Kamis, 29 September 2011
THE UNBORN CHILD : Aborsi Ilegal Bangkitkan Ketakutan Bersalah
Storyline:
Tri adalah seorang wartawan yang selalu membawa kamera kemana-mana. Ia beristrikan Pim dengan satu orang putri bernama Yaimai yang belakangan memiliki “adik” yang tak terlihat. Ada lagi pasangan muda yang memutuskan pergi ke dukun aborsi untuk mengatasi kehamilan yang tidak direncanakan. Angka “2002″ yang digunakan sebagai judul adalah jumlah aborsi janin ilegal yang ditemukan di sebuah kuil di Bangkok sebagai negara ke-3 dengan kasus terbanyak di Asia.
Nice-to-know:
Berjudul asli The Unborn Child 2002 dirilis di Thailand pada tanggal 10 Maret 2011 yang lalu.
Cast:
Pitchanart Sakakorn sebagai Pim
Somchai Khemklad sebagai Tri
Arisara Tongborisuth
Director:
Poj Arnon paling dikenal namanya saat menggarap Bangkok Love Story (2007).
Comment:
Aborsi adalah perbuatan tercela sekaligus pelanggaran dosa terbesar di dalam dunia medis. Sayangnya kasus ini masih umum terjadi di negara manapun. Alasannya pun klise yaitu belum siap (untuk muda-mudi) atau tidak diinginkan (bagi orang dewasa). Tema serupa pernah diangkat di Indonesia lewat Hantu Aborsi (2008) dengan bintang Happy Salma, Okan Kornelius dan Bulan Ayu, hanya saja pendekatan yang digunakan sedikit berbeda.
Anda akan diajak untuk mengenal pasangan dewasa dengan putri kecil mereka yang bertingkah laku aneh, pasangan muda yang “bertindak” terlalu jauh serta pasangan yang dipersatukan oleh motif uang yaitu wanita pelaku aborsi ilegal dan pria pengkremasi janin. Keseluruhan karakter tersebut memiliki benang merah yang sama yaitu rasa bersalah dan ketakutan yang menghantui akibat perbuatan-perbuatan mereka. Tak lupa keterikatan satu sama lain juga turut menyatukan kepingan cerita.
Kekurangan yang paling mencolok adalah kebingungan sutradara Arnon untuk memposisikan filmnya sebagai drama edukasi atau horor supernatural. Itu sebabnya eksekusi cenderung tidak konsisten dimana konsep drama yang terlalu creepy bertubrukan dengan horor yang terkesan mellow. Elemen-elemen ketakutan yang berusaha dibangun malah diperburuk dengan penggunaan CGI yang terlampau jelas disana-sini, sebut saja tampilan janin/bayi yang palsu ataupun efek darah di kolam renang.
Faktor inkoherensi plot cerita juga menyebabkan aktor-aktrisnya bermain tidak maksimal kali ini. Mereka gagal menjalin koneksi dengan penonton sehingga rasa simpati yang diinginkan tidak dapat mengalir secara natural. Paling keterlaluan adalah tokoh anak Yaimai yang seakan berakting sendirian tanpa pengarahan orangtua samasekali. Tidak terlihat usaha Tri dan Pim untuk sekadar memberikan pengertian akan teman imajinatif putrinya yang misterius itu.
Beginilah sulitnya menyampaikan pesan moral dari kejadian nyata yang mengerikan ke dalam media film. Semua sudah terungkap dengan jelas, tinggal menyisakan ending yang biasanya hanya berupa konklusi ataupun penegasan maksud filmmaker. The Unborn Child pada akhirnya terasa sebagai proyek yang salah meskipun tidak demikian apabila ditelaah lebih jauh. Sayangnya ketidakpedulian penonton akan konten film setelah satu setengah jam menunggu mesti diberikan semacam perkuliahan mengenai insiden aborsi, and they could easily say: “Who cares?”
Durasi:
90 menit
Asian Box Office:
$392,234 till Apr 2011 in Thailand
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar