Minggu, 25 Desember 2011

SHERLOCK HOLMES : A GAME OF SHADOWS Permainan Bayangan Profesor Intelek Ambisius

Quotes:
Professor Moriaty: Are you sure you want to play this game?
Sherlock Holmes: I'm afraid you'd lose.


Storyline:
Dr. Watson berusaha melanjutkan hidupnya dengan menikahi Mary yang ditutup dengan bulan madu di Brighton. Namun Sherlock Holmes tiba-tiba muncul dan mencium gerakan terorisme Prof. Moriarty yang bertekad menciptakan perang besar dengan persenjataan yang dimilikinya. Hadir pula wanita gipsy yang mampu membaca peruntungan Madam Simza yang adiknya Ravache dicurigai terlibat dalam konspirasi. Berbagai usaha hidup mati pun harus dijalani Holmes dan Watson sebelum berklimaks pada istana Reichenbach Falls at the Peace dimana Prof. Moriarty menantang Holmes bermain catur sekaligus mengungkap misteri masing-masing.

Nice-to-know:
Sekuel ini berdasarkan cerita pendek "The Final Problem" karya Sir Arthur Conan Doyle tetapi banyak mengambil aspek dari cerita-cerita Sherlock Holmes lainnya seperti: "The Sign of Four"; "The Greek Interpretor"; "Valley of Fear"; "The Speckled Band"; "The Dying Detective"; "Bruce Partington Plans"; dan "The Second Stain".

Cast:
Sekuel keduanya berturut-turut setelah Iron Man 2 (2010), Robert Downey Jr. meneruskan peran Sherlock Holmes
2011 menjadi tahun tersibuk bagi Jude Law yang baru saja menyelesaikan Hugo sebelum kembali dengan tokoh Dr. John Watson
Noomi Rapace sebagai Madam Simza Heron
Rachel McAdams sebagai Irene Adler
Jared Harris sebagai Professor James Moriarty
Kelly Reilly sebagai Mary Watson

Director:
Merupakan film ketujuh Guy Ritchie yang juga pernah menangani Snatch di tahun 2000.

Comment:
Satu hal mencolok yang menjadi keunggulan Sherlock Holmes (2009) adalah duet Holmes dan Watson yang seringkali ditempatkan pada persimpangan yang memaksa mereka untuk mengambil pilihan yang sulit dan penuh resiko. Tentunya tidak ada yang lebih tepat selain tiga orang di balik kesuksesan adaptasi kisah klasik tersebut yaitu Robert Downey, Jr., Jude Law dan Guy Ritchie yang untungnya tetap setuju untuk memperkuat sekuelnya yang berselang waktu 2 tahun ini.
Kieran dan Michele Mulroney ditunjuk menjadi penulis skripnya dengan mempertahankan karakterisasi yang digagas oleh Sir Arthur Conan Doyle. Hubungan Holmes dan Watson “dibawa” ke tahap selanjutnya saat Watson menikahi Mary di Brighton. Disinilah terasa chemistry yang berbeda dibandingkan prekuelnya dimana unsur “bromance” tereksplorasi dengan lebih eksplisit. Kehadiran antagonis Prof. James Moriarty sebetulnya cukup menarik tapi tidak benar-benar terangkat ke permukaan untuk menjadi ancaman serius.

Downey Jr. masih mempertahankan sisi eksentriknya yang nyaris serupa dengan Jack Sparrow dalam franchise Pirates of the Caribbean tapi dalam nuansa yang lebih gelap layaknya Bruce Wayne dalam The Dark Knight. Kelugasan Holmes menyamar dalam berbagai “bentuk” menjadi highlight tersendiri yang mampu memancing tawa penonton. Law sendiri meskipun berstatus sidekick tetapi mampu menjiwai peran Watson dengan sempurna. Apresiasi patut dilayangkan untuk Rapace yang sukses mempotretkan karakter wanita gipsy Madam Simza dengan dandanan ekspresif nan meyakinkan.
Saya sempat berharap maraknya interaksi antara Holmes dan Moriarty sebagai dua kubu yang berseberangan di sepanjang film. Nyatanya hal tersebut baru terjadi di penghujung cerita dimana keduanya adu strategi bermain catur sekaligus berusaha menyingkirkan satu sama lain dengan kecerdasan otak masing-masing yang di atas rata-rata itu. Menarik! Sayangnya ancaman perang antara Perancis dan Jerman yang digadang-gadang oleh tokoh pemilik gudang senjata yang diperani oleh Jared Harris itu terkesan semu dan tidak benar-benar dieksploitasi secara logika.

Sutradara Ritchie berusaha menyajikan beraneka adegan aksi yang menjadi nyawa film ini dalam tempo yang cepat. Ini dilakukan untuk menyiasati plot cerita yang memang tergolong berlarut-larut. Desingan peluru dan ledakan bom disana-sini memang lebih menjual dibandingkan prekuelnya. Memorable scenes bagi saya dan tampaknya sebagian besar dari anda pula adalah kejar-kejaran malam hari di tengah hutan yang diselesaikan dengan efek slow-motion yang amat keren. Selebihnya adalah permainan ilustrasi musik dan atmosfir yang diciptakan khusus untuk membangun suasana enerjik film.
Sherlock Holmes: A Game of Shadows memang tidak seberat yang diperkirakan walaupun ide yang lumayan sederhana itu harus diseret sedemikian rupa demi menciptakan suatu hiburan panjang. Interaksi menggigit penuh humor antara Downey, Jr. dan Law dalam adu taktik dengan musuh-musuh mereka serta penyutradaraan stylish ala British dari Ritchie lagi-lagi membawa sekuel ini berdaya jual tinggi. Kagumilah visualisasi noir dunia Eropa yang cantik sambil menyelami pikiran seorang Sherlock Holmes yang bisa menipu anda mentah-mentah bahkan sebelum anda sempat melangkah maju.

Durasi:
129 menit

U.S. Box Office:
$39,637,079 in opening week of mid Dec 2011

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

5 komentar:

  1. even in novel or cinema...i'm still love this story...

    tp sprtina admin kali ni ad salah ketik....sya smpet bingung pas baca kalimat Holmes mnikahi Mary pda tulisan anda ^^

    but it's okay..

    BalasHapus
  2. @Akira: Thanks buat koreksinya. I missed it :) Yes, me too, love these characters in novels and movies as well.

    BalasHapus
  3. Hmmm, ane jadi keinget Tony Stark terus nich kalo liat film ini... Hehe...

    Monggo mampir dimari gan...

    http://moviereviewandpreview.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. @Fanboy: Saya sudah intip blog Moviereview dan preview. Bagus, simple dan kreatif. Keep updating! :)

    BalasHapus