Sabtu, 09 Juni 2012

PROMETHEUS : Another “U”niverse Questions From Above


Quotes:
Meredith Vickers: Take us home!
Elizabeth Shaw: If we don't stop it, there won't be any home to go back to!

Nice-to-know:
Awalnya direncanakan sebagai prekuel dari Alien sebelum diputuskan berdiri sendiri sebagai sebuah film. Namun kesamaan setting dengan produksi tahun 1979 itu membuat banyak pihak menghubungkannya sebagai referensi yang kuat.

Cast:
Noomi Rapace sebagai Elizabeth Shaw
Michael Fassbender sebagai David
Charlize Theron sebagai Meredith Vickers
Idris Elba sebagai Janek
Guy Pearce sebagai Peter Weyland
Logan Marshall-Green sebagai Charlie Holloway

Director:
Merupakan feature film ke-20 bagi Ridley Scott setelah karya terakhirnya Robin Hood (2010).

W For Words:
Alien (1979), Aliens (1986), Alien³ (1992), Alien: Resurrection (1997) yang kebetulan digarap oleh empat sutradara yang berbeda-beda dapat dikatakan sebagai pionir kemunculan makhluk angkasa luar yang dikenal dengan sebutan alien dalam industri film Hollywood. Pendekatan genre sains fiksi yang dikombinasikan dengan action dan thriller menjadikannya tontonan yang fresh dan menarik dari waktu ke waktu. Saya pribadi tak pernah berkesempatan menyaksikan empat film tersebut di atas di bioskop dan cukup excited mengetahui bahwa Prometheus menjadi salah satu unggulan summer movies tahun ini yang rilis dalam format 2D, 3D dan IMAX 3D sekaligus.

Pasangan arkeologis, Dr. Elizabeth Shaw dan Dr. Charlie Holloyway menemukan lukisan dinding gua yang mengarahkan mereka ke LV-223 yang dipercaya sebagai tempat asal muasal manusia. Ekspedisi yang dibiayai Peter Weyland dari Weyland Corporation kemudian membawa 15 kru termasuk robot operator David kesana menggunakan pesawat udara Prometheus yang dipimpin Kapten Janek. Penemuan struktur aneh menyerupai pyramid mulai mengarah pada kejadian demi kejadian mengerikan. Ancaman bukan hanya nyawa mereka tapi juga kelangsungan hidup umat manusia.

Setelah bertahun-tahun meninggalkan genre yang membesarkan namanya, sutradara Scott membuka film ini dengan estetika visual yang menggugah, one the best opening acts in recent memory, langsung mengingatkan saya akan kronik Adam/Hawa dan buah terlarang. Ia tak hanya menyajikan teknologi canggih CGI yang sangat memanjakan mata sebagai panggung futuristiknya tetapi juga membekalinya dengan plot cerita yang amat cerdas dan penuh kejutan di setiap menitnya. Terima kasih pada duet penulis skrip Jon Spaihts dan Damon Lindelof yang juga sukses menyuguhkan konflik yang kontemplatif.

Dua nama yang tak asing lagi mampu tampil believeable, Theron sebagai corporate bitch yang egois pencari keuntungan semata dan Elba sebagai persistent captain yang bersikap tegas. Marshall-Green yang bermain di paruh pertama saja mampu meletakkan dasar kemanusiaan yang tinggi bagi tokoh heroine yang diproyeksikan mengikuti jejak Ellen Ripley tersebut. Tak diragukan lagi Rapace paling mencuri perhatian dengan tantangan terberat bagi karakter Shaw, tak perlu saya sebutkan pada bagian mana yang melibatkan surgery itu. Sedangkan Fassbender semakin meyakinkan kita untuk tidak mempercayai droid yang tricky, 2012 di tangannya terbilang mengganggu termasuk di bagian penutupnya.

Keseluruhan adegan yang disyut dengan kamera 3D tergolong memuaskan. Kompetensi Scott dalam filmmaking menjadikan gambar-gambarnya mampu menciptakan cinema experience yang menarik, sama halnya dengan Avatar (2009) dan Hugo (2011). Perhatikan lanskap kapal alien yang terbentang, proyeksi peta alam semesta hingga penampakan makhluk asing yang terasa dekat dengan kita. IMAX 3D semakin menyempurnakan kekaguman anda akan visualisasi kaya rasa mulai dari terpukau hingga terperanjat sekaligus menyatukan kepingan-kepingan cerita yang tersebar disana-sini. 

Klimaks yang terasa diperpanjang mungkin sedikit melelahkan. Apa yang seharusnya disudahi ternyata membuka adegan baru lagi dan lagi. Meski demikian, Prometheus tetaplah tontonan yang luar biasa dengan narasi unik yang memberikan pengalaman sains fiksi yang samasekali fresh dan modern. Tak usah terlalu ngotot mencari benang merah pada film-film alien terdahulu tapi tetap berpikiran terbuka terhadap mitos-mitos yang berlaku disini. Pertanyaan seperti, “Siapa pencipta alien? Samakah dengan pencipta manusia?” akan menghinggapi benak anda sekaligus memperpanjang rasa penasaran akan potensi sekuelnya di kemudian hari. Welcome to the never ending “you”-niverse theories!

Durasi:
124 menit

Overall:
8.5 out of 10

Movie-meter:
 

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar