Selasa, 25 Oktober 2011

KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG : Keadilan Poligami Cinta Tak Sampai

Quotes:
Ifand: Mengapa kamu ada di sini?
Syahdu: Karena takdir mempertemukan kita..


Storyline:
Gadis cantik bernama Syahdu hidup sederhana bersama ibunya yang sakit-sakitan dan juga adiknya Ratih. Saat mengunjungi kakek-neneknya di lain kota, Syahdu berkenalan dengan pemuda soleh, Ifand yang juga ternyata tertarik padanya. Kedekatan keduanya tidak terelakkan menimbulkan cinta. Sayangnya hal tersebut ditentang warga sekitar sehingga Syahdu memilih pergi dan menikahi Nazmi yang bersedia membantu biaya pengobatan ibunya. Ifand yang terluka pun akhirnya menikahi Sofia yang amat tulus menyayanginya. Beberapa tahun kemudian, Syahdu dan Ifand dipertemukan kembali. Akankah cinta mereka berujung kebahagiaan di atas kekalutan?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Starvision dimana screening terbatasnya diadakan di Planet Hollywood XXI pada tanggal 26 Oktober 2011.

Cast:
Donita sebagai Syahdu
Andhika Pratama sebagai Ifand
Ussy Sulistiawaty sebagai Sofia
Nadya Almira sebagai Ratih
Jordi Onsu sebagai Andi
Iwa Rasya sebagai Nazmi

Director:
Merupakan debut penyutradaraan bagi Tya Subiakto Satrio, salah satu penata musik film terbaik yang dimiliki Indonesia.

Comment:
Entah apa yang ada di benak Amalia Putri saat mengerjakan skrip film ini. Terus terang saya penasaran apakah ia menyaksikan Pupus (2011) atau Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap (2011) sebelumnya sehingga menghasilkan karya yang teramat mirip. Perbedaannya, Pupus drama cinta remaja, Kejarlah drama cinta beda kasta sedangkan Kerudung sudah bisa diduga dari judulnya drama cinta bernafaskan religi. Bukan kebetulan jika ketiganya dibintangi oleh Donita dan dua diantaranya diperani oleh Andhika Pratama.
Donita disini lagi-lagi mengumbar air mata. Scene menangisnya kembali menjadi andalan utama. Kasih tak sampai, diduakan cinta, ditinggal kawin, perasaan tersakiti dan sederetan kejadian dramatis lainnya bisa menjadi alasan karakter Syahdu untuk menangis. Meski saya bukan Muslim tetapi penggunaan kerudung Donita di sepanjang film sangatlah mengganggu karena dikenakan dengan setengah niat. Apakah dimaksudkan untuk menegaskan karakter Syahdu yang tidak memahami agamanya sendiri? Hm, rasanya masih ada cara lain yang lebih tepat.
Sebaliknya Ussy memulai debutnya dengan gemilang. Mudah-mudahan kerudung yang menjadi judul film ini memang diperuntukkan bagi karakter Sofia, wanita tegar berhati besar yang benar-benar menjunjung tinggi kehormatan diri lewat sikap ikhlas dan “nrimo”nya. Kalimat terakhir ini mohon jangan diartikan bahwa saya mendukung setiap perempuan untuk menerima nasib untuk “dimadu” suaminya. Saya selalu percaya bahwa konsep pernikahan adalah satu adanya.
Peran Andhika disini mengingatkan pada apa yang dilakukan Fedi Nuril dalam Ayat-Ayat Cinta (2008). Sayangnya turun naiknya emosi tokoh Ifand pantas dipertanyakan saat ia mengencani Syahdu, menikahi Sofia, meminang Syahdu hingga terkesan berpihak pada Sofia kembali dalam berumahtangga. Tentunya penonton perlu mengetahui proses pergolakan batin yang lebih kentara untuk dapat mengerti alasan-alasan Andhika melakukan semua itu.
Debut Tya Subiakto sebagai sutradara memang dipertanyakan banyak orang yang merasa karyanya ini menilik dari sinematografinya lebih “bergaya” Nayato yang kebetulan hanya duduk di bidang departemen kamera kali ini. Namun saya percaya pengalaman Tia mengerjakan scoring musik dan bekerjasama dengan sineas-sineas tanah air turut membekalinya ilmu penyutradaraan. Film pertamanya ini masih diwarnai dengan sentuhan feminis pada sudut pandang karakter-karakternya, sesuatu yang rasanya cuma bisa dilakukan oleh seorang wanita.
Kehormatan Di Balik Kerudung bukanlah karya sempurna yang lagi-lagi mencoba mengejawantahkan kasus poligami dengan pendekatan yang sudah tidak asing lagi. Bagaimanapun juga pembelajaran kaum wanita untuk menghadapi pria semacam ini tetap patut diingatkan dari waktu ke waktu, baik sebagai istri tua atau muda sekalipun. Anda bukannya tidak punya pilihan tetapi sangatlah penting untuk mengambil sikap tegas demi kepentingan sendiri, bukan orang lain.

Durasi:
105 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar