Kamis, 15 Maret 2012

LOVE IS BRONDONG : Empat Brondong Modal Nanggung


Quotes:
Momon: Santai kayak di pantai, tenang aja kayak di Jogja, gak usah ribut kayak di Ubud..

Nice-to-know:
Diproduksi oleh BIC Productions dan Mitra Pictures dimana gala premierenya diadakan di Hollywood XXI pada tanggal 12 Maret 2012.

Cast:
Ajun Perwira sebagai Momon
Zaky Zimah sebagai Farhan
Bryan McKenzie sebagai Alfin
Kiki the Potters sebagai Juned
Tya Restyana sebagai Sheila
Joanna Alexandra sebagai Sasha
Nabila Intan sebagai Aisha

Director:
Merupakan film kedua Chiska Doppert di tahun 2012 setelah Bila.

W For Words:
Pertama kalinya Zaky Zimah dan Ajun Perwira dipersatukan dalam sebuah film. Yang satu kesayangan Nayato sedangkan satunya lagi andalan anak didiknya Nayato yaitu Chiska Doppert. Rasanya dua nama pujaan dalam genre komedi pocong-pocongan itu sudah bisa diandalkan sehingga duo Aditya Sugandi dan Djaffar Lesmana merasa tidak perlu lagi “bekerja keras” menghasilkan sebuah skrip yang matang. Itulah yang saya rasakan selama lebih kurang delapan puluh empat menit.
Empat sekawan yang tinggal dalam satu kontrakan yakni Momon, Farhan, Alfin dan Juned juga kuliah di kampus yang sama. Momon yang cekak mengejar cinta gadis model yang materialistis, Sasha. Sedangkan Farhan yang alim memilih gadis berjilbab yang tengah kesulitan uang, Aisha. Masalah semakin rumit ketika mereka menyelamatkan Sheila dari pria yang menipu duitnya dan membutuhkan tempat tinggal sementara. Uang dan cinta tampaknya akan terus menjadi permasalahan yang sulit terpecahkan.

Terus terang sepanjang film berjalan, saya kesulitan menangkap intisari cerita. Semua terasa dipaksakan mengalir begitu saja tapi tanpa benang merah yang jelas. Banyak sekali karakter yang timbul tenggelam disini terutama Joanna Alexandra. Apakah filmmaker ingin berkonsentrasi pada pertobatan di akhir cerita? Tidak maksimal karena konfliknya sendiri tidak pernah benar-benar membubung ke permukaan. Pengadeganan pocong-pocongan di penghujung semakin mengaburkan identitas film yang kebingungan mau dibawa drama, romansa atau komedi?
Satu hal yang paling saya takutkan adalah Chiska Doppert yang sedang mengikuti jejak “master” nya yaitu kejar setoran. Berbagai judul film yang ditanganinya memang bervariasi dari segi tema dan cerita walaupun kesemuanya mengarah pada pangsa pasar yang sama yaitu remaja. Kemahirannya menyajikan gambar-gambar cerah yang enak dilihat memang masih menjadi nilai tambah meskipun anda akan menangkap banyak kesamaan setting lokasi dengan pendahulunya sebut saja PJP dan Bila. Hasil editing Toumakov masih terasa kasar sehingga perpindahan setiap segmennya terasa tidak mulus.

Sama halnya dengan Ajun Perwira yang terkesan memanfaatkan popularitasnya yang meroket belakangan ini. Saya tidak melihat perbedaan tokoh Momon disini dengan Dimas dalam PJP, Ajun masih menggunakan mimik dan intonasi yang sama. Beruntung Zaky Zimah mampu mempertahankan trademark komedinya yang tetap fresh. Perbedaannya adalah ia memerankan tokoh Farhan yang soleh sehingga terciptalah berbagai komedi situasi dimana berpegang teguh pada prinsip menjadi ujian yang patut dilaluinya.
Love Is Brondong pada akhirnya berpijak di posisi yang serba salah. Judulnya memang terdengar cukup menjual tapi samasekali tidak menggambarkan isi filmnya selain kiprah empat brondong manis dan lucu yang secara teratur digilir oleh kamera. Setidaknya dua nama dari mereka tidaklah mengecewakan yakni Zaky sebagai sang pengocok tawa dalam peran tak biasa serta Kiky yang memulai debutnya dengan spontanitas kepolosan yang wajar. Tentunya sumbangan lagu dari The Potters itu sendiri menjadi aset yang paling berharga.

Durasi:
84 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar