Senin, 27 April 2009

ANAK SETAN : Tanda Lahir Gadis Pembawa Petaka?

Cerita:
Ditunjuk menjadi kepala Rumah Sakit Jiwa Cempaka membuat Gabriel harus mengemban tugas sulit karena kepala RS sebelumnya, Pak Sanusi tewas bunuh diri tanpa sebab dan meninggalkan beberapa urusan yang terbengkalai. Dibantu beberapa orang staf nya, Gabriel mulai membereskan rumah sakit tersebut hingga akhirnya menemukan seorang remaja perempuan terpasung di sebuah kamar rahasia yang bernama Stella. Dibantu mantan kekasih Gabriel, Panji mereka bertekad mengembalikan Stella ke dunia yang seharusnya dengan bersekolah dan mendapat perhatian dari orang-orang terdekatnya. Sayang yang mereka berdua tidak ketahui, Stella memiliki tanda lahir misterius yang mungkin membuka tabir rahasia besar tentang siapa gadis itu sesungguhnya.

Gambar:
Scene rumah sakit agak terlihat artificial dengan lighting yang buruk. Setting pun sepertinya tertata dengan sengaja.

Act:
Jill Gladys yang pernah mendukung Setannya Kok Beneran? kali ini mendapat peran utama sebagai kepala RS Jiwa, Gabriel yang berusaha pulih dari masa lalunya yang kelam dengan mencoba hidup mandiri tanpa kehadiran siapapun.
Ringgo Agus Rahman memerankan karakter yang tidak biasanya yaitu Panji, mantan kekasih Gabriel yang juga seorang pembimbing sekolah.
Indri Satiya sepertinya terlalu dipaksakan menjadi remaja SMP yang misterius, Stella. Penjiwaannya banyak dibantu dengan make up dan kostum yang agak berlebihan.

Sutradara:
Allo Geafarry yang didukung sepenuhnya oleh Monty Tiwa dalam debut layar lebarnya ini masih terlihat lemah dalam beberapa aspek. Turun naik cerita yang disajikan mungkin akan mengganggu penonton disamping miscasting yang sangat terasa.

Komentar:
Saya akan lebih menghargai film ini jika memiliki originalitas sendiri daripada mencampur baur beberapa konsep film ternama. Paling terasa dari pertengahan sampai akhir itu dari thriller lawas Hollywood, Carrie yang sudah beberapa kali diremake. Sisanya dari awal sampai pertengahan sangat tidak jelas plot cerita mau dibawa kemana. Korelasi antar tokoh dengan situasi yang melingkupinya terasa sangat dipaksakan. Tidak heran jika film ini tidak pede karena mengalami pemunduran jadwal edar berkali-kali.

Durasi:
95 menit

Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 25 April 2009

FOUR CHRISTMASES : Pasangan Phobia Pernikahan Bernatal Empat Rumah

Quotes:
Connor-Do you know who I am?
Brad-What?
Connor-Google me bitch! I might be famous one day.

Storyline:
3 tahun berpacaran yang diawali dengan pertemuan di sebuah klub, Brad dan Kate selalu berusaha menghindari menghabiskan Natal dengan keluarga mereka dengan berlibur ke pulau eksotis. Sayangnya kali ini mereka gagal karena semua penerbangan dibatalkan akibat cuaca buruk dan sialnya reporter televisi turut mewawancarai mereka sehingga keluarga mereka tahu dimana mereka berada. Tak dapat dihindari, Brad dan Kate harus mengunjungi ayah-ibu mereka yang sudah bercerai satu persatu! Mimpi buruk pun dimulai karena empat keluarga tersebut masing-masing menawarkan nuansa yang akan tidak menyenangkan sekaligus menguji hubungan cinta Brad dan Kate.

Nice-to-know:
Pada adegan di meja makan, Reese Witherspoon sempat terhantam piring keramik yang membuatnya mendapat 5 jahitan dan menunda syuting selama 3 hari.

Cast:
Bukan kebetulan jika kemunculan Vince Vaughn terakhir juga dalam film bertemakan Natal yaitu Fred Claus (2007). Kali ini ia bermain sebagai Brad, pria lajang yang takut pada pernikahan sehingga selalu menghindari komitmen.
Penampilan terakhirnya dalam Rendition (2007) tidak terlalu disambut hangat tetapi Reese Witherspoon tetaplah aktris yang diakui eksistensinya. Berperan sebagai Kate, wanita sukses yang trauma dengan anak-anak walau akhirnya dilema dengan keputusannya.
Empat karakter pemeran orangtua Brad dan Kate pernah memenangkan Oscar yaitu Robert Duvall, Sissy Spacek, Jon Voight dan Mary Steenburgen.

Director:
Nama Seth Gordon memang belum banyak dikenal publik. Penyutradaraannya dimulai lewat Squirt (2002).

Comment:
Pemasangan Vaughn dan Witherspoon sebagai pasangan dalam film komedi bisa dibilang tepat karena dua-duanya sudah memiliki kharisma masing-masing untuk membangun nuansa humor. Chemistry keduanya disini terbilang aneh tetapi menarik untuk disaksikan. Beberapa situasi tak menyenangkan yang tidak terduga yang dialami pasangan menjadi jualan utamanya yang mungkin saja dialami kita dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pertemuan dengan calon mertua, calon ipar, calon keponakan yang sangat lekat dengan kata "MASALAH". Bagaimana perjuangan untuk tetap bersama di atas semua perbedaan yang sebenarnya terbentang lebar di antara mereka itulah yang patut disaksikan disini. Selain itu kualitas Oscar seorang Duvall, Spacek, Steenburgen dan Voight menjadi nilai plus dengan kematangan akting sebagai orangtua bermasalah. Beberapa karakter pendukung memang hanya sekadar "lucu" tapi tetap merupakan bagian penting disini. Jam terbang rendah sang sutradara rasanya tidak terlalu berpengaruh juga. Four Christmases mungkin tidak terlalu bersemangatkan Natal tetapi film liburan yang menghibur sekaligus potret yang tepat bagi paradigma kaum muda-mudi jaman sekarang yang seringkali menghindari keluarga dan pernikahan.

Durasi:
85 menit

U.S. Box Office:
$120,146,040 till Feb 2009

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 24 April 2009

FAST AND FURIOUS : Aroma Balas Dendam Ajang Balapan

Quotes:
Campos-So, you know each other?
Dominic Toretto-He used to date my sister.
Campos-You're a lucky man.
Brian O'Conner-How's that?
Campos-You're still breathing!
----------
Dominic Toretto-It starts with the eyes. She's gotta have those kind of eyes that can look right through the bullshit, to the good in someone. 20% angel, 80% devil. Down to earth. Ain't afraid to get a little engine grease under her fingernails.
Gisele Harabo-That doesn't sound anything like me.
Dominic Toretto-It ain't.

Cerita:
Lari dari semua masalahnya, Dom Toretto malah kehilangan wanita terkasihnya Letty. Kembali ke Los Angeles untuk berjumpa kembali dengan adiknya Mia, Dom berniat mencari informasi penyebab tewasnya kekasihnya dan membawanya bereuni dengan agen FBI Brian O'Conner. Petunjuk demi petunjuk mengarahkan Dom dan Brian menjadi pengemudi balapan liar Braga yang disinyalir terlibat perdagangan narkoba internasional. Keluar sebagai dua peringkat teratas, Dom dan Brian mendapat tugas khusus langsung dari Campos, orang kepercayaan Braga. Bagaimana kedua pria itu menuntaskan misi masing-masing dimana pada akhirnya semua ditentukan di gurun Meksiko?

Gambar:
Scene cepat memacu adrenalin di berbagai lokasi mulai dari Republik Dominika, Los Angeles sampai Meksiko!

Act:
Berperan kecil dalam film besar pertamanya Saving Private Ryan (2008), Vin Diesel kali ini meneruskan peran yang sama sebagai buronan Dominic Toretto yang keras dan jago balap.
Mulai dikenal sepuluh tahun lalu dalam 2 film remaja Varsity Blues dan She's All That, karir Paul Walker memang tidak buruk tapi tidak juga cemerlang. Disini ia melanjutkan kharismanya sebagai agen polisi/FBI yang tangguh Brian O'Conner.
Muncul singkat pada awal sekuel keempat ini, dua aktris cantik Michelle Rodriguez sebagai kekasih Dom, Letty dan Jordana Brewster sebagai adik Dom, Mia.
Sebelumnya tampil dalam Pride & Glory (2008), John Ortiz kebagian peran antagonis, Campos dalam FF 2009 ini.

Sutradara:
Pria kelahiran Taipei 1973, Justin Lin juga menggarap sekuel ketiga film ini yakni Tokyo Drift (2006) yang bergaya Jepang. Meski tidak terlalu menggembirakan, hasil film tersebut cukup disukai publik. Hasilnya, ia dipercaya menggarap Fast And Furious dengan lebih dahsyat, tentunya dengan kucuran dana yang lebih besar pula. Well done!

Komentar:
Jilid empat untuk sebuah film rasanya terlalu banyak. Terbukti Fast And Furious seperti kehilangan jati diri dalam bercerita, seakan pengulangan film pertamanya ditambah beberapa konflik yang sialnya mudah sekali ditebak. Terlepas dari itu semua, memang kembalinya empat cast utama menjadi daya tarik film ini. Adegan aksinya memang menjanjikan, penuh tantangan. Namun elemen-elemen awal yang membuat The Fast And The Furious disukai yaitu trademark mobil balap mewah sesuai karakter pengendara, balap jalanan, teknik balap tidak terlihat lagi disini. Seakan Fast And Furious hanyalah sebuah film aksi belaka.

Durasi:
105 menit

U.S. Box Office:
$136,205,795 till mid April 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

ROMEO JULIET : Asmara dan Seteru Pendukung Klub Sepakbola

Cerita:
Selepas menjadi suporter Persija (Angel Jak) dalam pertandingan skala nasional melawan Persib, Rangga justru jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Desi yang justru suporter lawan (Lady Vikers). Pertemuan kedua secara tidak sengaja mendekatkan mereka berdua. Benih-benih cinta pun tumbuh diantara kedua insane berbeda jenis berlainan kota tersebut. Sayang tekanan orang-orang di sekitar mereka terutama pendukung dua klub sepakbola terbesar tidak sependapat dengan hubungan tersebut. Berhasilkah Rangga-Desi menggenggam kebahagiaan cinta pada akhirnya?

Gambar:
Agak bergaya semi dokumenter terutama saat peliputan pertandingan sepakbola dengan atribut suporternya masing-masing.

Act:
Sissy Priscillia sebagai Desi tampak masih belum lepas dari peran-peran terdahulunya. Hal itu tidak bisa disebut kekurangan karena Sissy masih cukup konsisten dalam berakting sebagai mojang Bandung yang cantik dan pantang menyerah.
Edo Borne yang mengaku aslinya tidak bisa bersepakbola malah kebagian tokoh Rangga, pendukung fanatik Persija yang berkemauan keras.
Jangan lupakan nama Ramon Tungka yang tampil tuntas dengan merelakan rambutnya dipangkas mohawk dan juga harus menggemukkan tubuhnya berkilo-kilo serta Alex Komang sebagai Panji, kakak Desi yang keras hati.

Sutradara:
Andibachtiar Yusuf kembali setelah menyutradarai karya layar lebar perdananya The Conductors yang memenangkan Film Dokumenter Terbaik pada FFI 2008. Diinspirasi dari roman klasik William Shakespeare, Andi berusaha mentransformasikannya dengan gaya lokal. Usahanya boleh mendapat apresiasi sendiri.

Komentar:
Meski plot cerita cenderung bisa ditebak dari awal sampai akhir dikarenakan hasil adaptasi cerita ternama seantero jagad, Romeo Juliet tetap harus diacungi jempol karena secara kreatif mampu memadukan kisah cinta berbeda latar belakang yang didukung situasi persepakbolaan nasional yang memiliki pendukung fanatik masing-masing. Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada semisal perpindahan scene yang kurang mulus, kabar baik berhembus dimana tema universal yang dikemas dengan unik, film ini mendapat banyak undangan untuk mewakili Indonesia di ajang perfilman dunia.

Durasi:
100 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Senin, 20 April 2009

LONELY HEARTS : Memburu Pasangan Psikopat Berdarah Dingin

Quotes:
Martha Beck-Has anybody ever loved you that much, detective? To kill or die... for you?

Storyline:
Raymond Fernandez dan Martha Beck adalah dua orang psikopat dengan nafsu yang panas dalam seks dan darah dingin dalam membunuh. Lewat iklan di surat kabar, mereka menjebak dan merampok wanita-wanita kaya yang kesepian, yang akhirnya mereka bunuh. Meninggalkan jejak berupa mayat-mayat yang dibunuh, sepanjang New York sampai Michigan, Raymond dan Martha percaya mereka tidak akan tertangkap. Namun diam-diam detektif Elmer C. Robinson dan Charles Hildebrandt mulai menyusuri dan mengumpulkan jejak mereka.

Nice-to-know:
Gambaran asli Martha Beck jauh berbeda dengan Salma Hayek. Pada saat kematiannya, Martha berbobot lebih dari 100kg hingga tidak muat pada kursi listrik.

Cast:
Terakhir membintangi Be Cool (2005), John Travolta kembali sebagai Detektif Elmer Robinson yang berduet dengan Detektif Charles Hilderbrandt yang diperankan oleh James Gandolfini.
Sebelum ini muncul dalam Lord of War (2005), Jared Leto disini bermain sebagai Ray Fernandez, psikopat pembunuh wanita-wanita kaya yang kesepian.
Partner Ray, Martha Beck yang posesif obsesif dihidupkan oleh Salma Hayek.

