Senin, 09 November 2009

JERITAN KUNTILANAK : Arwah Dukun Beranak Hantui Kelima Muda-Mudi

Cerita:
Diam-diam Lila mencintai Ferry yang sayangnya sudah menjalin hubungan dengan Reina. Hingga pada suatu ketika bersama Vivin dan Bimo, mereka berlima menginap di villa orangtua Reina. Malang saat asma Lila kambuh, mereka kesulitan mencari pertolongan dan menemukan sebuah rumah tua dekat danau untuk beristirahat sementara. Panik saat menemukan penampakan hantu wanita mengerikan dan Lila yang menghilang secara misterius, keempat sahabat tersebut meninggalkan rumah tua tersebut terburu-buru. Sekembalinya pada kesehariannya, Reina, Ferry, Vivin dan Bimo diteror terus menerus. Bersama Yunita kakak Lila, Vivin bertekad kembali ke rumah tua tersebut untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya menimpa Lila?

Gambar:
Gambar-gambar minimalis dengan pencahayaan temaram masih menjadi andalan film ini. Sayangnya sosok hantu yang ditampilkan masih terlalu abstrak.

Cast:
Kerjasama horor kedua dengan sang sutradara setelah Lewat Tengah Malam, Joanna Alexandra berperan sebagai Vivin yang setia kawan.
Julia Perez turut mempertontonkan keseksiannya sebagai Yunita yang berusaha menemukan adiknya yang hilang secara misterius.
Cathrine Wilson
Garneta Haruni
Zaky Zimah
Andrew Ralph Roxburgh
Furry Citra


Sutradara:
Koya Pagayo yang memiliki beberapa alternate nama seharusnya tidak asing lagi bagi para penikmat film lokal khususnya genre horor.

Comment:
Seperti sudah saya katakan sebelumnya, tidak sukar menebak template horor yang digunakan Koya. Sekelompok remaja yang bersenang-senang untuk kemudian terdampar di sebuah bangunan tua yang menyimpan masa lalu mengerikan dan dihantui satu persatu untuk kemudian mati karena dendam. Lantas jika sudah tahu, apalagi yang harus diharapkan dari karya-karyanya? Terus terang, setiap saya menyaksikan hal serupa, saya hanya ingin tahu akan sehancur apa hasil akhirnya terlepas dari sekeras apapun usaha yang dilakukan Koya (jika memang ia cukup berusaha). Tak hanya itu, setting dan gaya penyutradaraan pun nyaris sama. Hanya perlu mengganti cast saja dan kali ini saya sedikit terhibur karena pilihan jatuh pada Joanna yang selalu tampil menyegarkan. Berhati-hatilah untuk mengulangi formula yang sama ke depannya karena penonton sudah sangat bosan, terbukti saya menjadi satu-satunya penonton di pertunjukan weekend siang dalam studio PIM 21 hari itu. Bayangkan!

Durasi:
80 menit

Overall:
6 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar