Quote:
Nak: Jika suatu saat aku mati. Dapatkah kau tetap hidup?
Mak: Aku tak dapat hidup tanpamu.
Nice-to-know:
Mencatatkan diri sebagai film Thailand kedua sepanjang masa yang menjadi pengumpul uang terbanyak di hari pertama rilisnya dengan total 21 juta baht di bawah Ong Bak (2003).
Nak: Jika suatu saat aku mati. Dapatkah kau tetap hidup?
Mak: Aku tak dapat hidup tanpamu.
Nice-to-know:
Mencatatkan diri sebagai film Thailand kedua sepanjang masa yang menjadi pengumpul uang terbanyak di hari pertama rilisnya dengan total 21 juta baht di bawah Ong Bak (2003).
Cast:
Mario Maurer sebagai Mak
Davika Hoorne sebagai Nak
Nattapong Chartpong sebagai Ter
Pongsatorn Jongwilak sebagai Puak
Wiwat Kongrasri sebagai Shin
Kantapat Permpoonpatcharasuk sebagai Aey
Mario Maurer sebagai Mak
Davika Hoorne sebagai Nak
Nattapong Chartpong sebagai Ter
Pongsatorn Jongwilak sebagai Puak
Wiwat Kongrasri sebagai Shin
Kantapat Permpoonpatcharasuk sebagai Aey
Director:
Merupakan feature film keempat bagi Banjong Pisanthanakun setelah terakhir Kuan Meun Ho alias Hello Stranger (2010).
Merupakan feature film keempat bagi Banjong Pisanthanakun setelah terakhir Kuan Meun Ho alias Hello Stranger (2010).
W For Words:
Tiga faktor yang menjadi jaminan kesuksesan besar film ini adalah Mario Maurer, GTH dan legenda urban klasik Nang Nak di Phra Kanong yang sudah demikian melegenda di kalangan masyarakat Thailand. Bagaimana dengan pasar internasional? Rasanya masih dapat berbicara banyak mengingat sutradara Banjong Pisanthanakun telah berhasil menelurkan film-film box office sebelumnya sebut saja dwilogi Phobia (2008-2009) di antaranya yang turut menjadi landasan daya tarik film yang turut menghadirkan Mario di acara meet and greet yang diadakan oleh Blitzmegaplex pada tanggal 7 April 2013 ini.
Tiga faktor yang menjadi jaminan kesuksesan besar film ini adalah Mario Maurer, GTH dan legenda urban klasik Nang Nak di Phra Kanong yang sudah demikian melegenda di kalangan masyarakat Thailand. Bagaimana dengan pasar internasional? Rasanya masih dapat berbicara banyak mengingat sutradara Banjong Pisanthanakun telah berhasil menelurkan film-film box office sebelumnya sebut saja dwilogi Phobia (2008-2009) di antaranya yang turut menjadi landasan daya tarik film yang turut menghadirkan Mario di acara meet and greet yang diadakan oleh Blitzmegaplex pada tanggal 7 April 2013 ini.
Tentara Mak yang terluka di medan perang berhasil diselamatkan keempat sahabatnya yang kemudian menyertainya pulang ke kampung halaman Phra Kanong. Di sanalah istri setia Nak telah menunggunya bersama putra mereka yang masih bayi bernama Dang. Rumor berhembus di antara warga desa bahwa sesungguhnya Nak telah meninggal beberapa waktu lalu. Ter, Puak, Shin dan Aey yang mempercayainya segera mencari cara untuk memberitahu Mak tanpa sepengetahuan Nak. Siapa yang hantu dan siapa yang manusia pada akhirnya?
Skrip yang dikerjakan oleh Banjong bersama Chantavit Dhanasevi dan Nontra Khumvong ini masih berpakem pada komedi horor andalan mereka. Nama Ter, Puak, Shin dan Aey sebagai sidekicks bahkan dipertahankan lengkap dengan karakteristik masing-masing. Tokoh Mak pun lebih ditonjolkan ketimbang Nak demi memberikan perspektif yang berbeda. Seperti biasa twist-ending dipersiapkan untuk menipu penonton. Berhasil? Mungkin. Yang jelas perubahan seratus delapan puluh derajat yang terjadi di akhir memang cukup mencengangkan sambil tetap berpegang pada kisah cinta itu sendiri.
Jangan salahkan alasan pemilihan Mario dan debutan Davika yang wajahnya terlihat lebih barat dalam memerankan tokoh pasutri asli Thai karena keduanya terbilang sukses membangun chemistry Mak dan Nak yang awkward sekaligus manis. Jangan ragukan penampilan kuartet “setia kawan” Nattapong, Pongsaton, Wiwat dan Kantapat yang tetap mencuri perhatian kapanpun mereka muncul. Lupakan sejenak penyajian beberapa joke seputar tokoh/film asing yang bisa dibilang tidak relevan dengan jaman kesemua tokoh tersebut hidup mengingat kesempatan lain anda tertawa melihat keempatnya masih amat lebar.
Setting lokasi hutan dan sungai yang terdapat dalam segmen “In The Middle” – 4BIA
(2008) kembali digunakan sutradara Banjong sebagai panggung bercerita di
samping gubuk tua Mae Nak yang terlihat rapuh tersebut. Durasi keseluruhan yang
nyaris dua jam itu seharusnya dipangkas lebih singkat mengingat baru sejam pertama
saja sudah merangkum semua situasi dan kondisi yang dialami keenam tokoh
utamanya. Trailernya yang diluncurkan sejak bulan lalu sudah berbicara ‘terlampau’
banyak sehingga unsur kejutannya menjadi berkurang.
Tak diragukan lagi, Pee Mak merupakan ‘peremajaan’ yang kreatif dari judul-judul tersebut di atas, bukan remake, bukan sepenuhnya orisinil. Dengan demikian tujuan akhir filmmaker untuk merangkul penonton dewasa dan remaja sekaligus dapat tercapai. Cerdas bukan? Secara pribadi saya memang menyukainya sebagai tontonan menghibur walau tidak sampai menganggapnya spesial. Bagaimanapun juga memanusiakan hantu tetaplah sebuah konsep yang sulit diterima nalar, tak peduli apapun alasan di baliknya. Well, at least it makes you keep guessing for the real Nak-ed truth.
Durasi:
115 menit
115 menit
U.S Box Office:
21.700.000 baht in opening day Maret 2013 in Thailand
21.700.000 baht in opening day Maret 2013 in Thailand
Overall:
7.5 out of 10
7.5 out of 10
Movie-meter:
Hai bro…
BalasHapusboleh tukeran link gak? ini link saya http://insanmahaputra.blogspot.com/
link kamu udah saya pasang di blog saya. :)
Thank you