Jumat, 17 Mei 2013

STAR TREK INTO DARKNESS : Mesmerize Space Voyage Favors Non Trekkies


Quote:
James T. Kirk: If Spock were here, and I were there, what would he do?
Scotty: He'd let you die.

Nice-to-know:
Menurut J.J. Abrams, konsep perjalanan waktu dan kenyataan alternatif yang digunakan pada seri terdahulu mendorong kemungkinan adanya reboot film baru.

Cast:
Chris Pine
sebagai James T. Kirk
Zachary Quinto sebagai Spock
Zoe Saldana sebagai Uhura
Karl Urban sebagai Bones
Simon Pegg sebagai Scotty
John Cho sebagai Sulu
Benedict Cumberbatch sebagai Khan
Anton Yelchin sebagai Chekov
Bruce Greenwood sebagai
Pike

Director:
Merupakan feature film ke
empat bagi J.J. Abrams setelah terakhir menangani Super 8 (2011).

W For Words:
Apabila menilik sejarah panjang Star Trek dari serial televisi hingga film layar lebar, niscaya anda akan menemukan ratusan judul/episode dengan puluhan aktor-aktris yang pernah memerankan multi karakter dalam franchise ini. Lantas apa bedanya dengan garapan J.J. Abrams melalui dua seri reboot nya yang terpaut empat tahun sejauh ini? Jawabannya bisa jadi karena Hollywood minded. Ya, nama Abrams memang kian tersohor sebagai filmmaker, baik produser, penulis skrip maupun sutradara. Terbukti Star Trek (2009) berhasil meraup lebih dari 250 juta dollar lewat peredaran di Amerika Serikat saja.

Kembali dari misi Enterprise yang kontroversial karena mengancam keselamatan Komandan Spock, Kapten James T. Kirk menjadi sorotan organisasi karena melanggar beberapa peraturan dasar Starfleet. Saat
sidang tengah dilakukan di London, markas mereka diserang oleh seorang pria misterius yang belakangan diketahui bernama John Harrison. Kepalang tanggung, Kirk dan Spock kembali bertandem dan melakukan pengejaran hingga ke Klingon demi menghentikan teror penghancuran dunia. Persahabatan dan kesetiaan mereka pun diuji di atas ambang hidup dan mati.

Kolaborasi Roberto Orci dan Alex Kurtzman kembali menelurkan skrip yang mengambil kejadian beberapa bulan setelah kejadian film pertama. Bagi para Trekkies (die hard fans Star Trek) mungkin akan kecewa melihat penyempitan karakter menjadi segelintir saja. Namun penonton umum tampaknya tidak akan keberatan mengingat konflik dapat lebih terfokus lagi dalam skala yang lebih besar. Interaksi antar tokohnya menjadi lebih efisien setelah disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Keputusan yang cerdas sehingga plotnya terkesan lebih dinamis tanpa harus meninggalkan ‘identitas’ Star Trek itu sendiri.

Abrams
masih mempertahankan trademark nya yaitu CGI mumpuni yang membuat setiap adegan aksinya terasa megah. Terlebih detail setting kapal dan angkasa luar nya yang menakjubkan, sesuai dengan bujet besar yang dihabiskan. Efek 3D nya pun tidak melulu gimmick, banyak eye-popping yang memanjakan mata. Apalagi kisaran tiga puluh menit adegan yang khusus disyut dengan kamera IMAX yang kian merelakan kocek lebih penonton. Semua itu bisa jadi mubazir jika tidak dilengkapi karakterisasi kuat yang untungnya tercipta meski tak seluruh tokoh mendapat porsi yang memadai.
 
Pine yang selama ini berupaya lepas dari bayang-bayang William Shatner sukses menerjemahkan karakter Kirk muda yang rebel sekaligus intuitif tanpa berlebihan. Tumbuh kembangnya yang dominan di atas karakter lain jadi kekuatan tersendiri. Quinto merupakan penyeimbang yang tepat di sini dimana karakter Spock yang sebetulnya Vulcan tetap mampu membawakan emosi manusia dengan gemilang. Munculnya karakter baru Dr. Carol Marcus dan John Harrison yang dijiwai secara memorable oleh Eve dan Cumberbatch tidak menghalangi Saldana, Urban, Cho, Yelchin, Pegg, Greenwood untuk mencuri perhatian pula selama durasi berjalan.

Star Trek Into Darkness memang masih menawarkan tipikal ending ‘hero movies’ yang kerap dipakai Hollywood beberapa tahun terakhir. Quite predictable if you already get used to it. Beruntung ikatan emosional Kirk dan Spock yang kental berhasil membangun nyawa film secara keseluruhan. Thanks to smart dialogue and humor sides that get along well! Imajinasi tinggi dengan twist dan turns yang variatif plus skala yang lebih besar tanpa harus meninggalkan ‘akar’ Star Trek akan membuat space voyage anda kali ini lebih berarti, better than its predecessor!

Durasi:
1
32 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:

2 komentar:

  1. Mantap bro.. Kira2 harus IMAX ga nih?

    BalasHapus
  2. hmmm..... kok score nya cuman 3 ?

    sya udah nonton dan buat sya yg awam, ( startrek tuh jamannya mama saya msh muda ), into darkness KEREN BGT,

    skenario dan humornya pinter bgt, i've got good impressed with dr.bones :)

    " dammit man, i'm a doctor not a torpedo technician."

    hiburan yang full eksyen, imajinatif, solidaritas , overall ringan dan menghibur dan gak murahan :)

    BalasHapus