Cerita:
Akibat pengakuan pembunuhan seorang menteri bernama Nordin, Jamila dipenjarakan dan tinggal menunggu hukuman mati. Semua rencana pembelaan dan pengampunan menjadi mentah karena kekerasan hati Jamila yang merasa sejak kecil teraniaya dan menjalani kehidupan yang samasekali tidak adil baginya. Hal ini menjadi perhatian sipir perempuan, Ibu Ria dan seorang petugas LP pusat, Surya. Di lain hal kepala golongan fanatik terus menerus menghasut massa agar tidak ragu menjatuhi hukuman mati kepada Jamila yang dianggap pelacur dan pembunuh di luar karyanya sebagai seorang aktivis yang membela kaum anak dan perempuan. Bagaimana perjalanan Jamila menanti ajalnya? Adakah keajaiban yang sanggup menyelamatkannya?
Gambar:
Suasana penjara yang kumuh nan berantakan mendominasi film ini. Semua scene ditampilkan secara real sesuai fungsinya masing-masing.
Act:
Atiqah Hasiholan merupakan salah satu dari sedikit aktris berbakat Indonesia yang sayangnya jarang mendapat sorotan. Totalitas akting ditunjukan lewat karakter Jamila yang tidak mau lagi hidup karena pahitnya hidup yang dijalani sedari kecil.
Menarik menyaksikan legenda perfilman nasional Christine Hakim berakting kembali sebagai sipir tegas berwibawa, Ibu Ria.
Didukung pula oleh Eva Celia sebagai Jamila remaja, Surya Saputra, Dwi Sasono, Fauzi Baadila, Marcellino Lefrandt dan Adji Pangestu.
Sutradara:
Ratna Sarumpaet yang juga bertindak sebagai penulis naskah mencoba membabarkan perjuangan seorang wanita yang tidak bisa memilih takdir hidupnya dari berbagai sudut pandang. Usahanya bisa dibilang berhasil, terima kasih kepada cast yang cemerlang. Gaya penyutradaraannya tergolong detail dari berbagai sisi.
Komentar:
Jamila dan Sang Presiden bisa menjadi alternatif tontonan berkualitas di tengah keseragaman perfilman nasional yang sangat menjemukan belakangan ini. Film bernafaskan feminisme ini kuat di penokohan, gaya bercerita, setting yang detail dan eksekusi cerita yang sangat rapi. Kekurangannya mungkin dari beberapa scene inti yang harusnya menyentuh pada sudut yang terdalam tapi hanya sampai pada sisi luar saja dan itu paling terasa di bagian ending. Juga unsur agama yang penempelannya pada cerita terkesan dipaksakan. Yah overall tetap sebuah karya yang wajib mendapat pengakuan.
Durasi:
100 menit
Overall:
8 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
masih kurang dalem n kurang detil lagi neh.... dikit lagi...n lebih fokus pasti lebih sip!!
BalasHapus