Selasa, 09 Desember 2014

STAND BY ME DORAEMON : Childhood Friendships Last Forever

Quote:
Nobita: No! Don’t go, Doraemon!
Doraemon: You’ll be fine without me.

Nice-to-know:
Berbeda dari film-film Doraemon sebelumnya, Stand By Me Doraemon menggunakan animasi 3DCG yang dikerjakan sejak Juni 2010 sekaligus memperingati ulang tahun ke-80.

Cast:
Wasabi Mizuta
sebagai Doraemon
Megumi Ohara
sebagai Nobita
Yumi Kakazu
sebagai Shizuka
Tomokazu Seki
sebagai Suneo
Subaru Kimura
sebagai Gian
Yoshiko Kamei
sebagai Sewashi
Vanilla Yamazaki
sebagai Jaiko
Shihoko Hagino
sebagai Dekisugi
Wataru Takagi
sebagai Sensei
Kotono Mitsuishi
sebagai Ibu Nobita
Yasunori Matsumoto
sebagai Ayah Nobita
Miyako Takeuchi
sebagai Ibu Gian
Aruno Tahara
sebagai Ayah Shizuka
Satoshi Tsumabuki
sebagai
Nobita dewasa

Director:
Merupakan film kesepuluh bagi Takashi Yamazaki yang kali ini didampingi debutan Ryuichi Yagi.

W For Words:
Saya dan kamu bersama generasi di atas dan di bawah kita sekalipun tidak akan pernah melewatkan aksi robot kucing maha penolong mulai dari versi komik, serial televisi hingga seri layar lebarnya. Demi memperingati ulang tahun ke-80, karya yang tercetus lewat kreatifitas Fujiko F. Fujio ini kembali digagas dalam format layar lebar. Kompilasi cerita lama yang terstruktur rapi dalam sebuah jalinan kisah utuh, berawal dari perkenalan sampai berujung pada perpisahan(?). Poster dan trailernya yang memang menjual ‘haru’ telah membangkitkan rasa penasaran bagi para fansnya di seluruh dunia sejak beberapa bulan lalu. Beruntung publik Indonesia bisa menyaksikannya melalui jaringan bioskop Blitzmegaplex dan Cinemaxx.













Bocah lelaki canggung berusia 10 tahun, Nobita kerap ditimpa kemalangan. Tidak pernah mendapat nilai baik di sekolah, kerap dimarahi guru dan orangtua hingga dijahili teman-temannya. Pada suatu ketika, Sewashi yang merupakan keturunan Nobita dari abad 22 membawa robot kucing untuk mengubah nasib kakek buyutnya tersebut. Misi Doraemon adalah menolong Nobita dengan berbagai peralatan canggih di kantong ajaibnya. Lambat laun keduanya mulai akrab sampai tiba waktunya Doraemon harus kembali ke masanya sekaligus melepaskan Nobita hidup mandiri. 












Secara plot, feature movie terbaru ini tidak memiliki masalah samasekali bagi para pembaca setia Doraemon. Namun bagi penonton yang samasekali awam rasanya akan sulit mencerna karena minimnya pengenalan latar belakang setiap karakter kunci yang digambarkan lewat satu dua kejadian sehari-hari saja. Beruntung eksplorasi chemistry antara Doraemon dan Nobita atau Nobita dan Shizuka terbilang berhasil dimaksimalkan sehingga amat membantu pergerakan momentum rasa dari A ke B dan seterusnya di sepanjang durasi. Tuntunan rasa yang begitu kontradiktif di paruh awal dan akhir pun mampu dicapai dengan baik.

Secara teknis, penggambaran karakter Shizuka lah yang terasa agak berbeda karena matanya dibuat lebih besar dan dagu yang lebih tajam. Sedangkan Doraemon dan Nobita mengandalkan bentuk iris mata yang variatif selain tentunya mulut untuk ‘berbicara’. Teknik animasi 3DCG terbilang efektif dalam menerjemahkan visual yang diinginkan, lengkap dengan kontras warna-warni yang dipilih sedemikian rupa. Penggambaran setting masa depan yang futuristik dan juga perjalanan mesin waktu yang spektakuler memikat adalah dua poin plus yang membuat anda wajib menyaksikan ini di layar lebar! Tanpa perlu dipertanyakan, efek 3D jelas akan menambah daya tariknya.

Dubbing yang dilakukan Wasabi Mizuta, Megumi Ohara, Yumi Kakazu dan kawan-kawan mampu menerjemahkan emosi dalam menghidupkan karakter masing-masing. Penggarapan scoring music terutama pada bagian sedih efektif menggugah perasaan penonton untuk menggulirkan air mata. Lagu tema, Himawari no Yakusoku yang dinyanyikan Motohiro Hata bisa jadi akan tinggal lama di benak anda, terlebih ketika menyaksikan end credit roll dimana suguhan rangkaian bloopers kocak akan menahan anda untuk tetap duduk di bangku bioskop.
Stand By Me Doraemon adalah sebuah pemenuhan fantasi sekaligus perjalanan nostalgia yang kompeten, ditujukan bagi semua orang yang pernah mengalami masa kanak-kanak. Mengapa tidak? Pada satu titik, mungkin anda pernah menjadi Nobita, Shizuka, Giant, Suneo ataupun Dekisugi. Bagaimana persahabatan mampu menjelma sebagai kekuatan yang mendorong kita untuk tumbuh bersama. Bagaimana tekad tinggi bisa menjadi modal utama dalam menaklukkan rasa takut sekaligus meraih mimpi semustahil apapun. This movie is about growing-up and leaving childhood behind, with or without ‘it’!

Durasi:
95 menit

Overall:
8.5 out of 10


Movie-meter:

1 komentar:

  1. Beruntung di Platinum Cineplex Bogor juga tayang. Ga sabar nunggu Minggu!

    BalasHapus