Kamis, 24 Juni 2010

LASKAR CILIK : Kekompakan Berawal Dari Perseteruan

Cerita:
Meski sekelas di sekolah yang sama, Marisa dan Dino memiliki kubu masing-masing yang selalu berseberangan hanya karena beberapa persoalan kecil. Masa liburan tiba, Dino dan Edo pulang ke kampung halamannya untuk berkumpul bersama ayah ibunya. Di lain kesempatan, ayah Marisa juga ditugaskan untuk menangani pembangunan rumah di desa Megar dan mengajak istri dan anaknya sekaligus Ella yang juga teman setia Marisa. Sayangnya dalam perjalanan, seteru bisnis ayah Marisa menghadang mobil mereka dan menyandera suami istri tersebut. Marisa berhasil melarikan diri tetapi pingsan di tengah jalan dan diketemukan oleh Pak Kusumo ysng ternyata ayah Dino. Kini mereka harus bekerjasama untuk membebaskan ayah ibu Marisa dari kawanan preman tersebut.

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Ganesa Perkasa Films.

Cast:
Arsenna sebagai Dino
Belinda Camesi sebagai Marisa
Cindy Valerie sebagai Ella
Derry Salim sebagai Edo

Director:
Subakti Is kali ini berkolaborasi dengan Shinta Rianasari Sh yang mengerjakan skenarionya.

Comment:
Film anak-anak ketiga pada musim liburan 2010 ini setelah Melodi yang gagal total dan Tanah Air Beta yang mengesankan itu. Lalu dimana posisi Laskar Cilik? Di luar cameo scenenya The Lucky Laki, rasanya tidak ada yang menarik. Plot ceritanya datar saja kalau tidak mau dibilang mengada-ngada. Bayangkan dua bocah berlawanan jenis yang karena hal-hal sangat sepele menciptakan konflik sendiri yang menempatkan teman-teman mereka dalam dua kubu yang saling berseberangan. Herannya dua kubu tersebut masih cukup kompak berkoreografi dan bernyanyi bareng sepanjang film meskipun kecanggungan dan dubbing yang tidak mulus terasa mengganggu mata dan telinga. Dari segi karakterisasi, tokoh Marisa yang pemalas dan manja rasanya tidak akan dapat menarik simpati penonton apalagi sampai peduli pada usahanya menolong ayah dan ibunya? Tokoh Dino meski digambarkan pintar dan baik hati tetapi tidak cukup berkharisma untuk memimpin anak-anak tersebut. Kinerja sutradara Subakti yang di bawah standar juga tidak banyak membantu. Bahkan ia terkesan menguji intelejensi anak-anak yang menjadi segmentasi yang ditujunya. Beberapa pesan moral yang berusaha disampaikannya seperti membuat pe-er sendiri, santun terhadap orangtua, setia kawan terhadap teman dsb entah kenapa menurut saya malah terasa tidak tepat caranya. Alhasil film ini terasa serba tanggung di berbagai lini. Gaya yang digunakan pun masih tergolong jadul seperti tahun 1990an. Come on! It’s 2010 already, make a good smart contemporer kids movie which enjoyable for their parents too.

Durasi:
85 menit

Overall:
6 out of 10

Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar