Minggu, 11 April 2010

THE LOVELY BONES : Saat Perasaan Kehilangan dan Pelepasan Terperangkap

Quotes:
Susie Salmon-I was slipping away, that's what it felt like, life was leaving me, but I wasn't afraid; then I remembered: "There was something I was meant to do; somewhere I was meant to be."

Storyline:
6 Desember 1973, saat mengambil jalan pintas perjalanan pulang dari sekolah ke rumah, Susie Salmon dikuntit tetangganya, George Harvey dan diajak ke lubang rahasia di bawah ladang jagung. Disana Susie diperkosa, ditikam dan dimutilasi George. Ayah-ibunya Jack dan Abigail melaporkan pada polisi dan ditangani oleh Detektif Len Fenerman. Sayangnya penyelidikan tidak kunjung mendapat titik temu walau semuanya sempat mencurigai George tapi tidak menemukan bukti yang kuat. Beberapa waktu berlalu, arwah Susie tidak benar-benar pergi, dia terjebak di antara alam hidup dan mati. Menyaksikan dari kejauhan kekasih yang belum sempat diciumnya, Ray dan keluarganya termasuk neneknya serta kedua adiknya, Lindsey & Buckley. Akankah akhirnya kasus tersebut dapat terungkap? Berhasilkah Susie menemukan kedamaian sendiri dalam jalan hidupnya?

Nice-to-know:
Penulis novel laris ini, Alice Sebold lebih menginginkan aktris yang tidak terkenal untuk peran Susie Salmon. Setelah ikut menentukan proses casting dan menjatuhkan pilihannya, Saoirse Ronan dinominasikan Oscar kategori Aktris Pendukung Terbaik lewat Atonement (2007).

Cast:
Terakhir tampil cukup memikat dalam City Of Ember (2008), Saoirse Ronan kebagian tokoh Susie Salmon, remaja putri 14 tahun yang periang tetapi bernasib malang.
Pertama kali dinominasikan Academy Awards 2010 kategori Aktor Pendukung Terbaik lewat peran George Harvey disini, Stanley Tucci sudah membintangi puluhan judul film termasuk debutnya dalam Prizzie's Honor (1985).
Kedua orangtua Susie yaitu Jack dan Abigail Salmon dimainkan oleh Mark Wahlberg dan Rachel Weisz.
Rose McIver dan Christian Thomas Ashdale memerankan Lindsey dan Buckley.

Director:
Angkat nama di seantero dunia lewat trilogi The Lord Of The Rings, Peter Jackson juga memperoleh satu-satunya Oscar Sutradara Terbaik lewat bagian penutup trilogi tersebut.

Comment:
Durasi aslinya dipangkas 10-15 menit untuk konsumsi bioskop Indonesia. Tebakan saya itu terjadi di bagian pembunuhan terhadap Susie yang dianggap terlalu sadis dan provokatif karena pedofilia bukan sesuatu yang dapat diterima umum apalagi untuk masyarakat umum, juga beberapa adegan di ending yang dirasa tidak terlalu perlu. Plot ceritanya simpel tetapi dieksplorasi dengan sangat riil dan detail. Dramatisasinya dibangun cukup sempurna oleh Jackson. Dunia orang hidup dan orang mati dikombinasikan dengan menarik. Dunia peralihan yang biasanya digambarkan gelap gulita kali ini ditampilkan dengan nuansa yang berbeda. Sinematografinya tergolong indah dengan warna kuning dan coklat yang dominan disertai perubahan suasana siang dan malam. Dari segi cast, Ronan bermain cemerlang dimana emosinya terekam baik sebagai remaja 14 tahun yang masih kebingungan dengan jati dirinya. Yang patut diacungi jempol adalah Tucci yang menambah bobot dan memangkas bulu-bulu tubuhnya untuk menghayati peran psikopat pedofil. Pada beberapa bagian, peran-peran pendukung anggota keluarga Salmon juga berhasil mengisi peran secara utuh. Apakah terlihat seperti review yang sempurna? Tidak juga. Minus film ini cukup banyak, narasi yang terlalu datar dan terkesan berulang-ulang. Belum lagi perpindahan antar sekuens dua dunia yang cukup mengganggu. Dialog-dialognya cenderung biasa sehingga agak membosankan. Inti cerita The Lovely Bones sesungguhnya mengenai pelepasan terhadap sesuatu, bagaimana keterikatan duniawi menjadi suatu dilema yang sulit diselesaikan. Masalah yang bisa jadi dialami setiap orang di muka bumi.

Durasi:
125 menit

U.S. Box Office:
$43,818,839 till Mar 2010

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar