasty bersama kelima temannya Smitha, Debby, Marchel, Harry dan Dhana malah menemukan penampakan hantu wanita pada hasil editingnya. Rasa penasaran membuat mereka kembali ke stasiun kereta tersebut dengan ide baru yaitu membuat film dokumenter horor untuk dijual ke stasiun TV! Sayangnya keputusan mereka ternyata salah besar karena satu persatu dari kelima sahabat tersebut tewas termasuk Rasty yang akhirnya koma di rumah sakit. Kakak Rasty, Feli dan temannya, Sarah yang seorang fotografer terkejut saat dihubungi polisi. Setelah menjenguk Rasty, keduanya juga turut dihantui. Atas saran seorang paranormal, Feli dan Sarah harus membakar sepotong kain kafan perawan di dalam gerbong kereta untuk menghentikan semua kutukan tersebut.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Rapi Films dan diproduseri oleh Gope T. Samtani & Subagio S.
Cast:
Masing-masing cast menggunakan nama panggilan aslinya dalam film. Kehabisan idekah?
Ardina Rasti
Ratu Felisha
Sarah Jane
Director:
Bekerjasama dengan penulis skenario Riady Adef, Nayato nampaknya kembali "bereksperimen" dengan karya terbarunya yang tampaknya terinspirasi dari kesuksesan Tali Pocong Perawan.
Comment:
Masih dengan formula campur aduknya dari beberapa film horor terdahulu Nayato yang belakangan ini menghasilkan film layar lebar selayaknya stripping sinetron kejar tayang. Segerombolan anak muda yang bermain-main di tempat yang tidak semestinya, diteror hantu hingga sebagian diantaranya tewas, sisanya harus kembali ke tempat semula untuk melakukan sesuatu yang belum selesai walau beresiko kehilangan nyawa. Tema yang sudah tidak asing lagi bukan? Yang baru mungkin dari jajaran cast. Kembalinya Ratu Felisha ke layar lebar setelah serangkaian kasus kehidupan pribadi yang dialaminya. Menarik bahwa fakta ia memulainya dengan bekerjasama dengan Nayato! Masih terasa terlalu muda sebagai kakak dari Rasty yang seakan berpromosi lagu dan video klipnya pula disini. Hmm.. Yang lain sepertinya tidak terlalu penting karena sebagai pelengkap penderita saja. Jika horor box office 2008, Tali Pocong Perawan masih memiliki cerita dan karakterisasi yang beralasan, tidak halnya dengan Kain Kafan Perawan yang judulnya hanya tempelan belaka dan terasa dipaksakan menjadi konklusi dari semua kejadian di ending film.
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Selasa, 23 Februari 2010
WOLFMAN : Manusia Serigala Resahkan Penduduk London Klasik
Lawrence Talbot-I am what I say I am... a monster.
Storyline:
Setelah saudara kandungnya menghilang, Lawrence Talbot kembali ke kediaman keluarganya termasuk perjumpaan kembali dengan ayahnya yang aneh, Sir John Talbot. Berusaha mencari adiknya atas permintaan sang tunangan Gwen Conliffe, Lawrence malah menemukan takdir yang menakutkan bagi dirinya terlebih setelah masa kecilnya hancur dikarenakan kematian ibunya. Diserang oleh serigala jadi-jadian pada suatu malam, beberapa waktu kemudian Lawrence mulai mendapati "perubahan" pada dirinya terutama pada bulan purnama. Korban penduduk desa pun terus berjatuhan yang memacu Inspektur Aberline untuk turun tangan. Akankah kutukan tersebut dapat diakhiri?
Nice-to-know:
Awalnya direncanakan untuk tayang di tahun 2007. Tetapi karena kesulitan mencari sutradara, akhirnya berpindah ke Februari 2009 lalu November 2009 hingga akhirnya Februari 2010.
Cast:
Memenangkan Oscar Aktor Terbaik lewat Traffic (2000), Benicio Del Toro adalah salah satu dari sedikit aktor Amerika Latin yang paling bersinar di Hollywood. Kali ini ia membawakan karakter Lawrence Talbot.
Terkenal lewat peran psikopat Dr. Hannibal Lecter, Anthony Hopkins disini bermain sebagai Sir John Talbot yang eksentrik sekaligus misterius.
Memulai karir lewat Boudica (2003), Emily Blunt kebagian peran Gwen Conliffe yang berduka atas menghilangnya tunangan yang dicintainya sekaligus bernostalgia dengan cinta lamanya dalam diri Lawrence Talbot.
Director:
Film pertama yang mendapat rating Dewasa bagi sutradara kelahiran Texas bernama Joe Johnston ini yang pertama kali angkat nama lewat film keempatnya, Jumanji (1995) yang meledak di box-office dunia itu.
Comment:
Original score yang dikerjakan pemenang Oscar, Danny Elfman benar-benar membuat film ini terasa hidup apalagi setting kota London kuno tahun 1940an berhasil dibangun dengan apik lengkap beserta segala atributnya. Belum lagi kostum dan make-up yang juga dikerjakan pemenang Oscar, Rick Baker menempatkan film ini sangat relevan dengan situasi aslinya. Kinerja penulis skrip Andrew Kevin Walker juga sukses membangun nuansa mitos lycan dan kemungkinan delusional yang dialami Lawrence Talbot sehingga perpanjangan film dari versi aslinya yang cuma 70 menit cukup beralasan dan memberikan kesan yang berbeda. Sang sutradara, Johnston mampu mempertahankan suasana mencekam sepanjang film dengan atmosfir yang gelap, kering, berkabut dan sorotan bulan purnama yang indah. Del Toro dan Hopkins tampil sesuai kalibernya masing-masing dan berbagi chemistry yang tidak biasa. Blunt dan Weaving juga lumayan ciamik dalam mendukung keduanya. Plotnya memang sedikit "pendek" dalam mencapai tujuannya tetapi sinematografinya bisa dibilang tepat. Alhasil adaptasi terbaru Wolfman ini akan membuat anda terlompat dari kursi dengan beberapa elemen kejutannya serta adegan sadis seperti terpotongnya kepala dari tubuh korban-korban sang serigala jadi-jadian.
Durasi:
95 menit
U.S. Box Office:
$35,555,065 the opening week of mid Feb 2010
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Minggu, 21 Februari 2010
LITTLE BIG SOLDIER : Nostalgia Jackie Chen dengan Karakter Lawasnya
Seorang prajurit negara Liang berhasil menawan seorang jenderal negara Wei dimana kedua negara tersebut sedang berseteru. Interaksi keduanya sepanjang perjalanan secara tidak langsung berubah dari saling membenci hingga saling menyelamatkan. Tanpa diketahui, adik sang jenderal terus mengikuti jejak kakaknya yang hilang untuk diam-diam merebut tahta. Kini dilema menjadi problem sang prajurit yang harus membawa pulang sang jenderal ke negaranya sekaligus berkumpul dengan keluarganya kembali.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Polybona Films, Jce Movies Limited dengan bujet kurang lebih 25 juta dollar.
Cast:
Terakhir tampil dalam Spy Next Door yang dibilang orang sebagai bentuk lain dari The Pacifiernya Vin Diesel, Jackie Chan disini bermain sebagai prajurit Liang.
Pernah dipuji saat mendukung Lust, Caution! (2008), kali ini Wang Lee Hom berperan sebagai jenderal Wei.
Director:
Merupakan film kedua bagi Ding Sheng setelah Underdog Knight (2008) yang dibintangi Liu Ye dan Anthony Wong.
Comment:
Sebagai sebuah tontonan, film ini sangat simpel dan mudah dicerna, hingga simpelnya semua karakternya tidak diberi nama samasekali! Dari awal sampai akhir, penonton hanya disuguhi tindak tanduk kocak praktis sang prajurit yang secara real dihidupkan oleh Chen Lung yang memang sudah memainkan karakter serupa selama lebih dari 20 tahun sebelum namanya melejit sebagai legenda hidup pelakon Mandarin di kancah perfilman dunia termasuk Hollywood yang sudah ditaklukkannya. Gaya khas Jackie muncul disini termasuk adegan-adegan slapstick. Konon awalnya Jackie ditawarkan peran sang jenderal tetapi karena faktor usia beralih ke tokoh prajurit. Sedangkan biduan tenar Taiwan, Wang tidak terlalu banyak bereksplorasi sebagai jenderal muda yang idealis dan arogan. Beruntung keduanya berbagi chemistry yang cukup baik. Sepanjang perjalanan, interaksi Chen dan Wang mengalami pertumbuhan yang unik sehingga arah film menjadi sedikit blur. Beberapa pesan sosial juga diselipkan disini. Sayangnya ending Little Big Soldier mungkin terkesan tidak masuk akal dan sangat dipaksakan. Oleh karenanya tidak sedikit penonton yang mengeluh saat meninggalkan bioskop. Bagaimana menurut anda?
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Jumat, 19 Februari 2010
ARISAN BRONDONG : Menggilir Brondong Kesulitan Uang
Lihat, siapa yang beruntung bulan ini?
Storyline:
Lolita yang iri dengan Misye yang memamerkan brondong terbarunya yang ganteng bernama Erick segera mengumpulkan teman-temannya, Jeung Uut dan Anis untuk mengadakan arisan brondong. Lewat sejumlah seleksi yang tidak membuahkan hasil, Lolita akhirnya menjatuhkan pilihan pada Ryan, pengantar aqua galon butiknya secara tidak sengaja. Ryan yang cute itu kebetulan sedang kesulitan uang karena baru berpacaran dengan Tika yang anak orang kaya menyetujui syarat yang diajukan Lolita. Bersama teman seperjuangannya, Bagus dan Jaja, Ryan memulai "karier"nya sebagai brondong giliran yang diperebutkan juga oleh Heidi dari California dan Miss Nana dari Jepang. Pekerjaan yang bertentangan dengan hati nuraninya itu membuat Ryan selalu merasa bersalah dengan Tika, apalagi Tika juga mulai mengendus kejanggalan tersebut. Akankah pada akhirnya Ryan bisa jujur pada dirinya sendiri sebelum terlambat?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Maxima Pictures dan gala premierenya diselenggarakan di fX.
Cast:
Ferly Putra sebagai Ryan
Bella Saphira sebagai Lolita
Heather Storm sebagai Miss Heidi
Hardi Fadillah sebagai Bagus
Navy Risky sebagai Tika
Andi Soraya sebagai Misye
Anita Hara sebagai Anis
Farish Nahdi sebagai Erick
Boy Hamza sebagai Jaja
Director:
Baru saja menghebohkan dengan Suster Keramas, Helfi Ch Kardit langsung kembali dengan drama komedi remaja dewasa ini yang kembali dimeriahkan oleh aktris seksi Taiwan.
Comment:
Meski premisnya menarik dan dikaitkan dengan kata ARISAN, film ini tidak banyak beranjak dari pakem yang ada belakangan ini. Ditunjang oleh poster yang cukup eye-catching dengan tampilan dua wanita impor bertutupkan selimut, rasanya perolehan rupiah di box-office akan cukup memuaskan. Mari kita bahas mulai temanya yang unik tapi terkesan menggampangkan logika. Andai saja skrip dibuat lebih rapi dan mau sedikit berpikir, niscaya hasilnya akan lebih baik lagi. Dari jajaran cast, Ferly sebagai "brondong utama" tampil cukup wajar dan menarik apalagi didukung oleh Hardi dan Boy yang juga sama bodohnya. Penampilan Bella sebagai tante sosialita cukup menggiurkan, lengkap dengan bahasa tubuh dan kostumnya. Kedua temannya, Anis yang malu-malu kucing serta Jeung Uut yang boros bodi itu juga turut melengkapi trio tersebut. Humor-humor yang ditawarkan cenderung slapstik dan situasional sehingga mampu memancing tawa lepas. Sayangnya Helfi terkesan terlalu terburu-buru menutup film tanpa berusaha menggali nilai-nilai sosial secara matang yang seharusnya mampu menjadi senjata pamungkas pada endingnya. Alhasil Arisan Brondong hanyalah tontonan menghibur belaka yang semestinya bisa lebih menggigit lagi.
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Kamis, 18 Februari 2010
RAPED BY SAITAN : Gadis Malang Diperkosa Arwah Hiperseks
Sepintas Rico terlihat keren, baik hati dan sopan sehingga tidak heran banyak gadis-gadis yang jatuh ke pelukannya. Tetapi sebetulnya ia seorang hiperseks dan selalu berganti teman tidur setiap malam sampai tewas mengenaskan dibunuh seorang kuntilanak yang menyamar sebagai gadis cantik. Beberapa waktu kemudian, Marsya yang baru datang dari Pekalongan datang ke Jakarta untuk menyambung hidup dan secara tidak sengaja menempati kamar kos bekas Rico. Gangguan demi gangguan gaib dialaminya setiap malam. Beruntung Marsya kemudian mendapat pekerjaan sebagai sekretaris Pak Raymond, bos muda yang memiliki asisten bermana Andre. Tidak dipungkiri Pak Raymond menaruh hati pada Marsya yang sayangnya lebih tertarik pada Andre. Situasi bertambah rumit karena akibat persetubuhan arwah Rico terhadap Marsya, gadis tersebut hamil. Siapakah yang akan mempercayai ceritanya kelak dan mau menerima Marsya apa adanya?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh MM Creations Pictures.
Cast:
Cynthiara Alona sebagai Marsya
Teguh Julianto sebagai Rico
Faizal sebagai Pak Raymond
Elfrida Manik sebagai Andre
Amastur
Anggun
Nia
Winda Amanta
Daffy
Director:
Terbilang pendatang baru di jajaran sutradara film nasional, Petruska Karangan pede bekerjasama dengan penulis skrip Cherryl Samantha untuk membesut film ini.
Comment:
Dari judul yang vulgar, rasanya bisa ditebak film ini akan mengarah kemana. Lagi-lagi horor seks yang dangkal. Apalagi melihat jajaran castnya terutama dua nama utama. Cynthiara dan Teguh. Cynthiara merupakan andalan Maxima Pictures dalam beberapa komedi horor berbau seks seperti Setan Budeg dsb. Tidak perlu berakting ciamik, hanya perlu mendesah-desah dan bergaya menggelepar-gelepar selayaknya diperkosa bayangan sepanjang film. Sedangkan Teguh yang pernah menjadi salah satu ikon aktor drama seks 1990an entah apa yang ia cari disini. Mulai dari produser, pria hiperseks, hantu, hingga bocah hantu ia lakoni disini. Wow! Belum lagi beberapa adegan syur yang untungnya telah tergunting sensor di usianya yang sudah memasuki paruh baya. Motif tersendiri? Entahlah! Yang jelas dari awal film bergulir ke pertengahan hingga akhir, penonton semakin mengernyitkan dahi dan tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan cerita tidak masuk akal di hadapan mereka.
Durasi:
85 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Minggu, 14 Februari 2010
VALENTINE'S DAY : Sehari Penuh Kasih Sayang Di Los Angeles
A Love Story. More or Less.
Storyline:
Meski bukan libur nasional, 14 Februari merupakan hari wajib yang dirayakan terutama bersama orang spesial. Orang terkasih yang mengharapkan untuk menerima pemberian romantis dari pacarnya. Para pria yang berusaha keras untuk memberikan kesan indah pada wanitanya. Para lajang yang tersiksa untuk mendapat pria terbaik saat merasa putus asa tidak dicintai siapapun. Di Los Angeles, hari Valentine mengikuti kisah beberapa pasang yang unik. Mulai dari ibu dan anak, sepasang sahabat, cinta bocah, cinta abadi lansia, cinta pekerja, cinta sesama jenis, cinta selingkuhan dsb. Kesemua cerita tersebut terkoneksi satu sama lain antar tokoh-tokohnya yang pada akhirnya menghadapi dilema masing-masing untuk menentukan jalan cintanya.
Nice-to-know:
Saat film ini dirilis, cast yang bertabur bintang itu telah mengumpulkan 16 nominasi Oscar termasuk empat piala pemenang dalam jajaran akting terbaik. Katherine Heigl, Rachel McAdams, Elizabeth Banks, Sam Worthington, Jake Gyllenhaal dan Orlando Bloom sempat diaudisi walau akhirnya batal mengisi.
Cast:
Sedemikian banyak cast dengan nama-nama besar rasanya tidak perlu dijelaskan satu persatu.
Jessica Alba sebagai Morley Clarkson
Kathy Bates sebagai Susan
Jessica Biel sebagai Kara Monahan
Bradley Cooper sebagai Holden
Eric Dane sebagai Sean Jackson
Patrick Dempsey sebagai Dr. Harrison Copeland
Hector Elizondo sebagai Edgar
Jamie Foxx sebagai Kelvin Moore
Jennifer Garner sebagai Julia Fitzpatrick
Topher Grace sebagai Jason
Anne Hathaway sebagai Liz
Carter Jenkins sebagai Alex
Ashton Kutcher sebagai Reed Bennett
Queen Latifah sebagai Paula Thomas
Taylor Lautner sebagai Willy
George Lopez sebagai Alphonso
Shirley MacLaine sebagai Estelle
Emma Roberts sebagai Grace
Julia Roberts sebagai Captain Kate Hazeltine
Bryce Robinson sebagai Edison
Taylor Swift sebagai Felicia
Director:
Sutradara gaek berusia 65 tahun ini sudah malang melintang sebagai aktor, penulis, sutradara, produser dsb di dunia perfilman Hollywood. Garry Marshall juga tampil sebagai cameo salah satu pemusik pada adegan Jason yang berbaikan dengan Liz.
Comment:
Bukan maksud mengekor pasangan kekasih untuk menyaksikan film ini di hari Valentine tetapi saya menyukai Love Actually (2003) yang sangat British itu dan berharap menemukan kesan serupa di versi Amerika nya ini (menurut opini publik) terlepas dari kegagalan New York, I Love You yang rilis nyaris berbarengan itu. Nama-nama tenar yang mengisi jajaran cast sudah cukup menjadi modal utama ditambah kepiawaian sang sutradara yang selama ini mampu meramu bumbu romantis dan komedi sekaligus. Mungkin jika dicermati lebih jauh, banyak karakter yang tidak terbangun dengan baik dikarenakan scene demi scene terus berpindah-pindah satu sama lain, tidak seperti Love Actually yang unggul jauh tersebut. Namun rasanya tidak terlalu mengurangi kenyamanan menonton karena inti cerita dari masing-masing penggalan cerita dapat disampaikan dengan komunikatif. Chemistry antar pemainnya tergambar dengan baik karena berkesan humanis terutama Roberts-Cooper, Kutcher-Garner. Lautner dan Swift cukup manis sebagai pasangan muda. Acungan jempol terutama dialamatkan pada Kutcher yang mampu menjadi sentralisasi karakter utama yang menampilkan emosi luar biasa. Yang cukup menjadi pertanyaan tanpa bermaksud rasis, mengapa unsur India perlu diangkat di pertengahan film. Jika dihilangkan rasanya tidak berpengaruh apa-apa. Jika ditanya mana scene favorit saya, maka anda tahu jawabannya bukan, dimana Kutcher dan Garner seakan-akan berkali-kali mengalirkan perasaan dan empati mereka terhadap penonton.
Durasi:
120 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Jumat, 12 Februari 2010
NGEBUT KAWIN : Supir Taksi "Terpaksa" Menikahi TKW
Hidup pas-pasan sebagai supir taksi tidak membuat Ones bermalas-malasan. Ia tetap bekerja keras terutama untuk membahagiakan engkongnya yang sudah sangat lanjut usia hingga meminjam uang 5 juta rupiah demi membeli kursi pijat modern! Kalut didera hutang, pada suatu hari Ones bertemu Ningsih, TKW yang baru pulang dari Arab Saudi dan berniat pulang kampung ke Indramayu. Diiming-imingi 5 juta rupiah, Ones tergiur mengantar Ningsih. Komunikasi pun mulai terjalin diantara keduanya. Berjam-jam perjalanan ditempuh tidak membuat masalah Ones selesai begitu saja, Ningsih memohon agar Ones berpura-pura menjadi calon suaminya di hadapan kedua orangtuanya yang sebetulnya sudah memiliki calon lain yaitu Cecep, pemuda setempat yang kaya raya. Cecep pun menantang Ones untuk menjalani fit and proper test demi menentukan siapa yang terbaik diantara mereka. Berhasilkah Ones menjawab tantangan tersebut sekaligus melunasi hutangnya pada bos Rambo?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh MD Pictures.
Cast:
Kembali dengan peran lucu setelah terakhir dalam Bukan Malin Kundang, Ringgo Agus Rahman kali ini berperan sebagai supir taksi bernama Ones yang bernasib kurang baik karena dikejar hutang.
Film keenamnya bagi Wiwied Gunawan terlepas dari kesuksesan dwilogi Kawin Kontrak. Disini ia bermain sebagai TKW bernama Ningsih yang dituntut kawin oleh kedua orangtuanya.
Lagi-lagi kebagian karakter menyebalkan, Vincent Rompies sebagai Cecep, perjaka desa kaya raya yang penuh tipu muslihat.
Jangan lupakan kehadiran aktor-aktris senior macam Kadir, Ira Wibowo, Doyok, Harry de Fretes, Hengky Soelaiman sampai Boneng.
Director:
Pernah sukses dengan duet Luna Maya dan Tora Sudiro dalam Cinlok (2008), Guntur Soeharjanto kembali dengan film beraroma komedi romantis.
Comment:
Dari ide cerita tidak ada yang baru karena sudah berkali-kali diketengahkan oleh film2 Hollywood ataupun Korea. Hanya saja penggarapan yang dilakukan Guntur terbilang menyegarkan apalagi dengan tone warna hijau yang dominan sepanjang film mulai dari warna taksi, seragam Ones hingga suasana pedesaan yang kental kealamiannya. Pemasangan Ringgo dan Wiwied bisa disebut fresh karena belum pernah terpikirkan sebelumnya. Walaupun chemistry diantara keduanya tidak terlalu pas tapi mereka berhasil menguasai scene-scene bersama dengan gaya humornya masing-masing. Vincent lagi-lagi terjebak dengan peran stereotype pemuda terpandang yang menyebalkan dengan improvisasi yang itu-itu saja. Dikhawatirkan lama kelamaan penonton akan bosan padanya. Terima kasih pada segerombolan bintang lawas yang turut memberikan andil positif bagi jajaran cast yang ada. Sulit memberi rating film ini karena berada di antara 6.5 dan 7. Pada akhirnya Ngebut Kawin bisa dikategorikan komedi menghibur dengan unsur-unsur pembentuk yang setidaknya dijelaskan ini itunya walaupun ada kesan agak dipaksakan.
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Kamis, 11 Februari 2010
PERCY JACKSON & THE LIGHTNING THIEF : Perjuangan Demigod Membersihkan Nama Baik
Chiron-Use this to defend yourself. It's a powerful weapon. Percy Jackson-This is a pen. Chiron-Only use it in times of severe distress. Percy Jackson-This is a *pen*.
Storyline:
Abad 21 tetapi dewa-dewa pegunungan Olympus dan juga bermacam-macam monster masih menyembunyikan keberadaannya. Hingga pada suatu ketika, pelajar SMU bernama Percy Jackson mengetahui bahwa dirinya adalah keturunan spesial, setengah manusia dan setengah dewa yaitu putra dari Poseidon. Hal tersebut menjelaskan kemampuan bertahan lama di bawah air! Kemudian Percy secara semena-mena dituduh mencuri petir milik Zeus yang juga menyebabkan ibunya hilang secara misterius. Dikawani oleh pelindungnya, Grover dan putri dewi Athena, Annabeth, Percy harus membersihkan namanya sekaligus menyelamatkan ibunya dengan mencari pencuri yang sesungguhnya meskipun harus berpacu dengan waktu sebelum pegunungan Olympus menjadi ricuh.
Nice-to-know:
Diangkat dari novel laris Rick Riordan yang sudah terbit hingga 5 seri sampai saat ini.
Cast:
Tiga pemeran utamanya justru aktor-aktris muda yaitu Logan Lerman, Brandon T. Jackson, Alexandra Daddario sebagai trio Percy Jackson, Grover dan Annabeth dimana masing-masing dari mereka pernah bermain dengan bintang-bintang yang lebih senior sebelumnya.
Sederetan aktor-aktris kawakan Hollywood turut andil seperti Uma Thurman sebagai Medusa, Pierce Brosnan sebagai Chiron, Sean Benn sebagai Zeus dsb.
Director:
Pria berusia 51 tahun bernama Chris Columbus ini kebanyakan menyutradarai film keluarga sepanjang karirnya. Satu-satunya kemunculan di tahun 2009 lalu boleh dianggap gagal yaitu I Love You, Beth Cooper.
Comment:
Meskipun belum melihat atau membaca bukunya, saya tertarik dengan film ini setelah menyaksikan trailernya selama satu setengah menit! Apalagi setelah mengetahui di Indonesia sendiri rilis 2 hari lebih awal dibanding Amrik sana. Setengah jam pertama agak membosankan, kehidupan Percy yang monoton di rumah ataupun sekolah hingga perkenalannya dengan kedua orang yang akan membantunya kelak. Mulai dari sini, cerita bergulir lebih menarik tetapi harus diakui agak flat dan mudah ditebak. Apalagi endingnya yang terasa antiklimaks. Dukungan sutradara sekaliber Columbus rasanya belum cukup mengangkat film ini walaupun castnya boleh dibilang menjadi modal awal. Kemunculan Thurman, Brosnan, Bean yang singkat rasanya tidak terlalu banyak berpengaruh. Sedangkan Lerman masih dengan kharisma remaja biasa, tidak ada yang spesial begitupun dengan apa yang diperlihatkan Daddario ataupun Jackson terasa klise. Pertarungan Percy melawan musuh-musuhnya, tidak terlalu jauh dengan apa yang dipertunjukkan The Golden Compass ataupun Seeker yang juga flop itu. Sesuatu yang seharusnya lebih digarap serius atau setidaknya mengekor Harry Potter dalam pendekatannya. Efek CGI yang digunakan juga tidak wah, standar saja di era yang mestinya lebih maju ini. Dengan rating PG, rasanya Percy Jackson & The Lightning Thief ini hanya akan memuaskan kalangan remaja saja, bagi orang dewasa rasanya sedikit sulit untuk menikmatinya bahkan agak merasa dilecehkan nalarnya. Gunakanlah sudut pandang masa kecil anda saat menontonnya, itu akan sangat membantu..
Durasi:
115 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Selasa, 09 Februari 2010
FROM PARIS WITH LOVE : Memburu Sekaligus Diburu Di Kota Paris
Richard Stevens-What do you think this is about?
FBI agent Charlie Wax-Its about terrorists!
Storyline:
Asisten pribadi Dubes AS di Perancis, James Reece memiliki kehidupan yang mengagumkan di Paris mulai dari kekasih sempurnanya, Caroline hingga memelihara impiannya menjadi anggota CIA suatu saat nanti. Semua itu mulai terwujud saat bertemu agen khusus Charlie Wax yang punya aturan main sendiri. Keduanya mulai terlibat kerjasama untuk menghentikan serangan teroris di Perancis sekaligus memberantas gerombolan pengedar kokain. Namun ketika menyadari dirinya juga menjadi incaran kelompok penjahat yang akan mereka berantas, James harus mengandalkan Charlie untuk tetap hidup yang mungkin mengubah hidupnya selamanya.
Nice-to-know:
Memiliki referensi film dengan From Russia with Love (1963), The Karate Kid (1984) dan Pulp Fiction (1994).
Cast:
Pernah gagal total saat memproduseri film berbujet besar Battlefield Earth (2000), John Travolta disini bermain sebagai Charlie Wax yang keras, tangguh dan juga hedonis.
Baru saja bermain dalam serial televisi The Tudors, Jonathan Rhys Meyers berperan sebagai James Reece yang lugu sekaligus memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Director:
Pria kelahiran Perancis bernama Pierre Morel ini lebih banyak bertugas di bidang sinematografi. District 13 (2004) merupakan debut penyutradaraannya.
Comment:
Nama besar Luc Besson mungkin jaminan tersendiri bagi sebagian besar penonton terutama setelah kesuksesan Leon (1994). Namun setelah itu film-film yang ditulis, diproduseri ataupun disutradarainya nyaris serupa tapi tak sama dari segi tema. Tengok saja Taxi yang dibuat sampai 4 jilid, belum lagi trilogi The Transporter dll. Plot ceritanya tentang dua orang yang semula bertolak belakang dan akhirnya harus berjibaku untuk bertahan hidup. Simpel bukan? Dari nama Morel sang sutradara, rasanya cukup menjanjikan karena walaupun baru sedikit film aksi yang dibesutnya terbukti cukup laris dan baik secara kualitas. Adegan perkelahian satu lawan banyak, tembak-tembakan, kebut-kebutan, kejar-mengejar juga tetap menjadi menu andalan yang seringkali terkesan mengabaikan pengembangan karakter-karakter utamanya. Belum lagi twist dan ending yang sangat klise. Pemasangan Rhys Meyers dan Travolta cukup aneh karena Travolta masih terlihat sama dengan apa yang ditampilkannya dalam Pelham 123 dan Rhys Meyers yang aslinya beraksen Inggris dipaksakan menjadi orang Amerika. Pada akhirnya, From Paris With Love hanyalah mengandalkan aksi semata dalam tempo yang cepat. Pemilihan judul yang sebetulnya tidak berkorelasi apapun terhadap isi filmnya..
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Minggu, 07 Februari 2010
EDGE OF DARKNESS : Balas Dendam Berbuntut Intrik Tingkat Tinggi
Thomas Craven: I'm a guy with nothin to lose!
Storyline:
Detektif pembunuhan Departemen Kepolisian Boston yang sudah pensiun, Thomas Craven menjemput putrinya yang baru berusia 24 tahun, Emma selepas pulang tugasnya. Setelah berbincang-bincang singkat di rumahnya, Emma mimisan dan tiba-tiba ditembak oleh pembunuh misterius di pintu rumah Thomas. Emma pun tewas seketika! Semua orang berasumsi, Emma tidak sengaja terbunuh karena target utamanya adalah Thomas. Dalam masa berkabungnya, Thomas mulai mencurigai bahwa sesungguhnya Emma memang diincar. Thomas mulai menyelidiki masa lalu Emma dan pekerjaan apa yang dilakukannya sampai bertemu pejabat penting perusahaan dan juga pemerintahan. Dibantu salah satu staf pemerintahan, Jedburgh, Thomas pun terlibat dalam intrik yang rumit.
Nice-to-know:
Dibuat berdasarkan miniseri 6 episode populer Inggris di tahun 1985 berjudul sama yang ditulis Troy Kennedy-Martin dan juga disutradarai oleh Martin Campbell.
Cast:
Bermain kembali sebagai aktor utama setelah terakhir Signs (2002), Mel Gibson didaulat sebagai Thomas Craven, mantan detektif paruh baya yang berduka karena kehilangan putrinya, Emma Craven yang diperankan pendatang baru, Bojana Novakovic.
Dua aktor senior, Ray Winstone dan Danny Huston kebagian peran Jedburgh dan Jack Bennett.
Director:
Salah satu dari sedikit sutradara yang mengarahkan lebih dari satu pemeran James Bond yaitu Goldeneye (1995) dengan Pierce Brosnan dan Casino Royale (2006) dengan Daniel Craig, Martin Campbell bisa dibilang spesialis film-film aksi.
Comment:
Temanya tentang ayah yang berusaha membalaskan dendam kematian anaknya mungkin sudah beratus-ratus kali diangkat. Lantas apakah kelebihan film ini? Pertama, kita bicara cast, Gibson, Huston dan Winstone yang sudah sangat kaliber menunjukkan kelas akting yang baik disini. Kedua, Campbell sang sutradara merupakan jaminan mutu dan juga perolehan pundi-pundi dollar selama ini. Tengok saja filmografinya di masa lalu. Dari segi cerita, intensitasnya memang terjaga dari awal sampai akhir sehingga membawa penonton tetap konsisten mengikutinya. Namun jika anda berharap sebuah film aksi yang cepat alurnya dimana sang jagoan membunuh setiap penjahat yang ditemuinya, anda akan kecewa. Pasalnya Edge Of Darkness lebih ke arah drama kepolisian dengan intrik tingkat tinggi yang baru terungkap di akhirnya. Agak membosankan? Mungkin saja anda berpendapat begitu. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan, masih banyak nilai plus film yang dirilis oleh Warner Bros Pictures ini. Satu hal yang agak mengganggu bagi saya yaitu "seakan-akan" roh Emma yang kembali di setiap langkah ayahnya, berbau supernatural walau unsur personal yang ingin ditonjolkan.
Durasi:
110 menit
U.S. Box Office:
$17,214,384 in the opening week end of Jan 2010
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Sabtu, 06 Februari 2010
MANAGEMENT : Kompromi Cinta Idealis dan Praktis
Mike: Take care of yourself a little... so that the people who love you don't feel like they're annoying you!
Storyline:
Mike bekerja di hotel orangtuanya di Kingman yang terletak di Route 66 yang berpopulasi 27 ribu orang saja. Sedangkan Sue menjual karya seni untuk firma Baltimore dalam mengisi ruang kantornya. Keduanya berkenalan dan memulai interaksinya dengan menarik. Seiring waktu, perbedaan kepribadian Mike dan Sue semakin menimbulkan jarak di antara mereka. Bahkan Sue lebih memilih menikah dengan mantan pacarnya Jango yang dianggap lebih siap menghidupinya. Namun apakah Mike harus tinggal diam dalam comfort zone nya menyaksikan cinta mulai menjauh dari hidupnya?
Nice-to-know:
Sempat mengutip sebaris kalimat dari An Officer and a Gentleman (1982) yaitu being swept away like...
Cast:
Sempat mendukung salah satu episode Dirt (2007) sebelum film ini, Jennifer Aniston bermain sebagai Sue yang praktis.
Pernah memenangkan Special Jury Prize dalam Sundance Film Festival lewat Happy, Texas (1999), Steve Zahn berperan sebagai Mike yang idealis
Margo Martindale sebagai Trish
Fred Ward sebagai Jerry
Woody Harrelson sebagai Jango
Director:
Merupakan debut pertama bagi Stephen Belber setelah sebelumnya lebih banyak menulis untuk serial televisi.
Comment:
Belber mungkin belum berpengalaman dalam menyutradarai tetapi menerjemahkan tulisannya sendiri mungkin mendekatkan film ini dengan ekspektasinya sendiri. Dan plot yang ditawarkan sangat sederhana yaitu hubungan personal antara Mike dan Sue dimana sudut pandang keduanya bergantian ditampilkan sehingga penonton mendapatkan pemahaman netral.
Konsep asmara disini lebih merupakan pertentangan antara si idealis dan si praktis. Si idealis memandang cinta harus diperjuangkan kebersamaannya meski tidak memiliki rencana yang matang sekalipun, bagaimana mengubah dirinya sendiri untuk menjadi lebih positif. Sedangkan si praktis selalu menyusun rencana hidup masa depannya sendiri serealistis mungkin meski harus mengorbankan cinta yang tidak menjanjikan apa-apa.
Aniston dan Zahn harus diakui benar-benar terkesan melebur dalam tokoh Sue dan Mike yang mereka perankan disini. Diawali dari hal-hal kecil, saling berbagi visi, menghabiskan waktu bersama hingga intensitas hubungan yang cenderung datar membuat akting mereka terasa alami termasuk chemistry yang terbangun apa adanya. Kita bisa melihat keduanya nyaman satu sama lain tetapi menyimpan kompleksitas tersendiri di antaranya.
Film ini tidak hanya bercerita mengenai dua sejoli berlawanan jenis tersebut tetapi juga teman-teman dan keluarga di sekitar mereka yang turut memberikan sumbangsih bagi suara hati masing-masing. Sejak menit awal hingga menit akhir, tokoh Mike dan Sue tidaklah sama karena karakterisasi keduanya berkembang seiring perjalanan waktu tanpa melupakan unsur komedi dan romantisme yang cenderung dewasa.
Iba rasanya melihat Management gagal berbicara di tangga box-office manapun ditayangkan. Terkadang audiens memang lebih ingin melihat mimpi yang menjadi nyata dalam sebuah komedi romantik. Namun bagi anda yang berniat menyaksikan sebuah kisah cinta yang membuat tersenyum dan menghangatkan hati dalam konsep kejujuran yang sejujur-jujurnya, inilah pilihan yang tepat. Kompromi terhadap pilihan hati anda sendiri seringkali dibutuhkan untuk mengejar kebahagiaan bersama orang terkasih, tentunya juga mempertimbangkan ketepatan waktu.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$933,224 till Aug 2009
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Jumat, 05 Februari 2010
HAEUNDAE : Bencana Tsunami Kepunahan Republik Korea
There is no escape from nature’s wrath.
Storyline:
Man-sik dan Yeon-hee yang pernah gagal membangun rumah tangga berusaha menjaga kesempatan kedua yang mereka miliki. Dr. Kim yang peduli akan prediksi tsunami di Pantai Haeundae harus berkutat dengan istrinya yang menuntut cerai dan pertumbuhan putri kecil mereka. Hyoung-sik yang menyelamatkan seorang gadis Seoul harus berjuang di tengah badai ganas. Tsunami yang meluluh-lantakkan seantero Republik Korea pun menciptakan konflik kepentingan, provokasi bahkan gejolak jiwa yang tragis selepas bencana berakhir.
Nice-to-know:
Merupakan film Korea berbujet terbesar yaitu sekitar US$ 11 juta sekaligus film bencana pertama yang banyak diinspirasi dari film-film legendaris bergenre serupa.
Cast:
Ha Ji-won sebagai Gang Yeon-heui
Park Joong-Hoon sebagai Kim Hwi
Sol Kyung-gu sebagai Choi Man-shik
Eom Jeong-hwa sebagai Lee Yu-jin
Song Jae-ho sebagai Paman Choi
Director:
Yun Je-Gyun menggarap film kelimanya dimana karir sutradaranya diawali oleh My Boss, My Hero (2001).
Comment:
Hollywood dari waktu ke waktu telah menelurkan begitu banyak judul film bergenre bencana mulai dari banjir, angin puyuh, badai dsb. Jika sudah demikian, lantas apa yang tersisa buat sineas Asia untuk difilmkan? Contoh paling konkrit adalah Korea Selatan yang cukup ambisius memproduksi yang satu ini. JK Youn yang menulis skripnya rasanya terinspirasi dari berbagai judul yang sudah ada sehingga tidak heran jika banyak kemiripan disana-sini yang mengurangi kadar originalitasnya.
Penceritaan berbagai tokoh dengan segala karakteristiknya di beberapa belahan bumi kembali digunakan secara tidak efektif disini. Lebih dari satu jam pertama dihabiskan dengan drama beralur lambat yang cukup membosankan, diselingi dengan humor getir yang sesekali menyeruak. Fakta-fakta pendukung akan hadirnya tsunami yang mengancam juga terkesan kurang meyakinkan meskipun data-data dan gambar grafis sudah berusaha dimunculkan di layar komputer para peneliti tersebut.
Walaupun sudah menggunakan nama-nama tenar yang dimiliki negeri ginseng itu entah mengapa saya masih merasa penjiwaannya kurang maksimal. Tidak ada satupun karakter yang mampu membangun koneksi dengan penonton, bisa jadi karena terlalu sedikit ekspos yang diberikan terhadap mereka akibat harus bergantian berbagi layar. Jikapun ada adegan yang menyentuh, lebih karena tuntutan skenario yang mengharuskan seperti itu, contohnya 40 menit terakhir yang tampak terlalu berupaya menguras air mata, sebagian mungkin berhasil tetapi sebagian lagi tidak.
Haeundae alias Tidal Wave ini secara garis besar belum mampu memenuhi standar film bencana yang kompeten. Nyaris sama lemahnya dengan 2012 yang kebetulan malah saya saksikan lebih dahulu. Spesial efek yang digunakan juga tidak terlalu spektakuler, masih kalah dari dramatisasi berlebihan yang dibangun oleh penyutradaraan yang terkesan amatir. Tidak ada yang tersisa selain keju lembek yang dipaksa meleleh sebagai analoginya. Rasanya akan lebih baik apabila anda lebih memilih menyaksikan Poseidon, Armageddon ataupun judul-judul lawas lain yang mungkin saja diputar di TV cable tengah malam hari.
Durasi:
120 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Kamis, 04 Februari 2010
JINX : Gadis Pembawa Sial Orang-Orang Sekitar
Tidak direstui hubungannya bersama Jono oleh kedua orangtuanya dengan alasan sama-sama melarat membuat Shanti nekad lari dari rumah dan akhirnya memutuskan bunuh diri dengan terjun dari gedung tinggi. Namun bukan kematian yang menjemput karena ia keburu diselamatkan, tetapi kesialan yang disebabkannya menjalar kemana-mana, ke orang-orang di sekitarnya baik yang dikenal ataupun tidak. Bagaimana nasib hubungan Shanti dan Jono pada akhirnya? Apakah kesialan tersebut akan berhenti sampai disitu atau justru awal dari semuanya?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh perusahaan baru Skylar Pictures dan diluncurkan pertama kali lewat jumpa pers di Cafe Casa, Kemang.
Cast:
Pendatang baru Aurellie Moeremans didaulat sebagai Shanti, gadis rapuh yang mudah putus asa.
Pernah mendukung Mas Suka Masukin Aja, Ferdi sebagai Jono.
Sederet aktor-aktris lawas seperti Ray Sahetaphy, Yurike Prastika, Him Damsyik, Hengky Solaiman turut mendukung film ini.
Director:
Pendatang baru di kursi sutradara adalah Muhammad Yusuf yang dipercaya oleh produser Sarjono Sutrisno.
Comment:
Genre dark comedy mungkin belum banyak disentuh sineas lokal. Inilah yang coba dijual sang penulis Jazzy Mu dalam menulis ceritanya. Tema yang diusung sebenarnya unik tetapi sayangnya masih banyak alasan tidak logis yang mendasari film ini terutama perjalanan hidup karakter utamanya selaku sentral cerita. Dari segi cast, hadirnya bintang-bintang senior turut memberikan warna tersendiri walau kontribusinya tidak mampu mengangkat film juga. Aurellie dan Ferdi bermain cukup natural sebagai orang miskin tetapi tidak banyak eksplorasi yang diberikan. Minimnya pengalaman sang sutradara juga patut dicermati sehingga dari segi penggarapan terkesan mediocre, apalagi kamera juga terasa berlari-lari di sepanjang film. Dari segi humor hitam yang berusaha ditampilkan terkadang berhasil memberikan kesan sarkastis lucu, selayaknya apa yang biasa ditawarkan film sejenis dari negeri ginseng. Namun secara keseluruhan frase "jinx" hanyalah tempelan belaka, tanpa menghasilkan konklusi apapun termasuk endingnya yang antiklimaks dan terselesaikan begitu saja.
Durasi:
100 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Rabu, 03 Februari 2010
PENELOPE : Kisah "Penerimaan" Gadis Berhidung Babi
Annie: So what are you hiding from the law or is it just a bad nose job?
Penelope: Mhm, bad nose job..
Storyline:
Meski berasal dari keluarga terhormat dan berkecukupan, hidup gadis muda bernama Penelope tetaplah menderita. Pasalnya ia terkunci kutukan seseorang dari masa lalu kakeknya sehingga berhidung babi. Karena itulah ayah ibunya Franklin dan Jessica memalsukan kematiannya dan mengurungnya selama belasan tahun di dalam istana. Penelope yang semakin dewasa mulai tertarik melihat dunia luar sekaligus mencari cinta sejatinya dengan harapan mampu mematahkan kutukannya. Sayangnya hal tersebut nyaris tidak mungkin karena sudah beratus-ratus pria berdarah biru yang lari saat berhadapan dengannya. Hingga pada suatu ketika datanglah Max yang menarik hati Penelope, perbincangan keduanya dari balik kaca menimbulkan optimisme Penelope. Akankah perjalanan hidupnya seketika dapat berubah menjadi berwarna?
Nice-to-know:
Butuh waktu satu setengah jam untuk memasang hidung prostetik pada Christina Ricci.
Cast:
Setelah Cursed (2005) dan beberapa episode Grey's Anatomy, Christina Ricci kembali dalam film ini sebagai gadis berhidung babi tetapi berhati mulia, Penelope.
Sempat bermain sebagai Mr. Tumnus dalam The Chronicles of Narnia (2005), James McAvoy kebagian peran Max/Johnny yang dibayar untuk mengenal Penelope tetapi malah jatuh hati sungguhan.
Debut pertama Reese Witherspoon sebagai produser utama sekaligus peran Annie.
Richard E. Grant sebagai Franklin Wilhern
Catherine O'Hara sebagai Jessica Wilhern
Simon Woods sebagai Edward Vanderman
Peter Dinklage sebagai Lemon
Director:
Merupakan karya pertama Mark Palansky yang sebelumnya hanya menangani beberapa film pendek dan video interview.
Comment:
Premis gadis berhidung babi terdengar biasa dalam sebuah film. Lalu apakah ini hanya sekadar fairytale biasa? Jangan menyimpulkan terlalu cepat. Benang merahnya menggunakan formula yang sangat sederhana dan jalan ceritanya akan dapat ditebak dengan mudahnya. Namun yang membedakan adalah Penelope menggunakan kejujuran dan ketulusan dalam bertutur sehingga menarik untuk disaksikan.
Daya tarik utamanya jelas ada di Christina Ricci yang membawakan karakter Penelope dengan pesona yang mengundang simpati terlepas dari keanehan fisik yang dideritanya. Diperkuat pula oleh James McAvoy yang sangat natural dengan mata birunya yang polos. Chemistry keduanya berhasil menciptakan romantisme tersendiri yang realistis. Catherine O'Hara yang bermain sebagai Jessica Wilhern juga memukau karena mempotretkan tokoh ibu overprotektif yang luar biasa cerewet. Belum lagi Reese Witherspoon yang walaupun hanya sebagai karakter pendukung tetap memberikan kekuatan akting tersendiri. Sungguh cast yang menarik!
Sutradara Palansky meski belum banyak berpengalaman cukup berhasil membangun mood film dengan baik didukung dengan tone warna pucat kota London yang selalu terang benderang. Menonton Penelope seakan mengikuti sebuah komedi satir yang penuh dengan sindiran-sindiran duniawi seperti orang yang cenderung melihat dari luarnya saja, bisa jadi sebuah drama kehidupan yang sarat makna seperti bagaimana kita diajarkan untuk menerima diri kita sendiri terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Kekurangannya adalah terkadang karakter-karakter tertentu seakan diabaikan begitu saja setelah scene demi scene berlalu.
Nikmatilah Penelope dengan santai dan niscaya anda serasa dibawa masuk ke sebuah dunia sinis dimana seorang gadis manis yang menderita karena penolakan dunia terhadapnya berusaha menjalani hidup sewajar dan setulus mungkin. Bukankah cinta kadang dapat menyergap tanpa alasan yang masuk akal? It's a cute movie indeed with sense of touch!
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$10,011,274 till Jun 2008
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent