Quotes:
Dr. Dreyfuss' Secretary: A ghost is an emotion bent out of shape, condemned to repeat itself time and time again.
Nice-to-know:
Saat Annabel mendengar Victoria dan Lilly masih bermain, dia pergi ke kamar mereka untuk mengatakan bahwa hari sudah larut dan waktunya tidur tetapi nyatanya jendela menunjukkan siang hari. Kejadian ini berlangsung tiga kali..
Dr. Dreyfuss' Secretary: A ghost is an emotion bent out of shape, condemned to repeat itself time and time again.
Nice-to-know:
Saat Annabel mendengar Victoria dan Lilly masih bermain, dia pergi ke kamar mereka untuk mengatakan bahwa hari sudah larut dan waktunya tidur tetapi nyatanya jendela menunjukkan siang hari. Kejadian ini berlangsung tiga kali..
Cast:
Jessica Chastain sebagai Annabel
Nikolaj Coster-Waldau sebagai Lucas / Jeffrey
Megan Charpentier sebagai Victoria
Isabelle Nélisse sebagai Lilly
Daniel Kash sebagai Dr. Dreyfuss
Javier Botet sebagai Mamal
Jessica Chastain sebagai Annabel
Nikolaj Coster-Waldau sebagai Lucas / Jeffrey
Megan Charpentier sebagai Victoria
Isabelle Nélisse sebagai Lilly
Daniel Kash sebagai Dr. Dreyfuss
Javier Botet sebagai Mamal
Director:
Merupakan debut penyutradaraan feature film bagi Andrés Muschietti.
Merupakan debut penyutradaraan feature film bagi Andrés Muschietti.
W For Words:
Jika anda cermati, horor kreasi seorang Guillermo del Toro yang kali ini bertindak sebagai produser eksekutif selalu mengedepankan tokoh wanita dan anak. Lihat saja The Orphanage (2006) dan Don't Be Afraid Of The Dark (2010). Menilik premisnya, yang satu ini rasanya masih mengusung 'identitas' yang sama. Namun apakah hasil akhirnya akan serupa? Nanti dulu! Satu yang selalu saya kagumi adalah kesetiaan del Toro mempertahankan pakem horor tradisional yang tetap bisa dinikmati oleh penonton modern sekalipun.
Jika anda cermati, horor kreasi seorang Guillermo del Toro yang kali ini bertindak sebagai produser eksekutif selalu mengedepankan tokoh wanita dan anak. Lihat saja The Orphanage (2006) dan Don't Be Afraid Of The Dark (2010). Menilik premisnya, yang satu ini rasanya masih mengusung 'identitas' yang sama. Namun apakah hasil akhirnya akan serupa? Nanti dulu! Satu yang selalu saya kagumi adalah kesetiaan del Toro mempertahankan pakem horor tradisional yang tetap bisa dinikmati oleh penonton modern sekalipun.
Sebelum menyaksikan yang satu ini, ada baiknya anda menengok film pendek berdurasi 3 menit dari Andres Muschietti sebagai pemanasan. Skrip yang ditulisnya sendiri bersama saudarinya, Barbara Muschietti dan Neil Cross untuk debut film panjangnya ini tergolong berhasil mengeksplorasi ketakutan tanpa harus meninggalkan kekuatan konflik orangtua dan anak. Tiga sosok dewasa yaitu Annabel, Lucas dan Dr. Dreyfuss serta dua gadis cilik Victoria dan Lilly masing-masing diperkaya dengan karakterisasi kompleks yang menarik untuk dieksploitasi satu persatu.
Alkisah Victoria dan Lilly dilarikan ke sebuah pondok di hutan oleh ayah
mereka yang berlaku tak waras hingga membantai rekan kerja dan istrinya sendiri. Entah
bagaimana dua gadis cilik itu mampu bertahan hidup selama 5 tahun sampai
ditemukan paman mereka, Lucas. Terapi demi terapi perlahan memulihkan kondisi
Victoria dan Lilly yang berada di bawah pengawasan langsung Dr. Dreyfuss. Lucas
lantas mengasuh keduanya di rumah hibahan bersama kekasihnya Annabel. Lambat
laun, Annabel menyadari ada sosok lain yang selama ini menjaga Victoria dan
Lilly kemanapun mereka pergi.
Muschietti sebagai sutradara sukses membangun creepy moments yang bernuansa klastrofobik lewat dua set rumah dan segala isinya dimana sisi artistik tertata begitu rapi. Production value yang pantas diapresiasi tinggi melihat detail yang begitu diperhatikan. Timing setiap adegannya pun terbilang apalagi ditambah penempatan sound yang tepat dijamin akan membuat anda semakin mengkeret di kursi masing-masing. Sosok mama dengan bantuan CGI itu memang mengerikan di awal karena gerak-geriknya yang tak tertuga tetapi semakin diungkap seiring bergulirnya cerita malah kian kehilangan tajinya.
Muschietti sebagai sutradara sukses membangun creepy moments yang bernuansa klastrofobik lewat dua set rumah dan segala isinya dimana sisi artistik tertata begitu rapi. Production value yang pantas diapresiasi tinggi melihat detail yang begitu diperhatikan. Timing setiap adegannya pun terbilang apalagi ditambah penempatan sound yang tepat dijamin akan membuat anda semakin mengkeret di kursi masing-masing. Sosok mama dengan bantuan CGI itu memang mengerikan di awal karena gerak-geriknya yang tak tertuga tetapi semakin diungkap seiring bergulirnya cerita malah kian kehilangan tajinya.
Para wanita di film ini menunjukkan kelasnya. Pertama, Chastain dengan penampilan gothic eksentrik mampu bertransformasi dari rocker cuek menjadi ibu penuh perhatian. Kedua, Charpentier yang seakan terjebak dalam memori masa lalu sebelum dan sesudah tragedi nyatanya dapat menyadari keadaan yang sesungguhnya. Lihat bagaimana sebuah kacamata mengubah visinya 180 derajat. Ketiga, Nelisse yang lebih mirip sebagai hewan liar itu benar-benar terlihat polos. Momen saat ia berontak dalam pelukan Annabel cukup menyentuh bagi saya.
Mama memulainya dengan begitu sempurna lewat potongan-potongan gambar dan
cerita yang belum tersusun rapi. Namun memasuki paruh kedua dimana puzzle sudah
mulai terbentuk nyata, horor ini terasa sedikit kehilangan gregetnya. Ending
yang agak overlong demi mengejar aspek ketakutan dan keharuan sekaligus malah
menurunkan mood saya. Meski demikian, kualitas keseluruhannya masih di atas
film-film bergenre sejenis yang beredar beberapa tahun terakhir. Setidaknya
Mama memiliki hati daripada sekadar menebar teror yang membuat anda memekik.
Durasi:
100 menit
100 menit
U.S. Box
Office:
$68.273.535 till Feb 2013
$68.273.535 till Feb 2013
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
nice to knownya kayaknya buat film hansel and gretel dah....
BalasHapus