Jumat, 25 Desember 2009

LOURDES : Dokumenter Kisah Kelumpuhan Gadis Muda Katolik

Cerita:
Dikarenakan penyakit sklerosis yang dideritanya, gadis muda bernama Chistine sedikit patah semangat menjalani hidupnya saat mengetahui bahwa dirinya akan berada di kursi roda seumur hidupnya. Agar tidak terasing, Christine melakukan perjalanan ke kota ziarah kecil di pegunungan Pyrenees bernama Lourdes. Hari-hari dilaluinya dengan mengikuti sejumlah ritual sesuai jadwal hingga pada suatu pagi ia terbangun dan suatu keajaiban terjadi, Christine mampu berjalan! Pimpinan kelompok ziarah tersebut, seorang sukarelawan tampan berusia 40 tahunan yang berasal dari Malta, mulai tertarik padanya. Namun Christine mencoba menahan hasrat kebahagiaan yang mulai menghampirinya, disaat kesembuhan menimbulkan kecemburuan dan kekaguman.


Gambar:
Bersetting langsung di kota kecil Lourdes yang terletak di pegunungan Pyrénées, Perancis beserta beberapa scene di Vienna, Austria, film ini kental dengan nuansa Eropa.


Act:

Kesemuanya merupakan aktor-aktris asli Perancis yang belum dikenal namanya.

Sylvie Testud sebagai Christine
Léa Seydoux sebagai Maria
Gilette Barbier
sebagai Fr. Hartl

Gerhard Liebmann
sebagai Pater Nigl

Bruno Todeschini
sebagai Kuno

Elina Löwensohn
sebagai Cécile


Sutradara:
Film keenam bagi sutradara wanita kelahiran Austria bernama Jessica Hausner ini.

Comment:
Dengan gaya semi dokumenter, film ini mengisahkan satu chapter perjalanan hidup Christine yang menderita kelumpuhan di usia muda hingga terdampar di komunitas orang-orang lumpuh yang kemudian menjalani terapi pengobatan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Misa demi misa Katolik ditampilkan secara aktual tanpa dramatisasi apapun. Namun menurut pandangan saya tanpa bermaksud menyinggung unsur SARA, hal tersebut justru memperlihatkan imej Katolik dengan ambigu dan monoton. (Catatan kecil: saya sangat menghormati agama Katolik sebagai organisasi paling rapi di dunia). Terlepas dari fakta tersebut, Lourdes merupakan tontonan yang bisa jadi refleksi kehidupan kita masing-masing, bagaimana mengatasi masalah demi masalah dengan tetap berpegang pada keyakinan dan optimisme. Sayangnya, film ditutup tanpa konklusi apapun sehingga penonton dibiarkan bertanya-tanya dan menyimpulkan sendiri terhadap apa yang baru mereka saksikan.

Durasi:
90 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar