Sabtu, 09 April 2011

BEST OF TIMES : Dilema Mengingat Dan Melupakan Cinta

Tagline:
Things we want to remember, we forget. Things we want to forget, we remember.

Storyline:
Keng bersahabat sejak remaja dengan Ohm dimana mereka sama-sama menyukai Fai. Sayangnya Keng memilih diam dan menyimpan perasaannya rapat-rapat. Delapan tahun berlalu, Fai telah bercerai dari Ohm dan Keng memiliki kesempatan itu. Sayangnya Keng terlalu takut untuk jujur pada hatinya sendiri dan lagi Fai yang terlalu naïf untuk berhenti berharap pada mantan suaminya itu. Ada lagi pasangan usia senja Jamrat dan Sompit yang harus menempuh “jarak” untuk bisa bersama-sama. Jamrat yang mulai digerogoti penyakit Alzheimer dan Sompit yang kadung menyanggupi permintaan putranya untuk pindah ke Amerika. Keempatnya bertemu dalam lingkaran nasib dan harapan untuk sesuatu yang mereka agungkan bersama yaitu cinta dan kenangan!

Nice-to-know:
Terpilih mewakili Thailand dalam ajang Academy Awards 2010 kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

Cast:
Arak Amornsupasiri sebagai Keng
Yarinda Bunnag sebagai Fai
Sansanee Wattanakul sebagai Sompit
Krissana Sreadthatamrong sebagai Jamrat

Director:
Yongyoot Thongkongtoon sebelum ini menggarap segmen Happiness dalam Phobia (2008).

Comment:
Tidak sulit untuk jatuh cinta dengan film yang satu ini, terlebih posternya yang eye catching dan eforia drama Thailand yang belakangan melanda beberapa negara Asia termasuk Indonesia tanpa terkecuali. Poster yang memasang dua pasang dua sejoli, satu dari kalangan muda dan satu lagi dari generasi tua beserta seekor anjing menggemaskan yang berfungsi sebagai sekat cerita sudah cukup menjelaskan.
Sutradara Thongkongtoon merupakan aspek terlemah dalam penggarapan film ini. Skrip yang sudah sarat makna ditambah dengan akting matang para pemainnya menjadi sedikit kurang maksimal di tangannya. Hal ini dikarenakan eksekusi yang kelewat lamban, dramatisasi yang terpotong dan beberapa elemen metafora yang terkesan dipaksakan mulai dari pohon ataupun ikan mas.







Saya melihat poin utama film ini lebih pada hubungan antara Sompit dan Jamrat. Sayangnya produser tampaknya kurang percaya diri dan berusaha mengedepankan relasi antara Keng dan Fai untuk menarik minat penonton yang lebih muda. Tidak bisa disalahkan. Meski demikian saya jatuh hati pada keempat tokoh tersebut dengan segala karakter dan permasalahannya.

Dokter hewan Keng yang cuek dan kurang inisiatif dimainkan dengan baik oleh Arak yang sepintas terlihat nerd. Fai yang sulit membohongi perasaan hati yang masih tersisa pada mantan suaminya diperankan dengan sendu oleh Yarinda yang cantik blasteran itu. Krissana dan Sansanee juga menghidupkan karakter Jamrat dan Sompit dengan natural dimana chemistry keduanya terasa believeable.






Dua scene sepele yang memorable disini adalah saat Fai mencari komik Dragon Ball #18 untuk Ohm dan ketika Keng yang pura-pura tidur saat terkena tetesan air rambut Fai. Sebaliknya dua scene penting antara Jamrat dan Sompit adalah saat Sompit berusaha melamar Jamrat di bawah pohon dan ketika Jamrat bertekad melupakan Sompit karena penyakitnya. Kesamaannya yaitu bagaimana keduanya ingin selalu menyimpan kenangan dan berjuang mempertahankan cinta yang mereka yakini.
Best Of Times dengan lugas menjelaskan konsep waktu yang seringkali membuat orang harus terus berjalan dalam kehidupan mereka termasuk melupakan pengalaman baik-buruk di sepanjang perjalanan itu. Cinta memang tidak pernah mengharuskan dua orang untuk selalu bersama tetapi bagaimana dua orang tersebut saling menjaga kenangan mereka bersama. Pilihan untuk mengingat seseorang atau peristiwa yang pernah dialami memang selalu ada di tangan anda!

Durasi:
115 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar