Jumat, 06 April 2012
TITANIC 3D : Full Steam Reminiscence Of Its Sinking You’ll Never Forget
Quotes:
Rose: Jack, I want you to draw me like one of your French girls. Wearing this...
Jack: All right.
Rose: Wearing *only* this.
Nice-to-know:
Memegang rekor dengan menempati posisi puncak box office Amerika Serikat selama 15 minggu berturut-turut mulai dari 19 Desember 1997 hingga 2 April 1998.
Cast:
Leonardo DiCaprio sebagai Jack Dawson
Kate Winslet sebagai Rose DeWitt Bukater
Billy Zane sebagai Caledon 'Cal' Hockley
Kathy Bates sebagai Molly Brown
Frances Fisher sebagai Ruth Dewitt Bukater
Gloria Stuart sebagai Old Rose
Bill Paxton sebagai Brock Lovett
Bernard Hill sebagai Captain Edward James Smith
Director:
Merupakan pemenang Academy Award kategori Best Picture pertama yang diproduseri, disutradarai, ditulis sekaligus diedit oleh orang yang sama yaitu James Cameron.
W for Words:
Salah satu dari sedikit film yang menyandang predikat nyaris sempurna menurut saya ini pertama kali beredar pada akhir tahun 1997 dan sukses mencatatkan diri sebagai film terlaris sepanjang masa sebelum dipatahkan oleh karya teranyar James Cameron lainnya yaitu Avatar (2010). Faktanya adalah saya pertama kali menyaksikannya di vcd bajakan dengan kualitas belum 100% bersama seluruh anggota keluarga sambil menantikan detik-detik pergantian tahun 1998. Tidak usah heran karena pada waktu itu saya belum menonton film di bioskop sefrekuentif sekarang.
14 tahun berlalu, memperingati 100 tahun peristiwa naas yang tak terduga tersebut, Cameron merilisnya kembali dalam format 3D dengan embel-embel “pengalaman bersinema yang paling dalam dan dinamis mengenai perjalanan kapal Titanic itu sendiri”. Pernyataan yang menurut saya tidak sepenuhnya benar tetapi efek 3D nya jelas sukses menghadirkan kedalaman gambar yang lebih tajam dan jernih yang tentunya sudah disesuaikan dengan kondisi layar bioskop masa kini.
Esensi menyaksikan kembali bagi sebagian besar orang ternyata bukan karena 3D melainkan tujuan bernostalgia yang manis terutama dengan orang-orang terkasih. Sinematografi yang dihasilkan samasekali tidak terkesan lawas, hal ini dikarenakan Cameron sudah menggunakan teknologi canggih pada jamannya sehingga dapat dikategorikan timeless. Skrip yang juga ditulisnya sendiri memang masih berisi romantika picisan antara dua orang dari kelas sosial berbeda tetapi bukan itu yang menjadi fokus penonton melainkan sisi emosional yang campur aduk antara iba, simpati, trenyuh dan sebagainya.
Gaya penceritaan Cameron tergolong menakjubkan sehingga durasi 195 menit tidak terasa lambat. Keragaman karakter yang diusungnya berhasil menjembatani berbagai konflik yang dilandasi oleh kesenjangan antar kasta yang tercermin dari pembagian lantainya, sebuah masalah abadi yang akan selalu terjadi dimanapun. Lihat bagaimana kalangan atas sibuk menyombongkan kekayaan masing-masing dalam pesta mewah membosankan, berbanding terbalik dengan kalangan bawah bersenang-senang dengan cara yang sederhana lewat iringan musik dan bir murahan.
Hal tersebut memicu kemudian akan pertunangan yang tak diinginkan antara Rose dan Cal, perjumpaan yang tak terduga antara Jack dan Rose, pertahanan status sosial yang diupayakan Ruth, persamaan martabat yang diusahakan Molly atau pengorbanan mulia Kapten Edward dan para krunya. Kesemua tokoh seakan digariskan dalam suratan takdir yang mengharuskan mereka berada pada tempatnya masing-masing. Saya tahu ini hanyalah fiksi belaka tapi akting dan chemistry luar biasa dari Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet yang masing-masing berusia 23 dan 22 tahun pada waktu itu membuat semuanya kian hidup.
Titanic memang tak terpisahkan dari sinema itu sendiri. Kronologis karam yang demikian megah amat layak dinikmati via layar besar demi mendapatkan suasana mencekam tak terbayangkan yang dilengkapi dengan sound efek yang menggetarkan. 3D nya memang menyempurnakan modernisasi tapi tetap tidak dapat menggantikan pengalaman menonton film ini untuk pertama kalinya (sejujurnya selalu merasa demikian walau sudah berkali-kali melihatnya). Original score dari James Horner terlebih hit My Heart Will Go On dari Celine Dion akan selalu menghantui saya seumur hidupnya tanpa harus disesali. Definitely one of the most amazing wonderful movies of the 20th Century that will never be forgotten!
Durasi:
195 menit
U.S. Box Office:
$600,779,824 till Sept 1998
Overall:
9 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar