Senin, 01 Oktober 2012

MOTHER’S DAY : Overkill Antagonist As Humanity Figure


Quotes: 
Mother: This is unacceptable. I swear, sometimes you boys are just little savages.  

Nice-to-know: 
Saat proses syuting dimana aktor yang tengah beraksi ditodongkan senjata oleh polisi karena kasusu perampokan yang sesungguhnya di lokasi tak jauh dari situ. Kekeliruan yang akhirnya diselesaikan dengan tawa dari polisi dan kru film bersangkutan. 


Cast: 
Rebecca De Mornay sebagai Natalie 'Mother' Koffin
Jaime King sebagai Beth Sohapi
Patrick John Flueger sebagai Izaak 'Ike' Koffin
Warren Kole sebagai Addley Koffin
Deborah Ann Woll sebagai Lydia Koffin
Briana Evigan sebagai Annette Langston
Shawn Ashmore sebagai
George Barnum 

Director: 

Merupakan feature film keenam bagi Darren Lynn Bousman yang angkat nama lewat Saw II, III dan IV.

W For Words:
“Mother knows best.” Bagaimana jika peribahasa tersebut digunakan menjadi premis film bergenre thriller? Penulis skrip Scott Milam terinspirasi dari skenario film berjudul sama di tahun 1980 karya Charles Kaufman dan Warren Leight. Perbedaannya adalah setting lokasi dimana hutan menjadi rumah dengan tambahan multi karakter yang dijamin mampu memperkaya kompleksitas yang ada. Tokoh sentral kali ini adalah Rebecca De Mornay, aktris senior berusia 53 tahun yang angkat nama lewat peran sejenis dalam The Hand That Rocks the Cradle (1992).Coincidence?

Tiga bersaudara Koffin yaitu Addley, Ike, Johnny melarikan diri setelah perampokan bank ke rumah masa kecil mereka. Nyatanya rumah tersebut telah berganti pemilik menjadi suami istri Daniel dan Beth Sohapi yang tengah menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka. Sang ibu, Natalie Koffin bersama putrinya, Lydia kembali ke lokasi untuk menuntaskan masalah sekaligus mencari uang kiriman yang selama ini salah alamat. Teror berdarah pun dimulai dimana pertaruhan hidup dan mati semakin sulit diprediksi.

Paruh pertama film berjalan dalam modul crime drama dimana kedok asli para karakternya biasa terungkap kala ditempatkan pada situasi berbahaya. Satu persatu lantas dieliminasi karena kegegabahan yang dilakukan hingga menyisakan sebagian di antaranya yang dianggap likeable. Paruh kedua lebih menekankan slasher thriller dimana tingkat kekerasan yang diikuti dengan tumpahan darah mendominasi. Sayangnya banyak aksi dan reaksi yang tidak masuk logika, bagaimana satu bisa terus bertahan hidup sedangkan yang lain amat mudah terbunuh.

Sutradara Lynn Bousman tampak masih terbawa gaya lamanya dimana dalam satu adegan, dua “korban” diberikan opsi untuk membunuh atau dibunuh. Secara keseluruhan, upayanya pantas diapresiasi mengingat konsep horor thriller di sepanjang film cukup terjaga dengan baik. De Mornay menunaikan tugasnya dengan baik sebagai ibu yang gila, sadis dan kelewat protektif. King juga tidak mengecewakan sebagai heroine yang diharap penonton mampu memberikan perlawanan balik. Selebihnya mampu membawakan karakter-karakter tumpang tindih secara believable sesuai porsi masing-masing.

Mother’s Day sesungguhnya bisa menjadi film yang lebih menjanjikan andai ada beberapa elemen yang diubah. Pertama, skrip yang terlampau panjang semestinya dapat disederhanakan. Kedua, pemilihan endingnya seharusnya lebih straight-forward. Filmmaker tampak bersikeras mempertahankan imej sang ibu sedemikian rupa untuk penekanan antagonis yang humanis. Kontradiksi yang harus dibayar mahal tatkala film ini menemui jalan buntu dalam perilisan bioskopnya sebelum diputuskan langsung ke pasaran DVD di sebagian besar negara.

Durasi: 
112 menit

Europe Box Office:
€25,505 in Netherlands till May 2011

Overall: 
7.5 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar