Storyline:
Berada di puncak karirnya sebagai bintang film, Denis Yudhistira merasa berada di atas angin. Kebiasaan buruknya adalah memiliki affair dengan banyak wanita walau sudah berhubungan serius dengan penyanyi terkenal, Rasty Maria. Hal ini dikritik habis-habisan oleh sahabat sekaligus lawan mainnya, Jimmy Ardiansyah yang jadwal syutingnya sering terganggu apalagi Tiara, wanita yang disukainya lebih memilih berkencan dengan Denis. Puncak kemarahan Jimmy ditumpahkan pada manajer artis Mario sebelum baku hantam terjadi. Paska kejadian itu, Denis kehilangan laptop pribadinya yang berisikan rekaman percintaan panasnya dengan sejumlah wanita yang kemudian sampai ke media. Akankah karir Denis berakhir?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Mitra Pictures dan BIC Production dimana gala premierenya dilangsungkan di Hollywood XXI pada tanggal 9 Mei 2011.
Cast:
Keith Foo sebagai Denis Yudhistira
Leylarey Lesesne sebagai Rasti
Lia Aulia sebagai Tiara
Rocky Jeff sebagai Jimmy
Amink sebagai Mario
Tasya Djerly sebagai Dini
Director:
Film kedua Findo Purwono HW di tahun 2011 ini dimana tahun lalu menyutradarai total 4 film.
Comment:
Semua orang yang mengaku Warga Negara Indonesia seharusnya mengetahui kasus video porno Ariel, Luna Maya, Cut Tari beberapa waktu lalu yang sangat menghebohkan itu. (Kepada artis yang bersangkutan mohon maaf jika menyinggung kembali nama anda-anda sekalian karena saya hanyalah seorang movie reviewer). Dan entah apa yang ada di pikiran produser HM Firman Bintang untuk merekayasa kembali skandal tersebut dalam sebuah produksi layar lebar. Berusaha mengeruk keuntungan di sela-sela minimnya pasokan film impor di bioskop-bioskop Ibukota?
Findo juga terkesan “mendegradasi” dirinya sendiri dengan duduk di kursi sutradara kali ini. Biasanya film-film beliau mempunyai ciri khas tersendiri dan mayoritas bermain di genre horor/komedi yang harus diakui mudah dicerna penonton awam. Kali ini ia murni menggarap sebuah drama yang tidak menawarkan kejutan apapun di dalamnya karena mayoritas audiens sudah mengetahui arah yang ditujunya. Yang tersisa tinggal bagaimana penulis Aviv Elham menutup film ini.
Saya pribadi merasa nama-nama yang mengisi film ini sangat miscasting, terlebih berbagai cameo yang sangat tidak penting. Keith Foo bukanlah Ariel dan setidaknya ia berusaha menginterpretasikan versinya sendiri dengan cukup wajar. Itulah satu-satunya nilai plus dari aktingnya disini selain logat Inggris-Melayunya yang terkadang mengganggu pendengaran. Aming seperti biasa terlihat nyaman tampil sebagai dirinya sendiri dalam peran manajer artis yang banci.
Sedangkan dari aktris-aktrisnya sendiri masih kurang maksimal. Ley terlihat tidak konsisten dalam mengeksplorasi sisi emosionalnya saat menghadapi kesulitan. Lia tidak mendapat banyak kesempatan selain tampil seksi menggoda. Lain lagi dengan Tasya yang dikabarkan sebagai perawan lugu dari Bogor tetapi justru berpenampilan wah selayaknya gadis metropolitan. Sekali lagi saya tekankan kalau karakterisasi mereka sudah diplot sedemikian rupa tanpa perlu banyak adiksi.
Akibat Pergaulan Bebas 2 di paruh pertama durasinya kelihatan berusaha untuk bercerita secara runut mengenai pengenalan tokoh-tokohnya. Namun jatuhnya membosankan dan tidak menarik. Paruh kedua mencoba meningkatkan intensitas seiring dengan mencuatnya konflik tapi malah semakin tergelincir. Penulis terkesan bingung menyajikan ending yang diplot dengan twist. Sayangnya tidak lagi mengejutkan penonton yang bahkan lebih memilih pergi duluan sebelum sampai kesana.
Sekadar catatan, film ini tidak ada kaitan apapun dengan APB versi Nayato yang edar tahun lalu itu. Murni berdiri sendiri dan hanya menambah angka 2 di belakangnya plus subtitle tambahan “Skandal Video Porno” untuk memberikan penegasan. Dari sisi sinematografi dan editing, APB 2 ini kualitasnya di bawah FTV sekalipun. Dan jika anda masih (setidaknya) mengharapkan sex scene sebagai suguhan utamanya maka bersiaplah untuk kecewa juga dengan film yang super minus ini.
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Sekedar informasi, film ini bukan film Findo Purwono yang pertama di tahun 2011. Sebelumnya dia sudah membuat Suster Keramas 2. :)
BalasHapusTerima kasih koreksinya :) Sedikit rancu memang karena SK2 rilisnya nyaris bersamaan dengan APB2 ini
BalasHapus