Cerita:
Mahasiswa baru beretnis Tapanuli Tionghoa bernama Cina adalah pemuda yang cerdas dan selalu optimis menghadapi hidupnya walau sering terbentur terbatasnya dana dalam mengejar cita-citanya. Sedangkan mahasiswi "abadi" beretnis Jawa bernama Anissa adalah pemudi penyendiri dikarenakan masalah keluarganya dan bermimpi menjadi aktris terkenal walau terancam drop out dari kuliahnya. Berdua mereka mulai berbagi dan membuka diri mendiskusikan hal-hal mendasar tentang cinta dan agama di antara mereka yang bertolak belakang.
Gambar:
Pendekatan sinematografi yang dilakukan tergolong unik dengan banyak bermain close up terhadap mimik dua pemeran utamanya.
Act:
Dua pendatang baru yang mungkin tidak pernah terdengar namanya, Sunny Soon dan Saira Jihan yang sangat cameraface bermain cukup memuaskan dalam film ini sebagai Cina dan Anissa yang dipersatukan karena perbedaaan.
Sutradara:
Mengusung tema "God Is A Director", nama baru Sammaria Simanjuntak menghasilkan Cin(t)a yang bisa dibilang film indie dengan semangat baru yang tentunya menyegarkan bagi perfilman nasional.
Komentar:
Menyaksikan Cin(t)a tanpa ekspektasi apapun, saya akan mereview film ini dalam dua bagian. Bagian pertama, perkenalan Cina dan Anissa yang boleh dibilang tidak direncanakan ternyata sangatlah menarik. Mimik muka dan gestur mereka terasa hidup saat berbalas dialog yang lucu sekaligus menggigit. Seakan penonton bisa merasakan langsung ketertarikan dua insan tersebut. Bagian kedua, kedekatan Cina dan Anissa yang mulai menimbulkan konflik karena perbedaan etnis dan agama yang sangat mendasar. Berdua mereka mulai "melanglang" dengan pikiran-pikiran absurd yang sebetulnya tidak perlu ditambah kompleks. Hm, saya pribadi bisa menikmati paruh pertama dengan lepas dan mulai berkerut pada paruh kedua dikarenakan tema yang cukup berat. Namun realistisnya film ini dari segala sisi dan terasa "beda" dengan konsep "jari-jemari" yang personal apalagi didukung beberapa upbeat groovy song yang melatarbelakangi soundnya membuat saya merekomendasikan pada anda semua untuk menyaksikannya.
Durasi:
75 menit
Overall:
7.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Sempat lihat cuplikan dan resensi nya di sebuah acara review film di Metro TV, menurut saya, akting si Annisa masih belum maksimal, seperti intonasi, suara, cara mengkomunikasikan script...tapi kalau dari personalisasi visual memang terlihat beda. Pengen sih nonton, but Blitz...hmhm, gak segitu antusiasnya. Thanks for the review :)
BalasHapus-Fiz