Quotes:
Shashi: Aku ingin menyelesaikan apa yang telah aku mulai sejak dulu yaitu menjadi ibu bagi anak-anakku..
Shashi: Aku ingin menyelesaikan apa yang telah aku mulai sejak dulu yaitu menjadi ibu bagi anak-anakku..
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Curbside Films dan Hope Productions ini telah rilis di India pada tanggal 5 Oktober 2012.
Cast:
Sridevi sebagai Shashi
Adil Hussain sebagai Satish
Priya Anand sebagai Radha
Mehdi Nebbou sebagai Laurent
Cory Hibbs sebagai David Fischer
Rajeev Ravindranathan sebagai Ramamurthy
Maria Romano sebagai Yu Son
Ruth Aguilar sebagai Eva
Ross Nathan sebagai Kevin
Damian Thompson sebagai Udumbke
Director:
Merupakan feature film kedua bagi Gauri Shinde setelah Oh Man! (2001).
Film yang diproduksi oleh Curbside Films dan Hope Productions ini telah rilis di India pada tanggal 5 Oktober 2012.
Cast:
Sridevi sebagai Shashi
Adil Hussain sebagai Satish
Priya Anand sebagai Radha
Mehdi Nebbou sebagai Laurent
Cory Hibbs sebagai David Fischer
Rajeev Ravindranathan sebagai Ramamurthy
Maria Romano sebagai Yu Son
Ruth Aguilar sebagai Eva
Ross Nathan sebagai Kevin
Damian Thompson sebagai Udumbke
Director:
Merupakan feature film kedua bagi Gauri Shinde setelah Oh Man! (2001).
W For Words:
Bagi sebagian besar negara-negara di Asia, bahasa Inggris telah menjadi bahasa kedua dan sudah dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak sejak usia dini. Film terbaru produksi Curbside Films dan Hope Productions ini mengetengahkan premis tersebut yang dikombinasikan dengan nilai-nilai kekeluargaan terutama dari sudut pandang seorang ibu. Kembalinya peraih 2 penghargaan Filmfare Award, Sridevi ke layar lebar tentu menjadi nilai jual tersendiri yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para penggemarnya.
Bagi sebagian besar negara-negara di Asia, bahasa Inggris telah menjadi bahasa kedua dan sudah dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak sejak usia dini. Film terbaru produksi Curbside Films dan Hope Productions ini mengetengahkan premis tersebut yang dikombinasikan dengan nilai-nilai kekeluargaan terutama dari sudut pandang seorang ibu. Kembalinya peraih 2 penghargaan Filmfare Award, Sridevi ke layar lebar tentu menjadi nilai jual tersendiri yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para penggemarnya.
Seorang istri dan ibu bagi putra-putrinya, Shashi menunjukkan dedikasi tinggi terhadap keluarganya. Keahliannya dalam memasak terutama laddoos mampu membuka catering kecil di rumahnya. Saat keponakannya yang akan menikah mengundang ke New York, Shashi sempat ragu karena tak bisa berbahasa Inggris. Meski demikian ia akhirnya berangkat dan menetap selama 6 minggu. Tekad kuat menggiring Shashi belajar bahasa secara instan hingga mempertemukannya dengan teman-teman baru dari berbagai negara termasuk Laurent, koki Perancis yang menaruh hati padanya.
Kali ini Gauri Shinde yang juga menulis sekaligus menyutradarai samasekali tidak melupakan akar budaya India dalam bertutur. Bagaimana aspek kekeluargaan dapat ditampilkan secara seimbang dari sisi plus minusnya. Pengenalan laddoos, semacam snack manis untuk desert seakan menjadi simbol khusus akan citarasa kuliner India. Filtrasi kehidupan Amerika Serikat yang terwakili oleh setting kota New York juga sedikit banyak menyentuh topik kebebasan dan keterbukaan. Narasi dan storytellingnya mampu menjelmakan sosok heroine yang begitu membumi dalam kehidupan sehari-hari.
Sridevi belum kehilangan pesonanya. Peran Shashi ibarat magnet yang mampu menarik hati siapapun. Seorang istri sekaligus ibu India konvensional yang harus menyesuaikan diri dengan tekanan tradisi modern yang melingkupinya. Rasa malu dan rendah diri yang wajib diatasinya. Bagaimana pilihan hidup sekaligus pengambilan keputusan menjadi dua hal krusial yang pantas direnungi bersama. Para pendukung lainnya juga mampu menunaikan tugas masing-masing tatkala bersanding dengan Sridevi terutama Nebbou yang sukses memberi kelembutan dan emosi yang dibutuhkan bagi tokoh Laurent.
Infusi ragam karakter tercermin dari latar belakang rekan-rekan belajar Shashi di sekolah bahasa New York tersebut mulai dari Perancis, China, Mexico, Bangladesh, Pakistan, Inggris dsb. Pelafalan kata/kalimat atau ketidakfasihan berbicara dalam bahasa Inggris memang menjadi menu utama yang mudah saja ditertawakan tapi tidak sampai kelewat batas. Sutradara memperhalus realism yang ada sambil menggabungkan unsur dunia Timur dan Barat tanpa harus kehilangan identitas awal.
English Vinglish adalah salah satu film India terbaik tahun ini lewat kesahajaan premis dan kejujuran eksekusi. Sridevi menuntaskan misinya sebagai istri, ibu, bibi, saudara, teman, murid dalam sampul wanita India yang menjunjung tinggi kehormatan dan penghormatannya. Transformasi yang dibangun lewat langkah kecil sampai berujung pada kebanggaan dan kepercayaan diri sebagaimana mestinya. Tak lupa esensi penting juga menyertainya, ketika kata ajaib sederhana seperti “sorry” dan “thank you” terhadap orang-orang terdekat kita seringkali terlupakan begitu saja. There’s no doubt that this movie is dedicated to every woman in the world! Love ‘em with all your heart.
Durasi:
129 menit
129 menit
Overall:
8.5 out of 10
8.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
8.5? Harus nonton nih :)
BalasHapusNice writing mas witra.