Director:
Film layar lebar kedua bagi Todd Robinson sejauh ini setelah Angel Fire (1992).

Comment:
Satu hal yang paling menonjol dari film ini adalah sinematografinya. Gaya "noir" yang dibesut sutradara Robinson benar-benar terasa gelap dan klasik, disesuaikan dengan gaya tahun 1940an. Berbaur apik dengan skrip tajam dan terarah yang dikerjakannya juga.
Jika sudah demikian maksimal, apakah didukung juga oleh pengembangan karakter yang baik? Saya harus katakan hal itu sebanding. Masing-masing aktor aktris yang terlibat disini menunjukkan performa maksimum. Jangan tanyakan Travolta yang kembali dalam peran biasanya, kharismanya sebagai detektif investigasi masih kuat. Bertandem secara baik dengan Gandolfini yang sudah sangat senior itu. Namun Hayek lah yang membuat saya angkat topi karena karakter Martha yang dibawakannya benar-benar sensual berdarah dingin sekaligus mengerikan dengan sikap impulsifnya. Alhasil nyaris tidak ada ruang bagi Leto sebagai partners-in-crime nya walau sudah terlihat berupaya keras mengimbangi
Jelas bukan film yang dapat dinikmati siapa saja oleh karena faktor darah, adegan nudis, seksualitas dan bahasa kotor yang frekuentif itu apalagi berkaitan dengan pembunuhan anak-anak ataupun bunuh diri. Namun rasanya Lonely Hearts juga tidak akan begitu saja menarik perhatian publik. Mungkin faktor diangkat dari kisah nyata sehingga misi drama kejahatan yang diembannya tidak berujung pada klimaks yang ditunggu-tunggu setidaknya dari permainan kucing dan tikus yang biasanya menjadi daya tarik tersendiri. Sayang memang!

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$188,565 till early May 2007

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Minggu, 19 April 2009

THE INTERNATIONAL : Konspirasi Tingkat Tinggi Berbuntut Korupsi Internasional

Quotes:
Jonas Skarssen-What do you want?
Louis Salinger-I want some fucking justice.

Cerita:
Agen interpol, Louis Salinger dan partnernya berusaha menginvestigasi IBBC dengan bantuan asisten pembela, Eleanor Whitman dari Manhattan dikarenakan transaksi ilegal jual beli senjata seharga 200 juta dollar! Saat tengah merencanakan pertemuan dengan informan IBBC di Central Station Berlin, partner Louis terbunuh. Louis kemudian menemukan identitas informan tersebut dan menuju Milan untuk bertemu politikus, Umberto Calvini yang memiliki pabrik senjata yang besar. Kejadian demi kejadian membawa Louis dan Elenoar hingga Turki untuk mengejar pembunuh misterius tersebut dan menemukan fakta bahwa tidak satu pihakpun dapat mereka percayai.

Gambar:
Bersetting mulai dari New York, Jerman, Perancis hingga Turki, The International selayaknya film aksi bergerak cepat di lokasi-lokasi publik yang umum ditemui.

Act:
Pernah dinominasikan sebagai Aktor Pendukung Terbaik Oscar 2005 dalam Closer (2004), Clive Owen kali ini bermain sebagai Louis Salinger, interpol yang bersikeras menegakkan keadilan dengan caranya sendiri.
Sebelumnya tampil tertekan dalam Funny Games (2007), Naomi Watts disini berperan sebagai Elenoar Whitman, asisten pembela distrik bagian Manhattan yang juga bersih dari segala tipu-daya.

Sutradara:
Pria kelahiran Jerman bernama Tom Tykwer ini pertama dikenal lewat karyanya, Run Lola Run (1998) yang cukup mendapat perhatian publik film internasional. Kali ini mengarahkan The International yang cukup menjanjikan untuk berbicara banyak di tangga box-office.

Comment:
Kelemahan yang paling mencolok mungkin di screenplay yang terasa agak kabur, belum lagi dialog yang terlalu dipaksakan merasuk ke dalam pikiran penonton sehingga terkesan tidak menyenangkan untuk diikuti. Di luar itu, The International bisa dibilang menjanjikan mulai dari setting cerita yang brilian dan sulit diduga. Beberapa elemen klasik misteri muncul disini seperti halnya kita mengikuti film dari sudut pandang karakter protagonisnya. Meski tampil cukup baik, Owen dan Watts agak kurang termotivasi menampilkan kelebihan akting mereka. Yang juga menjual adalah lokasi yang berpindah-pindah dimana semuanya disyut dengan sudut pengambilan yang variatif. Satu yang akan diingat penonton adalah adegan tembak-menembak yang sangat seru sekitar 5-10 menit di sebuah gedung berarsitektur urban white noir lengkap dengan kaca menggantung di langit-langit.

Durasi:
115 menit

U.S. Box Office:
$25,450,527 till March 2009

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 18 April 2009

NEW IN TOWN : Adaptasi Karier Eksekutif Wanita Di Lingkungan Baru

Tagline:
She's an executive on the move. But her career is taking her a little farther than she expected.

Cerita:
Kandidat Wakil Direktur yang juga seorang wanita karir cerdas, Lucy Hill menerima tugas yang bagi sebagian besar orang itu sulit yaitu menjalankan pabrik kecil di Minnesota. Dari kehidupan mewah Miami yang hangat menjadi kesulitan segalanya di tempat baru yang dingin dan selalu bersalju. Lucy harus belajar mengatasi semua kendala tersebut dimana ia juga menghadapi susahnya penerimaan dari publik setempat termasuk ketua serikat pekerja, Ted Mitchell. Berhasilkah Lucy mengalahkan segala tantangan?

Gambar:
Suasana dingin Minnesota tertangkap dengan pas termasuk badai salju yang kerapkali menyelimuti permukaan tanah.

Act:
Renee Zellweger yang akhirnya memenangkan Oscar lewat Cold Mountain (2003) merupakan salah satu dari sedikit aktris yang selalu total dalam berakting. Sebagai eksekutif wanita Lucy Hill, Renee memberikan kesan cerdas, mandiri sekaligus naif secara bersamaan.
Aktor yang belakangan seakan terlupakan padahal tampil pertama kali sejak Memphis Belle (1990) adalah Harry Connick, JR. Kali ini bermain sebagai ketua serikat pekerja yang tampan Ted Mitchell.
Jangan lupakan penampilan menarik Siobhan Fallon sebagai Blanche Gunderson, sekretaris Lucy yang bawel sekaligus jago membuat yogurt.

Sutradara:
Pria kelahiran Denmark 1966, Jonas Elmer belum banyak dikenal publik. Maklum lebih sering menyutradarai film Eropa sebelumnya. New In Town menjadi debut Hollywood pertamanya. Not bad!

Komentar:
Meskipun terkesan feminis, New In Town merupakan sebuah komedi romantis yang cukup menyegarkan. Berangkat dari komedi situasi tentang perjuangan seorang eksekutif wanita menaiki tangga karir yang terjal dan penuh tantangan di tempat baru, film ini bergulir manis dengan konflik-konflik yang sederhana tapi tetap tajam. Renee seperti biasa memberikan penampilan yang outstanding. Always love to see her in a movie like this! Don't skip it!

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$16,699,684 till end of March 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 17 April 2009

POCONG SETAN JOMPO : Lima Mahasiswa Terjebak Dalam Panti Jompo Misterius

Cerita:
Kedatangan suster misterius Saskia ke kampus ternyata bertujuan merekrut lima mahasiswa-mahasiswi yakni Cecil, Ridho, Stella, Joni dan Emilio untuk mengurus sebuah panti jompo. Penolakan berubah menjadi penerimaan saat mereka menatap langsung mata suster Saskia. Ya seakan daya hipnotis mampu mempengaruhi mereka dengan kuat hingga mematuhi setiap kata-kata suster Saskia. Hari demi hari dilalui di panti jompo hingga Cecil menemukan kejanggalan. Siapa sebenarnya suster Saskia? Dan apa hubungan mereka dengan panti jompo tersebut?

Gambar:
Setting panti jompo yang sunyi dan jauh dari keramaian cukup "menentramkan" konsep film secara keseluruhan.

Act:
Banyak mendukung film horor lainnya, baru kali ini kebagian karakter sentral, Uli Auliani sebagai Cecil
Debut peran utamanya di layar lebar, Jonathan 'Ijonk' Frizzy sebagai Ridho
Bintang seksi Deriell Jaqualine sebagai Stella
Si kocak kribo yang kian laris, Rizky Mocil sebagai Joni
Si gendut kemayu, Herichan sebagai Emilio
Terbungkus kostum ketat suster misterius, Bella Esperance sebagai Saskia

Sutradara:
Findo Purwono HW seakan kejar setoran tahun ini. Setelah merampungkan Setan Budeg yang cukup sukses itu, dia kembali dengan genre horor dengan bumbu komedi yang sedang tren. Berhasil atau tidaknya Pocong Setan Jompo tergantung dari penerimaan masyarakat. Hanya disayangkan judulnya yang sangat tidak kreatif dan terkesan "mencari aman" untuk menjual.

Komentar:
Konten cerita Pocong Setan Jompo sebetulnya tidak biasa dan seharusnya mampu dikonsep dengan lebih matang untuk menyuguhkan sesuatu yang baru. Sayang sekali, film ini kembali terjebak dengan stereotype film horor komedi lokal yang menghiasi layar bioskop beberapa bulan terakhir. Kejutan yang dibangun dari awal sampai terungkap di akhir seharusnya menjadi klimaks tapi sayangnya tidak. Sebagai hiburan, cukuplah, tidak buruk tapi tidak bisa dibilang baik.

Durasi:
90 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 16 April 2009

RACE TO THE WITCH MOUNTAIN : Pelarian Dua Alien Remaja Bersama Supir Taksi

Quotes:
Jack Bruno-You do know how to fly this thing, right?
Seth-How did you think we got here?
Jack Bruno-Well, you crashed, remember?

Cerita:
Bekas napi yang tengah merintis hidupnya kembali sebagai supir taksi di Las Vegas, Jack Bruno secara tidak sengaja menghadiri konvensi UFO di Planet Hollywood saat menjemput Dr. Alex Friedman yang harus memberikan kuliahnya disana. Jack yang tengah mengatasi tekanan dari mantan bosnya yang berusaha menariknya kembali ke dunia kriminal tiba-tiba dikejutkan kemunculan dua remaja belia kakak beradik, Seth dan Sara yang memiliki tujuan misterius sebagai penumpangnya. Sementara itu Pemerintah menemukan kapal luar angkasa yang hancur di dekat Las Vegas dan memburu dua alien di bawah pimpinan Jenderal Henry Burke. Bagaimana Jack bisa membantu Seth dan Sara lolos dari semua hal tersebut menuju Witch Mountain termasuk dari kejaran Syphon, pembunuh dari luar angkasa yang ingin menguasai bumi?

Gambar:
Sebagian besar berlokasi syuting di California dan jalan-jalan panjang Nevada. Juga didukung oleh bantuan spesial efek CGi terutama adegan yang menyangkut UFO dan makhluk angkasa luar.

Act:
Ternama dari acara gulat profesional televisi WWF, Dwayne Johnson kali ini bermain sebagai Jack Bruno, mantan napi yang beralih profesi sebagai supir taksi.
Terakhir tampil singkat dalam Jumper (2008), AnnaSophia Robb disini kebagian tokoh alien muda, Sara dan kakaknya, Seth yang diberikan pada aktor remaja Kanada yang baru saja bermain dalam The Seeker : The Dark Is Rising (2007), Alexander Ludwig.
Dari trilogi Spy Kids, Carla Gugino kembali pada film anak-anak sebagai Dr. Alex Friedman, ahli teori UFO dan benda asing angkasa luar yang secara tidak sengaja terlibat petualangan seru.
Aktor veteran Inggris, Ciaran Hinds kebagian peran antagonis, Henry Burke, kepala Departemen Pertahanan yang ambisius dan licik.

Sutradara:
Film keduanya setelah Asteroid Adventure (1994), Hoyt Yeatman lebih banyak terlibat dalam bidang spesial/visual efek termasuk saat memenangkan Piala Oscar untuk kategori Best Effect dalam The Abyss (1989).

Komentar:
Stereotipe film-film Disney non animasi adalah plot cerita yang ringan dan bisa menghibur seantero keluarga. Race To The Witch Mountain masih setia pada pakem tersebut walaupun merupakan proyek remake dari kisah klasik yang sudah dikembangkan sedemikian rupa, terima kasih atas bantuan CGI yang sangat membantu modernisasi kisah bertemakan alien ini. Akting semua karakter utamanya bisa dikatakan pas porsinya, tidak berlebihan tapi tetap menonjol. Dari awal sampai akhir, film ini terus bergerak cepat dan untungnya mampu menjaga antusiasme penonton untuk terus mengikutinya. Sebuah film hiburan yang bisa dijadikan alternatif tontonan musim panas yang biasanya sesak dengan film-film bombastis tapi kehilangan unsur funnya.

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$67,128,202 till July 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 15 April 2009

DARK FLOORS : Terisolasi Mimpi Buruk Di Sebuah Rumah Sakit

Quotes:
Sarah-I want the red crayon!

Cerita:
Saat menemani putrinya Sarah yang autis menjalani scan otak, Ben sangat kesal mendapati aliran listrik mati. Saat meninggalkan rumah sakit tersebut, bersama suster Emily, seorang pasien tua, satpam dan pebisnis sombong, mereka berenam terjebak dalam lift yang mendadak macet. Beberapa waktu kemudian, lift terbuka di lantai 5 tapi tidak ada seorang pun yang terlihat. Menyusuri lorong-lorong rumah sakit dari lantai ke lantai, mereka harus menghadapi peristiwa supernatural misterius yang bisa saja mengambil nyawa mereka satu persatu..

Gambar:
Setting full di sebuah rumah sakit yang dikosongkan dan seakan terbengkalai.

Act:
Sulit mengomentari akting pemain satu persatu dikarenakan tidak adanya pengembangan karakter dan dialog yang berarti.
Skye Bennett sebagai Sarah
Noah Huntley sebagai Ben
Dominique McElligott sebagai Emily
Ronald Pickup sebagai Tobias
William Hope sebagai Jon
Leon Herbert sebagai Rick
Philip Bretherton sebagai Walter

Sutradara:
Asli kelahiran Finland, Pete Riski lebih banyak terlibat dalam produksi teve. Dark Floors menjadi debut layar lebarnya.

Komentar:
Konon merupakan horor Finland termahal yang pernah dibuat dikarenakan setting yang sangat luas dan spesial efek yang cukup menonjol. Menakutkan? Tidak juga. Menegangkan? Agak. Sayangnya kelemahan utama adalah dari segi cerita, seakan dibuat sesedikit mungkin informasi dan pada akhirnya meninggalkan tanda tanya besar bagi penonton untuk menerka maksud film secara keseluruhan. Tidak terlalu buruk hanya mungkin tidak disukai oleh anda.

Durasi:
85 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 12 April 2009

MONSTERS VS ALIENS : Animasi Pertahankan Bumi Terhadap Invasi Alien

Quotes:
Dr. Cockroach Ph.D.-Might we ask for your name, madam?
Susan Murphy-Susan.
B.O.B.-No, we mean like your monster name. You know, what do people scream when they see you coming? Like "Look out! Here comes...?"
Susan Murphy-Susan.

Dr. Cockroach Ph.D.-Really?
B.O.B.-[spookily] SUUUUSSAAANN! Ooh, I just scared myself! That is scary!

Cerita:
Pada hari pernikahannya dengan Derek Dietl reporter teve yang sedang naik daun, Susan Murphy tertimpa meteor yang bermuatan Quantonium. Akibatnya Susan menjadi kuat dan ukuran tubuhnya membesar berlipat-lipat. Segera ia diasingkan oleh pemerintah dan diasingkan ke habitat rahasia monster. Disanalah ia bertemu ilmuwan gila yang bertransformasi menjadi kecoa, Dr. Cockroach Ph.D. juga makhluk tembus pandang tanpa otak bernama B.O.B. plus kombinasi ikan-kadal yang dinamakan The Missing Link serta mutan lava raksasa, Insectosaurus. Berlima mereka menyesuaikan diri satu sama lain sampai akhirnya bekerjasama melawan alien penguasa Gallaxhar yang bertujuan untuk menaklukkan bumi. Berhasilkah mereka menjalankan misi tersebut sekaligus menerima kesempatan kembali ke tengah-tengah peradaban seperti semula?

Gambar:
Sebagian besar elemen film ini mengingatkan pada beberapa sains fiksi ternama yang hadir dalam layar lebar maupun layar gelas di waktu yang lalu.

Voice:
Suara khasnya yang paling dikenal, Reese Witherspoon sebagai Susan Murphy.
Aktor kawakan Inggris, Hugh Laurie sebagai Dr. Cockroach Ph.D.
Aktor spesialis komedi remaja, Seth Rogen sebagai B.O.B.
Will Arnett sebagai The Missing Link
Rainn Wilson sebagai alien penguasa Gallaxhar
Stephen Colbert sebagai Presiden Hathaway
Kiefer Sutherland sebagai The General

Sutradara:
Dua nama yang masih terdengar asing, Rob Letterman dan Conrad Vernon berkolaborasi dengan cukup manis untuk menyuguhkan animasi terbaru Dreamworks ini. Pada tahun 2004, keduanya pernah masuk tim sutradara dalam 2 film animasi sukses, Rob dalam Shark Tale dan Conrad dalam Shrek 2.

Komentar:
Versi 3D film ini konon dibekali dengan visualisasi yang baik. Namun rasanya versi 2D nya juga sudah cukup menghibur penonton. Secara keseluruhan, Monsters Vs Aliens memang lucu dan menyegarkan sebagai sebuah tontonan, hanya saja plotnya agak sedikit predictable dan tidak terlalu orisinil karena memang dicomot dari sana-sini. Sepintas mungkin mengingatkan kita pada sentuhan film sains fiksi tahun 1950an yang diperbaharui oleh CGI. Nikmati saja! Lumayan tapi tidak luar biasa..

Durasi:
90 menit

U.S. Box Office:
$140,203,799 till mid April 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 11 April 2009

MATI SURI : Misteri Spiritual Setelah Kondisi Koma

Tagline:
Mati tak cukup sekali

Cerita:
Menjelang pernikahannya, Abel kalut mendapati fakta bahwa calon suaminya, Wisnu pernah menghamili wanita lain. Dalam keputus asaannya, Abel menenggak sebotol obat hingga membuatnya koma atau sering disebut mati suri. Dalam kondisi itu, Abel seperti berada di suatu tempat asing yang dingin dan gelap. Saat terbangun setelah beberapa hari, Abel bertekad menyendiri dan menyelesaikan pekerjaannya sebagai fotografer di villa milik sahabat baiknya, Charlie. Sayangnya di tempat itu, Abel malah menemukan serangkaian kejadian supranatural yang berusaha membujuknya untuk mati sekali lagi..

Gambar:
Konsep visual yang baik dengan dominan warna biru di malam hari.

Act:
Mendominasi layar dari awal sampai akhir, Nadine Chandrawinata menunjukkan emosi dan penjiwaan yang baik sebagai Abel, gadis cantik rapuh yang tidak percaya mistik.
Setelah masuk nominasi aktor terbaik dalam FFI 2008 yang lalu, Yama Carlos kali ini bermain sebagai Wisnu yang kebingungan mendapati calon istrinya menghilang dan berusaha mendapatkannya kembali dengan sekuat tenaga.
Satu lagi model asal Malaysia yang menyusul terjun ke dunia akting, Keith Foo sebagai Charlie yang setia kawan tapi berkesan misterius.

Sutradara:
Rizal Mantovani kembali lagi ke genre horor setelah terakhir membesut Kesurupan (2007). Dalam Mati Suri, Rizal menyuguhkan konsep serupa yaitu kondisi saat tubuh kehilangan kendali jiwanya. Usahanya dalam film ini boleh diacungi jempol karena mampu memadukan konsistensi cerita dengan konsep visual yang baik.

Komentar:
Menggunakan narasi Mama Loren dalam trailer film ini sebetulnya cukup kreatif. Tapi apa yang ditampilkan secara utuh jauh lebih daripada itu. Walau bertempo cukup lambat, Mati Suri berhasil menjaga ritme cerita mulai dari awal sampai klimaks. Pelebaran karakter tidak merumitkan kisah tapi membuka satu persatu kejutan yang disuguhkan. Suatu hal yang jarang ditemui dalam horor lokal. Sayang sekali di tengah serbuan horor tidak standar belakangan ini, Mati Suri yang di atas rata-rata justru kurang mendapat perhatian.

Durasi:
90 menit

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 10 April 2009

THE MACHINE GIRL : Pembalasan Dendam Gadis Tangguh Cacat

Tagline:
It's Payback Time!

Storyline:
Mahasiswi enerjik dan populer, Ami bertekad menjaga adik lelaki satu-satunya, Yu sepeninggalan ayahnya yang bunuh diri setelah dituduh melakukan pembunuhan. Sayangnya Yu bersama temannya, Takeshi berhutang pada gerombolan Sho yang juga anak yakuza. Dalam suatu pertikaian, Yu dan Takeshi secara keji dijatuhkan dari gedung tinggi oleh Sho. Sedangkan Ami yang tertangkap orangtua Sho juga dipotong lengannya. Dibantu suami istri orangtua Takeshi, Ami mendapat lengan baru yaitu senapan mesin. Bersama mereka siap membalas dendam terhadap orang-orang yang telah merenggut nyawa insan terkasihnya.

Nice-to-know:
Keluarga pembunuh Sho menggunakan nama Hanzo Hattori dimana nama tersebut adalah ninja populer yang seringkali digunakan dalam dunia fiksi dan hiburan.

Cast:
Minase Yashiro sebagai Ami Hyuga
Asami sebagai Miki
Kentarô Shimazu sebagai Ryûji Kimura / Kimura gang boss
Honoka sebagai Violet Kimura
Nobuhiro Nishihara sebagai Sho Kimura

Director:
Bagi pria kelahiran Jepang 40 tahun silam bernama Noboru Iguchi, The Machine Girl adalah karya penyutradaraan ke-31.

Comment:
Dibuat dengan gaya film kelas B, apa yang berusaha ditawarkan film ini? Plotnya tidak asing yaitu balas dendam. Namun di tangan perusahaan Tokyoshock, nampaknya segala sesuatu dapat menjadi plus. Tidak seperti film Jepang yang bertempo lambat, film ini mengalun cepat walaupun diselingi beberapa flashback. Semua scene terasa menyatu dengan bangunan utama cerita tanpa dipaksakan. Akting Minase sebagai Ami patut diacungi jempol, dia cantik, pandai, nekad, emosional sekaligus berdarah dingin. Jangan heran jika banyak sekali darah yang tertumpah di sepanjang durasi dari potongan tubuh ataupun luka-luka yang sangat mengenaskan yang mungkin membuat anda menutup mata sejenak. Unsur orisinil Jepang seperti samurai, ninja, yakuza juga masih dibawa ini. Anda yang menginginkan keluarga yakuza yang gila, penganiayaan remaja, senjata khas beterbangan selayaknya unsur 3D yang dibalut dengan kekonyolan, tawa getir, kegilaan dan unsur gory, The Machine Girl yang dibesut dengan brilian oleh sutradara Iguchi dengan bujet yang rendah adalah pilihan tepat untuk mengisi waktu senggang anda.

Durasi:
85 menit

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Kamis, 09 April 2009

THE WRESTLER : Sisi Kehidupan Pegulat Pro Setelah Masa Jayanya

Quotes:
Randy 'The Ram' Robinson-When you live hard and you play hard and burn the candle at both ends... in this life, you can lose everything you love, everything that loves you. Alot of people told me that I'd never wrestle again, they said "he's washed up", "he's finished" , "he's a loser", "he's all through". You know what? The only ones gonna tell me when I'm through doing my thing, is you people here. You people here... you people here. You're my family.

Cerita:
Pada akhir tahun 80an, Randy Robinson merupakan pegulat profesional ternama dengan julukan 'The Ram'. 20 tahun berlalu, Randy berjuang hidup dengan menjadi panutan bagi setiap penggemar gulat di pusat latihan SMU juga tempat publik sekitar New Jersey. Diam-diam Randy merasa kesepian, terlebih setelah mengetahui ia terkena serangan jantung dan koma berhari-hari. Atas saran teman wanita terdekatnya Cassidy, Randy berusaha memperbaiki hubungan dengan putri semata wayang yang pernah ditinggalkannya dahulu, Stephanie. Sayangnya semua tidak semudah yang dibayangkan. Dunia Randy tidak sama seperti dulu lagi dimana penerimaan menjadi begitu sulit..

Gambar:
Beberapa scene di ring secara riil membangkitkan kenangan akan kejayaan WWF di dunia pertelevisian pertengahan 90an.

Act:
Mendapat nominasi Oscar sekaligus Golden Globe pertama dalam film ini setelah 20 tahun berkarier sebagai aktor membuktikan totalitas akting Mickey Rourke sebagai Randy Robinson yang dilakoninya dengan sepenuh hati.
Aktris cantik berusia 45 tahun dan mulai dikenal luas setelah membintangi drama romantis Only You (2004) bersama Robert Downey JR, Marisa Tomei kali ini berperan sebagai Cassidy, penari telanjang sebuah klub yang berusaha memisahkan dunia kerja dan dunia nyata yang cukup sulit baginya.
Memulai debut saat berusia 11 tahun dalam Practical Magic (1999), Evan Rachel Wood merupakan salah satu calon bintang besar Hollywood. Penjiwaannya yang natural dan emosional sebagai Stephanie yang ditinggalkan ayahnya patut mendapat acungan jempol.

Sutradara:
Tunangan aktris Rachel Weisz dalam kehidupan nyata, Darren Aronofsky sudah terlihat di bangku sutradara sejak tahun 1991 tapi baru menyelesaikan segelintir film. Dan dalam The Wrestler lah kemampuannya mulai mendapat perhatian. Boleh ditunggu karya besar berikutnya, Robocop yang sudah memasuki tahap produksi.

Komentar:
Kredit patut diberikan bagi sutradara yang berhasil mengarahkan aktor-aktrisnya sampai pada limit masing-masing. Rourke memberikan akting terbaik seumur hidupnya dalam sosok pegulat jaya yang memasuki masa tua sekaligus hidup yang rapuh. Sangat humanis! Interaksinya bersama Rachel Wood mengagumkan, juga chemistrynya bersama Tomei tidak kalah menarik. Menonton film ini kita bisa menangkap esensi dari ketenaran dan kesepian itu ternyata tidak berjarak jauh. Salah satu dari 5 film Oscar terbaik tahun ini. Good job!

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$25,964,913 till end of March 2009

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 08 April 2009

SUPER HAP : Saat Lip Sync dan Persahabatan Menjadi Kontra

Storyline:
Tom dan Teung adalah dua sahabat sejak kecil yang bisa dikatakan pecundang dalam hidup karena tidak berduit dan tidak bermasa depan. Namun keduanya memiliki bakat masing-masing, Tom yang tampan pandai menari tetapi suaranya parau sedangkan Teung yang pintar menyanyi dan mencipta lagu tetapi bertubuh hitam gendut. Semua itu mulai berubah saat rekaman klip lagu Touch My Heart yang tidak sengaja dibuat Tom meledak di internet dan menarik perhatian perusahaan rekaman Double Dreams yang sudah mulai bangkrut. Tom dan Teung diajak menandatangani kontrak yang membuat Tom ternama. Akankah pada akhirnya persahabatan keduanya terganggu dengan kondisi tersebut?

Nice-to-know:
Dirilis di Thailand untuk menyambut liburan Natal tahun 2008 yang lalu.

Act:
Naowarat Yuktanan sebagai J'Ngek
Rattpoom Tokongsap sebagai Tong Lee Hae
Kiatisak Udomnak sebagai Tung

Director:
Pisuth Praesaeng-Iam.

Comment:
Lip sync bagi sebagian penyanyi di atas panggung mungkin pernah dilakukan dengan beberapa alasan seperti kesulitan berkoreografi jika harus menyanyi, gangguan tenggorokan, audiens yang terlalu megah dsb. Hal itulah yang diangkat film ini. Dua sahabat Tom dan Teung digambarkan bertolak belakang dari segi kemampuan dan penampilan. Chemistry keduanya sedikit kurang pas walaupun ada adegan flashback yang memperlihatkan masa kecil mereka. Namun sayangnya hal tersebut diperburuk di bagian ending yang terasa dipermudah tanpa kejelasan bagaimana nasib Tom terutama Teung selanjutnya. Mungkin menurut sutradara hal itulah yang paling realistis sehingga tidak terkesan menjual mimpi yang membahagiakan semua penonton. Masuk akal memang. Beberapa lagu yang dikumandangkan memang ear-catchy termasuk Touch My Heart yang pada akhirnya cukup populer itu. Bagaimanapun juga, Super Hap adalah semua komedi musikal yang ringan tetapi tetap berisikan pesan moral.

Durasi:
105 menit

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Selasa, 07 April 2009

KNOWING : Prediksi Bencana Kehancuran Umat Manusia

Quotes:
John Koestler-Stay with me. I know how this sounds, but I've mapped these numbers to the dates of every major global disaster from the last 50 years in perfect sequence. Earthquakes, fires, tsunamis... The next number on the chain predicts that tomorrow, somewhere on the planet, 81 people are going to die, in some kind of tragedy.
Phil Bergman-Whoa. Just step back. Have another look at it! Systems that find meaning in numbers are a dime in dozen. Why? Because people see what they want to see.

Cerita:
Tahun 1958 sekelompok murid diminta menggambar masa depan khayalan mereka untuk disimpan di kapsul waktu. Namun seorang anak perempuan misterius memenuhi kertasnya dengan tulisan angka acak. 50 tahun kemudian, Profesor John Koestler membuat penemuan mengejutkan dimana pesan berkode yang sampai di tangan anaknya Caleb itu memprediksi setiap bencana besar selama 50 tahun terakhir. Selagi John menyingkap rahasia tersebut, dia menyadari adanya tiga kejadian tambahan dimana yang terakhir akan melibatkan dia dan putranya menghadapi penghancuran berskala global yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia!

Gambar:
Meski diceritakan setting di Massachusetts dan New York, Knowing banyak mengambil lokasi di Melbourne. Spesial efek yang ditampilkan disini cukup real dan mengagumkan terutama pada saat adegan bencana.

Act:
Rasanya baru kemarin melihat Nicolas Cage dengan peran serupa melihat masa depan dalam Next (2007) sudah kembali lagi sebagai John Koestler, seorang profesor yang tidak sengaja menemukan dokumen yang terbukti memprediksi terjadinya bencana dan jumlah korbannya.
Aktor cilik Chandler Canterbury cukup berbakat memberikan jiwa dalam perannya Caleb Koestler yang cerdas dan juga vegetarian.
Didukung pula oleh Rose Byrne sebagai Diana dan Nadia Townsend sebagai Grace, adik kandung John Koestler.

Sutradara:
Memulai debut penyutradaraan pada usia 17 tahun lewat Neon (1980), Alex Proyas perlahan tapi pasti menancapkan kuku di jajaran sutradara Hollywood pencetak box office.

Komentar:
Melihat reaksi penonton terhadap film ini rasanya terbagi dalam dua kubu: mereka yang menyukainya dan mereka yang menganggapnya aneh. Saya sendiri berada di tengah-tengah. Sebagai sebuah film bencana, Knowing masih kental dengan unsur drama dan penjabaran yang runut untuk segala sesuatunya. Sebagai sebuah fiksi ilmiah, Knowing justru kedodoran dalam menjelaskan semua hal yang sepintas terasa tidak masuk akal sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Di luar itu, sinematografi dan spesial efek bisa dibilang baik. Akting cast nya pun terjaga cukup baik dan berhasil menonjolkan sisi humanisme masing-masing. Endingnya memang kontroversial karena twist yang sulit diduga untuk film sejenis. Terserah anda mau melihat dari sudut pandang mana tetapi saya pribadi melihatnya dari unsur agamais.

Durasi:
115 menit

U.S. Box Office:
$79,948,113 till July 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 04 April 2009

WAKIL RAKYAT : Komedi Romantika Jelang Pemilihan Umum

Cerita:
Karena suatu kejadian yang tidak disengajanya, Bagyo kehilangan pekerjaan sekaligus rencana pernikahan dengan kekasih tercinta Ani terancam batal dikarenakan ayah Ani, Abdul yang tidak menyukainya. Saat tidak terduga, Bagyo berhasil menggagalkan perampokan terhadap artis terkenal, Atika. Sebab itulah, Bagyo masuk televisi dan kemudian ditawari menjadi caleg Partai Perjuangan Tanpa Henti oleh ketua, Wibowo dan asistennya, Dani. Bersama mantan pegawainya Jereng, Bagyo ditugaskan berkampanye di daerah terpencil Wadasrejo yang rakyatnya serba hidup kekurangan. Bagaimana Bagyo bisa mengangkat namanya sesuai prinsip hidup yang dianutnya sekaligus mensukseskan rencana pernikahannya?

Gambar:
Perjalanan Bagyo dari kota besar ke desa terpencil digambarkan dengan cukup menarik. Segala atribut kampanye juga tidak lupa ditampilkan disini.

Act:
Tora Sudiro sebagai Bagyo, pemuda jujur yang menjadi caleg terkenal. Transformasinya cukup menarik walau masih sulit menghilangkan imej asli dirinya.
Revalina S Temat sebagai Ani memang tidak memegang peranan utama. Namun penampilan manis dan penjiwaan yang baik membuatnya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tarzan sebagai Wibowo menampilkan sosok ketua ambisius yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan.
Dwi Sasono yang biasanya tampil macho urakan kali ini kebagian peran sebagai Dani, asisten kemayu dan memiliki banyak akal.
Vincent Rompies sebagai sidekick Bagyo yang setia walaupun bodoh memperlihatkan penokohan yang bisa dibilang menarik.

Sutradara:
Bisa dibilang karya terbaik Monty Tiwa selama ini, terlebih setelah ketidak konsistenannya dalam Kalau Cinta Jangan Cengeng. Disini Monty bersama saudaranya Eric Tiwa dengan jeli menyusun skenario yang kental dengan nuansa sosial politik. Casting dan penokohan yang dipilihnya juga tepat. Terlepas dari kebiasaannya melakukan editing yang kurang mulus, Wakil Rakyat bolehlah!

Komentar:
Film ini memiliki alur yang sesungguhnya, mulai dari pengenalan tokoh utama yang memiliki konflik sampai berkembang menjadi sesuatu yang bisa dipetik hikmahnya pada akhirnya. Meski awalnya saya menganggap film ini hanya mengekor situasi sosial politik yang tengah terjadi, ternyata saya mendapati film ini menghibur karena tidak hanya sekadar bercerita dan mengolok-olok kenyataan saja. Tema baru wajib tonton sebelum anda menentukan pilihan demi bangsa negara Indonesia!

Durasi:
95 menit

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 03 April 2009

KERETA SETAN MANGGARAI : Terjebak Di Dalam Kereta Hantu Tanpa Masinis

Cerita:
Lima sahabat yakni Rey, Fajar, Fifi, Dado, Key berencana berlibur di daerah Jawa Barat, tapi tujuan lain menghambat mereka yaitu harus mencari dua sepupunya yang tak kunjung pulang selepas berlibur ke Bogor. Hal ini kemudian membawa mereka terbawa dalam sebuah kereta di malam Jumat setelah mobil yang ditumpangi mogok. Di dalam kereta, mereka menyadari bahwa merekalah manusia yang masih nyata dan berusaha untuk berjuang dari gangguan hantu-hantu yang tewas karena kecelakaan kereta bertahun-tahun silam. Nyawa mungkin saja menjadi taruhannya jika mereka tidak berhasil keluar hidup-hidup..

Gambar:
Seperti nuansa film horor awal tahun 90an. Setting sebagian besar di dalam gerbong kereta yang terlihat cukup eksklusif.

Act:
Vera Lasut
Nelly Yustikarini
Ferry Gustian
Ocke Mulyawan
R Ray Thompson

Sutradara:
Pernah membesut horor sukses Terowongan Casablanca, Nanang Istiabudi kembali dengan mitos lokal dalam Kereta Setan Manggarai ini. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dipertontonkannya dahulu, eksekusi cerita dengan mengeksplorasi ketakutan karakternya masih menjadi jualan utama.

Komentar:
Dengan hanya mengandalkan make-up, harus diakui penampakan hantu-hantu di film ini cukup membuat bulu kuduk merinding. Dari awal sampai akhir memaksimalkan ruang di dalam gerbong kereta untuk membangun cerita. Dua hal yang yang sebetulnya nilai plus film ini. Tapi sayangnya ada lagi dua hal minus yang paling kentara dari film ini yaitu akting pemain-pemain yang belum punya nama itu masih mentah dan lagi logika cerita tidak cukup kuat untuk membuat kita terbius sepenuhnya oleh film ini, apalagi konon diangkat dari kisah nyata. Benar-benar sulit dipercaya!

Durasi:
80 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 02 April 2009

THE SHINJUKU INCIDENT : Perseteruan Antar Gang Tionghoa dan Jepang

Cerita:
Komunitas imigran Tionghoa hidup di bawah bayang-bayang Jepang yang tidak mengakui mereka. Adalah Kepala Besi nekad datang ke Tokyo untuk mencari kekasihnya, Xiu Xiu yang belakangan diketahui berganti nama menjadi Yuko setelah diperistri calon ketua Yakuza, Eguchi. Akhirnya Kepala Besi beraliansi dengan Eguchi untuk menjaga daerah Shinjuku bersama teman-teman seperjuangannya. Beberapa kejadian yang tidak terduga membawa Kepala Besi dkk berhadapan dengan kelompok Mafia Jepang dan juga polisi setempat. Bagaimana kemelut tersebut akan berakhir?

Gambar:
Bersetting asli di Shinjuku, film ini terasa real dalam menggambarkan suasana konflik pada masa itu dimana perebutan kekuasaan wilayah antar geng menjadi sajian utama.

Act:
Jackie Chan memulai karir aktingnya sebagai stuntman dalam Fist Of Fury (1972) sebelum memasuki jajaran aktor laga terbesar Hongkong. Disini boleh dibilang peran dramanya pertama tanpa unsur komedi sedikitpun sebagai Steelhead yang tangguh dan setia kawan.
Daniel Wu yang angkat nama lewat Young & Dangerous (1998) kebagian peran Bighead yang semula kalem menjadi kasar temperamental setelah dicederai bos mafia Hongkong sampai kehilangan sebelah tangannya.
Didukung pula oleh dua aktor Jepang, Masaya Kato sebagai Eguchi dan Naoto Takenaka sebagai Inspector Kitano beserta dua aktris cantik China, Xu Jinglei sebagai Yuko dan Fan Bingbing sebagai Lily.


Sutradara:
Sutradara kaliber bernama Derek Yee ini terakhir sukses membesut film aksi Protégé (2007). Pada era 1990an, Derek kerapkali bermain di genre drama roman tetapi pengalamannya tidak perlu diragukan lagi di kancah perfilman Hongkong.

Komentar:
Harus diakui kekuatan film Jackie Chan selama ini adalah aksi komedinya yang sensasional. Tidak demikian dalam film ini dikarenakan Shinjuku Incident berlatar belakang sejarah yang cukup kuat antar China dan Jepang pada masanya. Penjabaran plot cerita yang ditampilkan memang terasa berat walau masih bisa dinikmati dengan baik. Terima kasih pada Derek yang sudah berusaha maksimal melakukan ekplorasi dengan gaya noir. Jajaran cast sendiri bermain lumayan dimana masing-masing berhasil menampilkan emosinya. Tetapi sayangnya kualitas film secara keseluruhan masih belum terlalu spesial apalagi ditambah lagi dengan ending yang menurut saya agak didramatisir dan juga editing yang kurang mulus. Demikian film ini patut tetap harus dihargai karena mengungkap fakta yang ada dengan gaya yang berbeda.

Durasi:
115 menit

Asian Box Office:
PHP 1,980,322 in Philippines till Jun 2009

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!