Quotes:
(Menyelimuti mayat) Gak usah rapi-rapi amat lah.. Gak dinilai ini..
Storyline:
Tiga sohib masing-masing Jack, Tando dan Shelly memiliki hobi yang sama yaitu balap motor di jalan raya. Hingga pada suatu malam, Shelly mengalami kecelakaan yang cukup fatal. Jack dan Tando pun membawanya ke rumah sakit terdekat. Di lain kesempatan, Cakil yang mengantar seorang gadis Jepang mengalami cedera parah karena jari-jarinya terjepit pintu mobil. Kedua grup tersebut bertemu di rumah sakit saat menunggu dokter bertugas. Sayangnya tidak lama kemudian, berbagai kejadian supernatural menghantui mereka yang berujung pada satu konklusi yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Maxima Pictures dan screening terbatas diadakan di fX Platinum XXI pada tanggal 19 April 2011.
Cast:
Ricky Harun sebagai Jack
Zidni Adam sebagai Tando
Marcell Darwin sebagai Cakil
Violenzia Jeanette sebagai Shelly
Sola Aoi
Eva Asmarani
Tasya Djerly Emor
Director:
Film pertama Findo Purwono HW di tahun 2011 ini setelah sebelumnya Love In Perth di penghujung 2010 lalu.
Comment:
Saat pertama menyaksikan trailernya, saya sungguh merasa miris dengan konten seperti apa yang kira-kira akan disajikan. Sebab aksi semua jenis hantu dan musik hingar-bingar mengisi preview selama kurang lebih satu menit tersebut, samasekali tidak ada kesan menyembunyikan daya tarik yang sesungguhnya. Untuk hal ini jelas memang urusan produser apapun alasannya.
Pertama saya ingatkan bahwa sekuel ini tidak ada hubungannya dengan Suster Keramas (2009) meskipun masih digawangi penulis yang sama yakni Abbe Ac. Plot ceritanya benar-benar baru dan entah disengaja atau tidak, justru terdapat beberapa kemiripan dengan film-film Thai/Hongkong seperti Phobia 2 ataupun The Eye. Tidak perlu saya sebutkan bagian mana karena anda mungkin bisa menebaknya sendiri jika rajin mengamati.
Comebacknya Marcell Darwin ternyata belum memberikan perubahan yang signifikan, bisa jadi karena ia harus “berbagi” Sola Aoi dengan Ricky Harun. Keduanya silih berganti berakting pintar-pintar bodoh termasuk berkali-kali mengarahkan mata ke belahan dada. Tidak heran karena setiap pria pasti akan melakukan hal serupa! Zidni Adam yang satu-satunya pernah mendukung prekuelnya justru kebagian bermain dengan suster-suster dan penjaga kamar mayat. Dan ia tampak cukup “menghayati” terlebih saat berpura-pura sebagai orang buta.
Saya cukup mengagumi keberanian aktris-aktris yang terlibat disini mempertontonkan tubuh mereka masing-masing. Rasanya di rumah sakit manapun tidak ada suster-suster yang demikian seronok dan nekad mencopot seragam mereka di WC kamar mandi. Imajinasi tersebut hanya terdapat disini. Di sisi lain, Sola Aoi tidaklah selugas Maria Ozawa dalam berekspresi lugu dan berdialog spontan. Saya heran adegan topless yang hanya ditutupi rambut panjangnya bisa lolos gunting sensor begitu saja. Hmm..
Usaha Abbe Ac untuk menyajikan sebuah twist ending “kreatif” itu patut diapresiasi. Namun memasuki pertengahan seharusnya tidak terlalu sulit diduga terlebih karena terdapat banyak kelemahan yang tidak dapat ditutupi. Sutradara Findo juga kurang mampu mengeksplorasi suasana rumah sakit yang sunyi dari unsur psikologisnya. Ia malah lebih percaya pada trik-trik lama yang sudah basi dan tidak inovatif.
Suster Keramas 2 merupakan panggung pertemuan manusia dengan segala jenis hantu dalam nuansa komedi dan horor sekaligus. Sebagian berhasil membuat ngeri/tertawa tapi justru lebih banyak gagalnya. Repetisi selama kurang lebih 80 menit yang melelahkan akhirnya ditutup dengan theme song yang menyayat perasaan dengan lirik dan musiknya. Semoga tidak ada episode ketiganya!!!
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
moviefreak ngamuk yak kalo ada nanti lanjutannya?? Wkwkwk btw good reviews bro!
BalasHapus