Minggu, 29 April 2012

VICKY DONOR : Unusual “Fertility” Themes Handled With Care


Quotes:
Vicky: Jika aku dengar kau maka aku akan mati bujangan.

Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh J.A. Entertainment, Rampage Motion Pictures, Rising Sun Films ini sudah rilis di negara asalnya India pada tanggal 20 April 2012 yang lalu.

Cast:
Ayushmann Khurrana sebagai Vicky Arora
Yami Gautam sebagai Ashima Roy
Dolly Ahluwalia sebagai Dolly
Jayant Das sebagai Vicky's Father
Annu Kapoor sebagai Dr. Baldev Chaddha
John Abraham

Director:
Merupakan film kedua bagi Shoojit Sircar setelah ...Yahaan (2005).

W for Words:
Menilik judul dan posternya, bisa jadi anda mengharapkan sebuah tontonan cheesy nan vulgar yang setidaknya bisa menghibur selama 2 jam lebih. Nyatanya kesan tersebut justru hilang samasekali tanpa harus kehilangan unsur hiburannya. Terima kasih atas kinerja Juhi Chaturvedi yang begitu gemilang dalam memperlakukan premis yang sebetulnya sensitif itu sebelum menuangkannya dalam skrip yang penuh dialog berbobot lewat serentetan subplot menarik yang menyertainya.
Dr. Baldev Chaddha memiliki klinik fertilitas yang banyak dikunjungi pasutri yang kesulitan mempunyai anak. Sayangnya ia belum menemukan donor yang tepat sebelum berjumpa Vicky Arora, pemuda tampan enerjik pengangguran yang ternyata didukung oleh catatan genetik yang luar biasa. Setelah bersusah payah meyakinkan Vicky untuk menjadi donor sperma, Dr. Chaddha membalasnya dengan limpahan materi yang setimpal dengan kerja kerasnya. Vicky dalam sekejap kaya raya hingga jatuh cinta pada gadis banker, Ashima Roy yang membuatnya yakin untuk meninggalkan kebiasaannya tersebut.

Paruh pertama film ini ditempatkan dalam tonase komedi yang menggigit tanpa terkesan memaksa anda untuk tertawa. Pengenalan karakter utama mengalir dengan wajar, lihat bagaimana upaya keras Dr. Chaddha tanpa lelah dalam membujuk kerap berujung pada penolakan Vicky sebelum akhirnya terbentuk sebuah simbiosis mutualisme di antara keduanya. Tanpa lupa situasi klinik Dr. Chaddha dan rumah salon Vicky itu semakin memperkuat cerita sebagai latar belakang yang penuh dinamika.
Paruh kedua memang bergulir melambat tatkala membahas romansa Vicky dan Ashima. Rahasia masa lalu masing-masing yang terkuak memang memaksimalkan konflik emosional yang ada walaupun diakhiri dengan garis bawah yang dipermudah. Namun perbedaan kultur antara Bengali (Kolkata) dan Punjabi (New Delhi) yang melatari keluarga kedua mempelai sukses dieksploitasi dengan cadas penuh warna selayaknya Romeo dan Juliet dari keturunan Tybalt dan Capulet.

Ayushmann Khurrana yang merupakan aktor debutan bisa jadi namanya akan semakin bersinar setelah peran Vicky Arora yang dijiwainya dengan flamboyan, berandal sekaligus percaya diri. Sama halnya dengan Yami Gautam yang cantik memesona sebagai Ashima. Kekurangmatangan keduanya sempat mengurangi chemistry yang terjalin tapi tidak terlalu mengganggu mengingat aktor-aktris senior di sekitar mereka menampilkan akting yang luar biasa termasuk Annu Kapoor sebagai Dr. Baldev Chaddha yang berkali-kali menyebutkan idiom “sperma” sebagai kata sifat yang bervariasi.
Vicky Donor jelas bukan tipikal film India pada umumnya. Komposisi musik dan koreografi disini tergolong minim, terlepas dari pertunjukan John Abraham yang memulai debutnya sebagai produser disini lewat nomor “Rum & Whisky” saat menggulirkan credit title. Edukasi seksual mengenai ketidaksuburan bagi kaum muda yang sudah/berencana menikah (konvensional maupun modern) berhasil dihantarkan tanpa provokasi samasekali. Pembelajaran yang sehat penuh manfaat bergaya humoris dari tangan dingin sutradara Shoojit Sircar yang menjadikannya salah satu suguhan Bollywood terbaik tahun ini.

Durasi:
122 menit

Asian Box Office:
Rs 22 crore in India till April 2012

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar