Quotes:
Duta: Ya jelas beda lah. Kalo dia lecek dari atas sampe bawah..
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh D’Color Films ini screeningnya dilangsungkan di Hollywood XXI pada tanggal 1 Mei 2012.
Cast:
Herfiza Novianti sebagai Thalia
Rizky Mocil sebagai Coki
Zidni Adam sebagai Danu
Febriyanie Ferdzilla sebagai Miki
Zaky Zimah sebagai Duta
Yurike Prastica sebagai Mama Lela
Derry Drajat sebagai Pak Lurah
Posman Tobing
Director:
Merupakan film kedua bagi Nuri Dahlia.
W For Words:
Nenek Gayung yang mengangkat fenomena arwah penasaran yang beredar di masyarakat di luar dugaan mencatat sukses dengan perolehan lebih dari empat ratus ribu penonton hingga saat ini sejak rilisnya tepat sebulan lalu. Salah jika anda berpikir hal tersebut memicu kemunculan sekuelnya karena sejak awal Movie Eight dan Unlimited Production memang sudah merencanakan trilogi komedi horor yang akan ditutup oleh Nenek Pispot nanti. Epik bukan? Apalagi semua itu hanya membutuhkan biaya produksi yang tidak terlalu besar dengan keuntungan yang (diharapkan) berlipat-lipat.
Duta yang tengah berjalan pulang ke kampung bersama ibunya bertemu empat sahabat Coki, Danu, Thalia dan Miki yang tengah menuju wisata arung jeram. Kelimanya bergabung dengan pemuda petualang bernama Jantan mengarungi arus liar yang tidak butuh lama membalikkan perahu. Jantan yang diyakini tidak selamat justru kembali, bersamaan dengan hantu kakek cangkul yang menuntut kuburannya sendiri. Bagaimana mereka berlima dapat mengatasi gangguan supernatural tersebut?
Adegan arung jeram dan camping di pembuka langsung mengingatkan saya pada sebuah segmen In The Middle milik Banjong Pisanthanakun dalam omnibus horor favorit sepanjang masa, 4BIA (2008). Demi apa Bono Sutisno (tak perlu saya sebutkan nama aslinya) memotong ide tersebut dan merekatkannya ke dalam benang merah sekuel trilogy horor komedi “inovatif” lokal ini? Penampilan Jantan bahkan dibuat sama persis dengan kaos merah dan make-up pucat. Interaksi konyol Duta, Danu, Coki, Thalia dan Miki yang pontang-panting berlarian di hutan dan masuk ke dalam tenda juga serupa. Gotcha!
Penampakan kakek cangkul itu sendiri tidaklah seefektif nenek gayung dalam menebar ketakutan dengan repetisi yang lebih minor. Beruntung suasana hutan sunyi berkabut di malam hari mampu menciptakan atmosfir menyeramkan sehingga tidak terlalu sulit bagi Nuri Dahlia membangun setting. Konsentrasinya tinggal bagaimana menciptakan chemistry di antara Zaky, Zidni, Rizky, Herfiza dan Febriyanie yang dominan menyita layar dengan lelucon-lelucon basi yang sebagian di antaranya masih cukup efektif. Penampilan Bolot, Yurike dan Derry yang komikal turut memberikan warna tersendiri.
Sebagai bagian dari “franchise”, Kakek Cangkul memang bukan film berkualitas buruk walaupun logikanya patut dipertanyakan. Bagian penutup yang mengingatkan anda pada film-film Nayato juga terkesan antiklimaks tanpa motif penyelesaian yang cukup jelas. Namun lagi-lagi saya ingin memperingatkan sineas tanah air siapapun itu, mohon tempatkan kreatifitas dan originalitas karya-karya anda di atas dasar apapun juga karena aspek itulah yang membuat anda dihargai. Next pispot, please..
Durasi:
76 menit
Overall:
6.5 out of 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar