Quotes:
Gadis: Memang kamu nggak mau besok tidur disini sama aku?
Storyline:
Andika, Hans dan Gadis sudah bersahabat sejak kecil hingga beranjak dewasa. Pada suatu kesempatan, Andika berhasil mendapatkan beasiswa untuk studi di Jerman. Saat Hans dan Gadis ingin menyambangi Andika, mobil yang ditumpangi mereka mogok di tengah hujan badai. Sayangnya Hans tidak dapat menahan nafsunya sehingga tidak lama kemudian, Gadis hamil akibat perbuatannya itu. Andika yang diam-diam mencintai Gadis bersedia menikahinya sekaligus menjadi ayah bagi jabang bayi tersebut. Namun luka di hati Gadis tidak bisa hilang begitu saja. Di sisi lain, Hans menyesali perbuatannya dan meminta Andika mempertemukannya kembali dengan Gadis. Bagaimana akhir dari kemelut ini?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Karnos Film dan diproduseri oleh Santy Karno.
Cast:
Vino G. Bastian sebagai Andika
Revalina S. Temat sebagai Gadis
Andhika Pratama sebagai Hans
Rano Karno sebagai Bos Andika
Widyawati sebagai Dokter
Marini sebagai Ibu Gadis
Director:
Merupakan debut penyutradaraan pertama bagi pria kelahiran Bogor bernama Ario Rubbik ini.
Comment:
Jujur saja film ini sangat mengandalkan nama Rano Karno yang sudah sangat lama absen dari dunia perfilman Indonesia disamping fakta bahwa ia tampil juga dalam beberapa scene sebagai pemilik dealer motor tempat Andika bekerja. Selain itu apa yang dijual film ini? Tentu saja trio Reva, Vino dan Andhika yang berulangkali mencatat sukses dalam film-film yang pernah mereka perankan sebelumnya.
Plot ceritanya yang ditulis Rano sebetulnya sangat mudah ditebak dan boleh dibilang tidak ada sesuatu yang baru. Cinta segitiga antar tiga sekawan yang akhirnya menimbulkan tragedi dimana perasaan dan persahabatan benar-benar diuji. Mungkin dari menit pertama hingga terakhir bisa anda konstruksikan sendiri bahkan sejak opening scene bergulir. Itulah kenyataannya. Pemakaian judul yang juga terinspirasi dari lagu itu juga terkesan terlalu mendramatisir walaupun tidak harus seperti itu.
Dari paparan di atas, apakah kualitas film ini sedemikian buruk? Nyatanya tidak. Justru kejujuran dan kesederhanaan yang dijual cukup mengena. Akting Reva dan Vino bisa dikatakan cemerlang, permainan emosi mereka tertangkap dengan baik. Andhika sekuat tenaga mengimbangi tapi nampaknya ruang yang diberikan padanya untuk mengeksplorasi akting juga tidak sebesar kedua nama di atas. Belum lagi para pendukung senior yang seakan membawa film ini kembali ke nuansa tahun 1980an atau setidaknya awal 1990an.
Bagi sebagian penonton terutama pria bisa jadi film ini membosankan dikarenakan alur yang lambat dengan musik latar yang seharusnya membantu mood ternyata sangatlah minim. Namun kewajaran Satu Jam Saja dalam bercerita diyakini tetap mampu menguras emosi audiens yang spontan tertawa dengan dialog-dialog cheesy ataupun terharu dengan permainan nasib yang tidak adil itu.
Durasi:
100 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
woow, saya amazing bgt baca tulisan kmu ttg film ini..
BalasHapussejauh ini kamu menulis opini terburuk yg saya baca ttg film ini.. :)
tapi semoga meski menurut kamu film ini hanya bergelar 'lumayan' tp bisa jadi awal kembali bagi perfilman indonesia yg berkelas, bukan cuma menyuguhkan aroma porno dan horor..
Hi Kitty,
BalasHapusWelcome to my blog :) Jika kamu perhatikan skor film2 Indo lain disini, di atas 7 itu udah demikian bagus.
Saya menilai film ini dari ambience yg saya dapatkan waktu nonton di Megaria, beberapa penonton pria bahkan tertidur karena dukungan musik yang minim di sela-sela dialog sepanjang film.
Saya sendiri tetap mengapresiasi tinggi film ini, jika kamu teliti membaca setiap line komentar saya disini justru terdapat banyak pujian :)
Btw, dari dulu saya selalu jatuh hati pada Reva, Vino dan Rano Karno secara khususnya. Semoga versi layar lebar Si Doel bisa mengobati kerinduan saya nanti.