Jumat, 30 Juli 2010

SHANGHAI : Jurnalis Amerika Di Tengah Pendudukan Jepang

Tagline:
In a world filled with secrets, solving a mystery can be murder.

Storyline:
Jurnalis Amerika, Paul Soames kembali ke Shanghai yang tengah dikuasai Jepang beberapa bulan sebelum kejadian Pearl Harbor untuk menyelidiki rekannya, Connor yang terbunuh. Saat itulah ia bertemu suami istri yang cukup berpengaruh, Anthony Lan-Ting dan Anna yang kemudian membawanya menelusuri fakta-fakta tersembunyi. Sementara itu Kapten Jepang, Tanaka mulai mencurigai kehadiran Paul yang dianggapnya melakukan gerakan rahasia tersendiri di antara dua pihak yang saling bertikai. Apa yang sesungguhnya menyebabkan Connor dibunuh?

Nice-to-know:
Setting senilai 3 juta dollar terpaksa mubazir saat Pemerintah Cina keberatan akan proyek film ini pada awal tahun 2008. Weinstein Co. akhirnya memindahkan syuting ke London dan Thailand sambil menciptakan atmosfir klasik Shanghai yang sesungguhnya

Cast:
Memulai akting di usia 17 tahun lewat Class (1983), John Cusack kali ini bermain sebagai Paul Soames
Debutnya diawali via Club Girl Story (1976), Chow Yun-Fat kebagian karakter Anthony Lan-Ting.
Pertama kali beraking dalam Hong Gao Liang (1987) yang produksi RRC, Gong Li disini berperan sebagai Anna Lan-Ting
Ken Watanabe sebagai Tanaka
Jeffrey Dean Morgan sebagai Connor

Director:
Pria kebangsaan Swedia bernama Mikael Håfström ini terakhir menggarap 1408 (2007).

Comment:
Sudah berkali-kali kisah seputar Shanghai dibabarkan termasuk Shanghai Bund yang legendaris itu dan kali ini sebuah produksi Hollywood coba mengangkatnya lagi dengan sudut pandang yang sedikit berbeda yakni dari visi seorang jurnalis Amerika. Dan memang Cusack lah satu-satunya aktor non Asia yang dominan disini, di luar faktor Dean Morgan yang hanya tampil sekilas. Karakter Soames yang dibawakannya cukup pas, cerdas dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Selebihnya bintang-bintang Asia yang sudah dikenal yang dijual eksistensinya. Tentunya kita tidak akan keberatan menyaksikan Chow yang seakan menjelma kembali dalam peran-peran serupa masa jayanya yaitu tokoh mafia yang disegani termasuk beraksi dengan pistol yang pernah menjadi trademarknya. Belum lagi Gong yang menyimpan sejuta makna di balik kecantikannya itu. Watanabe dan Kikuchi juga mengisi peran masing-masing dengan cukup baik. Semua karakter tersebut terasa abu-abu dengan translasi hitam putih yang silih berganti.
Bisa dikatakan sutradara Håfström cukup berhasil menghadirkan setting Shanghai tahun 1940an dengan detail mulai dari kostum, make-up hingga tata ruang. Sinematografi ala noir tersuguhkan dengan nyata didukung permainan lighting yang temaram dan angle-angle kamera yang terukur. Apa yang ingin disampaikan film ini adalah kombinasi dari investigasi dan hubungan interpersonal para tokohnya mulai dari cinta hingga pengkhianatan. Shanghai yang sangat bercitarasa Asia ini memang tidak menawarkan sesuatu yang luar biasa, bahkan cenderung dapat diterka, tetapi masih menyisakan daya tarik tersendiri sebagai tontonan dengan jajaran cast kuat dan digarap secara maksimal.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$127,293,447 till early Aug 2010.

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar