Rabu, 26 September 2012

THE MELODY : Another Predictable Tearjerker Romance


Quotes: 
Mok: Facing death is probably easier than fighting for love.

Nice-to-know: 
Film berjudul asli Rak Tam Nong Nee ini mengalami penundaan rilis di Thailand karena banjir yang melanda akhir tahun 2011 lalu.

Cast: 
Pariyachat Limthammahesorn sebagai Mok
Worawej Danuwong sebagai Wind


Director: 

Merupakan debut Tossapol Srisukontarat yang lebih dikenal sebagai produser televisi senior.





W For Words:
Produksi TAT ini jelas memanfaatkan momen hari kasih sayang untuk menjaring penonton berpasangan datang ke bioskop di negeri gajah putih pada waktu itu. Berselang 6 bulan kemudian baru dapat dinikmati penonton Indonesia. Premisnya sederhana dan sudah ribuan kali diangkat sebelumnya lewat melodrama Korea ataupun produksi Hollywood, salah satunya adalah A Walk To Remember (2002). Ya, seorang pemuda yang tengah mencari jati diri hingga bertemu seorang gadis yang disukainya yang ternyata mengidap penyakit mematikan. You can bet, it’s another tearjerker!
 
Karir penulis lagu dan penyanyi kondang, Wind tengah berada di jalan terjal ketika single terbarunya hanya menduduki posisi 19 di tangga lagu. Kekecewaannya dilampiaskan dengan kemarahan terhadap timnya yang berpikir untuk mencari penggantinya. Wind melarikan diri ke Mae Hong Sorn dan berjumpa Mok,  pianis cantik yang kemudian menjadi inspirasinya untuk berubah sekaligus menciptakan lagu baru. Namun kebahagiaan berlangsung singkat, Mok yang berjuang melawan leukemia harus melewatkan konser amal Wind yang sukses mengangkat namanya kembali.

Pariyachat dan Worawej memang tidak bermain buruk tapi akting mereka tidak spesial. Nilai plus ada pada faktor wajah keduanya yang tergolong enak dilihat, setidaknya mampu menghidupkan chemistry yang manis. Sebetulnya peran Wind sendiri cukup menantang dimana terjadi pergeseran karakter dari awal hingga akhir film tapi sayangnya titik baliknya terlalu cepat, hanya 30 menit setelah kemunculan anak-anak penderita leukemia. Ketertarikan Mok kepada Wind juga terbilang instan setelah keduanya baru saling mengenal dalam hitungan jam.

Sutradara Srisukontarat sukses menghadirkan production value yang memikat, terutama sinematografi panoramik Thailand Utara yang sangat indah dengan bukit bunga Doi Mae Ou Khor atau danau Pang Ung tersebut. Dukungan tata suara dan musik juga berupaya menyentuh sanubari penonton dengan lirik jujur nan menyentuh dalam dentingan piano. Sayangnya editing yang kurang mulus terkadang membuat peradeganan terasa berlompatan meski bisa jadi disengaja demi menyiasati tempo film yang berjalan cukup lambat itu.

Skrip film seakan dikerjakan mulai dari bagian akhir sebelum ditarik melebar sampai prolog lewat serangkaian proses klise. Itulah sebabnya The Melody amatlah predictable, lengkap dengan romantic dan heartfelt scenes yang dirancang untuk membuat anda tersenyum sekaligus menitikkan air mata di lain kesempatan melihat perkembangan asmara kedua tokoh utamanya. If you love Thai movies or sad ones as well, this is still worth to watch. Prepare some tissue first just in case you and your girlfriend can’t keep those tears falling down your face!

Durasi: 
90 menit

Overall: 
7.5 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar