Sabtu, 15 September 2012

BARFI! : Unconditional Loves Within Silent Beautiful Canvas

Quotes: 
His parents named him Murphy, but everyone calls him Barfi.


Nice-to-know: 
Awalnya Katrina Kaif dicasting sebagai narator tetapi membatalkannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian 'Ileana D'Cruz terpilih untuk bergabung.

Cast: 
Ranbir Kapoor sebagai Barfii
Priyanka Chopra sebagai Jhilmil Singh
Ileana D’cruz sebagai Shruti
Haradhan Bannerjee sebagai Dadu
Sumona Chakravarti
Roopa Ganguly

Director:
Merupakan
feature film kedelapan bagi Anurag Basu setelah Kites (2010).

W For Words: 
Indonesia cukup beruntung mendapatkan kesempatan yang sama dengan India untuk menyaksikan produksi UTV Motion Pictures ini pada tanggal 14 September 2012 lewat jaringan bioskop Blitzmegaplex. Garis besar plotnya sendiri berkisar mengenai pernyataan abadi bahwa cinta itu buta. Barfi memang tidak buta tetapi ia tuli, tetap tidak menyurutkan semangatnya untuk mengejar cinta sejati terlepas dari rasa pesimistis orang-orang di sekitarnya. Inilah film yang digadang-gadangkan akan mewakili India dalam ajang Academy Awards 2013 kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

Murphy lahir dalam kondisi tuli yang lantas berdampak pada kebisuannya kelak. Satu-satunya kata yang bisa diucapkannya adalah Barfi yang kemudian menjadi nama panggilannya. Keluarganya yang miskin tetap hidup bahagia di rumah sederhana tepi bukit Darjeeling. Pertemuan dengan Shruti yang sudah bertunangan membuat Barfi jatuh cinta. Selain itu, Barfi juga berteman dengan Jhilmil, putri konglomerat yang menderita autis. Ketika Jhilmil menghilang, inspektur polisi malah mencurigai campur tangan Barfi yang diduga terlibat kasus penculikan dengan motif tebusan.
 
Skrip karya Anurag Basu dan Sanjeev Datta ini sebetulnya bisa saja terjebak dalam drama percintaan klise yang melankolis. Untungnya hal itu tidak terjadi. Perjalanan ruang dan waktu selama tiga masa mulai dari 1978, 1972 hingga 2012 menjelaskan evolusi hubungan ketiga karakter utamanya. Bagaimana rasa cinta, harapan, kekecewaan, penerimaan mampu berkolaborasi menciptakan suatu siklus panjang yang sangat emosional. Narasi Shruti yang juga menggunakan sudut pandang dirinya bertutur secara detil tanpa memihak.

Sutradara Basu mengawali film layaknya mimpi indah dimana perkenalan terhadap dunia Barfi yang naïf dan sunyi dilakukan secara ceria dan penuh warna. Sinematografer Ravi Varman menunaikan tugasnya dengan baik dalam menyuguhkan visualisasi Bengal Utara alias Darjeeling. Sayangnya di paruh kedua mengalami penurunan dimana cinta segitiga itu dibumbui dengan intrik yang tidak efektif dan ending yang mudah diterka. Perubahan mood signifikan yang juga turut menjebloskan penonton ke dalam penjara gelap nan depresi. Setidaknya dukungan musik gitar dan akordion dari Pritam Chakraborty serta tata kostum dari Aki Narula dan Shefalina masih cukup solid.
 
Ranbir Kapoor kembali menyajikan akting kelas festival dengan penjiwaan Barfi yang luar biasa mulai dari bahasa tubuh hingga ekspresi yang simpatik, mengingatkan anda pada Charlie Chaplin. Priyanka Chopra mendapat tantangan besar di luar kebiasaannya dengan peran Jhilmil yang autis. Ia melakukannya dengan wajar tanpa terlihat dibuat-buat dan tetap terlihat manis. Pendatang baru Illeana D’Cruz menjiwai tokoh Shruti dengan emosi yang terjaga meskipun digambarkan menentang norma sosial sekaligus kata hatinya sendiri. Chemistry antar ketiganya juga terbangun sempurna dalam tradisi unconditional love yang ortodoks.

Barfi akan menggugah anda, tanpa harus dikondisikan untuk itu. Film India yang sedikit mengadopsi gaya Perancis ini meleburkan semua elemen perasaan ke dalam sebuah kanvas cinta yang diwarnai pertemuan dan perpisahan lewat siklus yang berulang-ulang. Anda mungkin menemukan kemiripan referensi dengan The Notebook (2004) ataupun The Curious Case of Benjamin Button (2008). Apabila kebisuan mampu “berbicara” lewat senyum tulus dan sikap ikhlas tentu tak ada alasan bagi anda untuk tidak jatuh cinta pada sosok Barfi. A tender portrayal of a charming unlucky man who will inspire you the most!

Durasi: 
120 menit

Overall: 
8 out of 10

Movie-meter:



Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar