Rabu, 20 Mei 2009

BENCI DISKO : Persaingan Jago Disko Lantai Dansa

Tagline:
Jalan aja ngawur, apalagi DISKO..

Cerita:
Dua pemuda satu ayah lain ibu yang saling bermusuhan yaitu Harim dan Setiawan mendapat tugas mencarikan jodoh bagi adik perempuan tirinya, Harti tepat sebelum ayahnya Hamdan menghembuskan nafas terakhir. Tugas itu tidaklah mudah karena Harti hanya mau menikah dengan cowok yang jago disko seperti ayah mereka. Harim yang keriting urakan dan Setiawan yang pirang kemayu memutar akal untuk memenuhi permintaan itu sampai akhirnya bertemu Herman Amir di sebuah klub. Herman Amir yang jago disko klasik di luar dugaan menantang Harim dan Setiawan bertanding di lantai disko. Bagaimana akhir dari kemelut itu?

Gambar:
Sebagian besar mempertontonkan koreografi "disko" klasik lengkap dengan suasana club yang kental dengan warna 80an.

Act:
Tora Sudiro sebagai Harim yang urakan dan mengalami "insiden" semasa kecil tapi dituntut memenuhi keinginan adik tirinya itu.
Vincent Rompies cukup meyakinkan sebagai Setiawan yang banci dan harus bekerjasama dengan saudara seayahnya yang sebetulnya tidak disukainya itu.
Poppy Sovia tampil kocak sebagai Harti yang polos dan berselera "makan" buas.
Arie Untung sebagai si sombong jorok Herman Amir yang menguasai gaya disko klasik warisan gurunya di masa lalu.


Sutradara:
Reuni kembali Rako Prijanto dengan Tora Sudiro setelah D'Bijis (2006). Ada perbedaan mendasar antara karya komedi dan drama dari seorang Rako. Bahasa komedinya ternyata lebih "berbicara" dibanding bahasa puitisnya. Tidak percaya? Bandingkan saja sendiri.

Komentar:
Tidak perlu berpikir saat menyaksikan BENCI DISKO. Nikmati dan tertawa saja jika memang menurut anda lucu. Apa pasal? Sebab jika merunut ceritanya pada prolog sampai berujung pada epilog, tidak ada korelasi yang masuk akal. Permasalahan yang menjadi tema utama sama sekali tidak terselesaikan karena paruh kedua film terlalu sibuk mempertontonkan ajang "berdisko" di atas lantai dansa jika memang itu masih bisa disebut gaya disko yang benar dan baik, apalagi musik pendukungnya terasa tidak orisinil. Hm, seharusnya bisa lebih baik lagi andaikata tim kreatif mau lebih maksimal dalam bekerja. Sayang disayang!

Durasi:
90 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar