Senin, 22 Agustus 2011

TENDANGAN DARI LANGIT : Mimpi Sepakbola Realitas Pengharapan

Quotes:
Indonesia itu jagonya main di kandang sendiri! Kalo di kandang lawan? Mandul!!


Storyline:
Wahyu yang masih duduk di bangku SMU memiliki bakat luar biasa dalam sepakbola. Itulah sebabnya ia memiliki cita-cita untuk bermain dalam tim nasional Indonesia walau hanya berdomisili di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayah ibunya yang hidup sederhana itu. Pak Lik Hasan kerapkali menawarkan sejumlah bayaran bagi Wahyu untuk memperkuat suatu tim sepakbola. Tidak sulit bagi Wahyu untuk meraih kemenangan dan mendapat sejumlah uang untuk dibelikan kuda bagi ayahnya Pak Darto. Sayang niat Wahyu untuk maju ditentang habis-habisan oleh sang ayah yang menganggap pesepakbola Indonesia tidak memiliki masa depan. Dengan dukungan teman-temannya Putro dan Purnomo serta gadis yang disukainya Indah, Wahyu nekad mengikuti try out Persema di bawah bimbingan Coach Timo. Akankah keberhasilan menghinggapi Wahyu pada akhirnya?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Sinemart Pictures dimana gala premierenya dilangsungkan di Gandaria XXI pada tanggal 22 Agustus 2011.

Cast:
Yosie Kristanto sebagai Wahyu
Maudy Ayunda sebagai Indah
Giorgino Abraham sebagai Timo
Jordi Onsu sebagai Putro
Joshua Suherman sebagai Purnomo
Agus Kuncoro sebagai Pak Lik Hasan
Sujiwo Tejo sebagai Pak Darto
Natasha sebagai Melly
Irfan Bachdim
Kim Kurniawan
Mathias Ibo

Director:
Merupakan film ke-16 Hanung Bramantyo sekaligus pertama yang bertemakan olahraga.

Comment:
Tema olahraga memang tak sering dilirik sineas tanah air dalam membesut film-filmnya. Beberapa judul yang sudah edar pun cenderung bermain “aman” dengan segmentasi anak-anak. Hasilnya pun harus diakui lebih baik dibandingkan dengan yang menyasar penonton dewasa. Lalu bagaimana posisi film ini? Tentunya nama Hanung Bramantyo sudah menjadi jaminan kualitas itu sendiri.
Penulis skrip Fajar Nugros dengan cerdik mengambil sudut pandang seorang remaja SMU sehingga baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun bisa menikmati film ini. Tokoh Wahyu seakan menjadi pembatas antara dua jendela, satu mengetengahkan mimpinya menjadi pesepakbola handal negeri ini, sedangkan satu lagi menyorot kehidupan cintanya terhadap orang-orang di sekitarnya. Dua sisi yang sukses bersinergi satu sama lain dalam menghadirkan jalinan kisah yang teramat menarik.
Yosie bermain dengan cemerlang. Sosok Wahyu yang tinggi kurus berkulit hitam dan tidak pandai berbahasa Inggris ini menegaskan konsep pemuda ndeso yang sederhana. Sebaliknya kemampuan olah kakinya diperlihatkan dengan mumpuni mulai dari menggiring bola hingga menjebol gawang. Simpati anda niscaya timbul melihat senyum tulus yang selalu terpancar dari wajahnya, belum lagi perangai santun yang selalu diperlihatkannya.

Dari jajaran senior, Sujiwo seperti biasa menyuguhkan akting luar biasa. Kekerasan hatinya di awal film mampu mengangkat konflik secara drastis walaupun tidak lantas berlarut-larut menghadirkan drama berlebihan. Agus Kuncoro juga melanjutkan penjiwaan gemilangnya lewat tokoh Pak Lik Hasan yang abu-abu itu, disebut abu-abu karena kita semua tahu motifnya disini. Menarik melihat Giorgino dan Mathias yang memiliki rupa bule tapi lancar berbahasa Indonesia sebagai Coach dan Fisioterapis.
Dari generasi muda, Joshua yang seakan hilang setelah ketenaran masa kecilnya kembali lagi sebagai sahabat pemantun. Bertandem dengan Jordi yang tidak kalah kocaknya sebagai kawan berapi-api. Maudy juga memberikan nyawa yang pas dalam karakter Indah, love interest Wahyu. Keduanya menampilkan cinta SMU yang polos manis tanpa romantisme norak samasekali. Sebagai cameo, Irfan dan Kurniawan bermain sebagai dirinya sendiri meski nyaris tanpa dialog.
Sutradara Hanung memang tidak berusaha memberi wacana panjang lebar mengenai sepakbola dan segala peraturannya disini. Yang terpenting justru bagaimana membuat para aktornya terlihat meyakinkan bermain bola di lapangan hijau tersebut. Desa Langitan yang berpadu dengan pesona Bromo itu sendiri rasanya sudah mampu menjadi magnet yang tidak biasa bagi penonton. Lihat saja scene dimana Wahyu berlatih keras dengan bola kulit usangnya. Amazing!
Tendangan Dari Langit selayaknya sebuah masakan berbumbu komplit, anda akan menemukan berbagai rasa di dalamnya. Scoring musik garapan Tya Subiakto dan lantunan suara Kotak juga terasa megah dalam melebur dinamis ke dalam bangunan cerita. Perjuangan tak kenal lelah, pengorbanan tulus memang dibutuhkan untuk mengejar pilihan dan tujuan hidup anda. Rasakanlah dukungan perhatian, kasih sayang, kesetiakawanan dari orang-orang terdekat anda di sepanjang perjalanan tersebut. Film ini berhasil menjadi salah contoh konkrit bagaimana sebuah mimpi harus diwujudkan secara benar. Very recommended!

Durasi:
110 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar