Sabtu, 29 Oktober 2011

JOHNNY ENGLISH REBORN : Tiga Vortex Agen Rahasia Dodol

Tagline:
A little intelligence goes a long way


Storyline:
Insiden di Mozambique membuat Johnny English pension dari MI-7 dan memilih untuk menenangkan diri bersama biksu-biksu Tibet. Takdir membuat Pamela dari Her Majesty's Secret Service harus menugaskan Johnny kembali untuk menghentikan sekelompok pembunuh bayaran internasional yang ingin menghabisi pemimpin dunia sekaligus menciptakan kekacauan global. Johnny yang juga dilengkapi dengan persenjataan unik bin ajaib itu didaulat bekerjasama dengan Agent Tucker. Berhasilkah mereka menumpas operasi yang KGB, CIA dan bahkan MI-7 tersebut sebelum terlambat?

Nice-to-know:
Pierce Brosnan sempat dikabarkan akan mengisi salah satu peran dalam film ini. Namun akhirnya mantan gadis Bond, Rosamund Pike dalam Die Another Day (2002) yang membintanginya.

Cast:
Pertama kali muncul dalam film pendek televisi Canned Laughteri tahun 1979, Rowan Atkinson kembali memerankan Johnny English
Gillian Anderson sebagai Pamela
Rosamund Pike sebagai Kate
Dominic West sebagai Ambrose
Daniel Kaluuya sebagai Agent Tucker
Pik Sen Lim sebagai Pembunuh China

Director:
Oliver Parker yang juga dikenal sebagai aktor ini pertama kali mengerjakan Othello (1995). Film ini adalah karya layar lebarnya ke-9 sejauh ini.

Comment:
Anda termasuk pecinta franchise James Bond? Saya yakin nyaris suara bulat berkata iya, tidak peduli generasi tua ataupun muda. Bagaimana jika franchise tersebut diparodikan? Tidak hanya sekali tetapi dua kali? Rentang waktu 8 tahun setelah Johnny English (2003) rasanya cukup panjang tetapi tidak masalah jika duet William Davies dan Hamish McColl yakin mampu menghasilkan skrip yang jauh lebih bagus dibandingkan pendahulunya tersebut.
Rowan Atkinson.Siapa yang tidak mengenal ketololannya lewat serial televisi legendaris Mr. Bean itu. Rowan kini melanjutkan peran agen rahasia MI-7 yang paling tidak diminati. Tidak usah pertanyakan bagaimana ia bisa dipercayakan menangani misi penting. Cukup duduk manis menikmati aksi konyolnya di sepanjang durasi film yang membuat gemas bin ngakak. Penampilannya sedikit lebih “kelimis” dan berwibawa disini, bisa jadi karena pengaruh “mendalami ilmu” di Tibet bersama para biksu?

Di luar nama Rowan, Anderson dan Pike menjadi kembang alias daya tarik tersendiri. Anderson dengan wibawanya, tak jarang mengingatkan kita pada karakter Dana Scully dalam The X-Files. Lain lagi Pike dengan gaya elegannya menjadi “match” yang sepadan bagi Johnny English. Sedangkan Kaluuya seakan ditakdirkan sebagai Chris Tucker disini dengan nama yang juga serupa “Agent Tucker”! Kombo “pin-pin-bo” hitam putih ini lumayan ampuh memancing tawa getir penonton.
Satu yang saya cermati adalah kemunculan Pik Sen Lim yang timbul tenggelam. Wanita tua Chinese berpostur pendek ini ditugaskan menghabisi Johnny English sejak awal. Permainan kucing tikus keduanya yang terjadi tiga kali lebih merupakan repetisi formula komedi yang cukup mengganggu. Johnny kerapkali mendapat kesempatan menghabisinya tetapi selalu berakhir dengan bertindak bodoh. Meski demikian, penampilan Pik kali ini akan memorable bagi sebagian orang, termasuk saya!

Sutradara Parker jelas menggunakan waktunya untuk bercerita secara lebih efektif, memberikan kesempatan penonton untuk mencerna elemen aksi dan komedi yang saling bersinergi. Visualisasinya pun lumayan menjanjikan berkat setting lokasi yang variatif dan juga proses editing yang cukup efisien. Scoring musik milik Ilan Eshkeri bekerja dengan baik memainkan tone film, konsistensinya senada dengan film-film James Bond dalam meramu ketegangan terlebih di penghujung cerita.
Saya menemukan Johnny English Reborn ini masih di atas prekuelnya dari segi storytelling dan plot cerita yang jauh lebih reasonable untuk diikuti. Tidak munculnya Rowan Atkinson dalam jangka waktu panjang bisa jadi memberi waktu bagi para penggemar untuk merindukannya. Memang bahasa tubuh dan pola pikir komediknya masih itu-itu saja yang membuat geregetan tetapi setidaknya masih mampu memancing derai tawa yang sesekali disertai air mata bahagia. Nikmatilah waktu anda bersama sarjana universitas kenamaan Newcastle dan Oxford ini dan mohon jangan ragukan intelejensi aslinya.

Durasi:
101 menit

U.S. Box Office:
$3,833,300 in opening week end of Oct 2011

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar