Minggu, 20 September 2009

MERAIH MIMPI : Usaha Mempertahankan Desa Warisan Bersama

Cerita:
Kakak beradik Dana dan Rai berusaha mempertahankan desa tempat keluarganya tinggal yang ingin dihancurkan untuk dibangun kembali menjadi perhotelan dan kasino oleh tuan tanah, Pairot. Perjuangan Dana tidaklah mudah karena ia juga harus memenangkan kompetisi beasiswa untuk sekolahnya demi memerangi ketidak adilan di daerah yang masih menganut sistem patriarkis tersebut termasuk keinginan ayahnya yang menjodohkannya dengan Ben. Akankah usahanya berhasil dan desa bisa dipertahankan pada akhirnya?

Gambar:
Dengan konsep animasi 3D hasil karya Infinite Frameworks yang asli organisasi Indonesia, Meraih Mimpi menyajikan gambar-gambar cerah nan dinamis untuk mendukung penokohan secara global.

Voice:
Proses dubbing yang kurang lebih berlangsung selama 2 bulan melibatkan dua bintang cilik, Gita Gutawa sebagai Dana dan Patton sebagai Rai.
Surya Saputra menyuarakan tokoh antagonis Pairot.
Turut didukung pula oleh Shanty, Ria Irawan, Jajang C Noer, Tike Priatnakusumah, Nina Tamam, Uli Herdinansyah dan Indra Bekti.

Sutradara:
Dengan supervisi Nia Dinata selaku penulis cerita, Phil Mohamad Mitchell maju dengan percaya diri menggarap animasi musikal pertama di Indonesia ini.

Komentar:
Dengan bujet 50 miliar dan waktu pengerjaan selama 2,5 tahun menandakan Meraih Mimpi dibuat dengan serius apalagi ide tersebut merupakan terobosan baru di dunia perfilman Indonesia. Memang tidak fair rasanya jika kita membandingkan dengan animasi luar negeri yang bujetnya bisa 10x lipat dengan teknologi yang lebih canggih termasuk sinkronisasi gerak bibir dengan ucapan karakternya. Hal tersebut menjadi kelemahan utama Meraih Mimpi selain kualitas animasi yang walaupun bisa dikatakan halus tetapi kurang eye-catching! Sayangnya lagi, plot cerita dikatakan merupakan hasil konseptual dari beberapa film luar negeri yang berusaha dinasionalisasikan. Apakah ini menandakan tim kreatif tidak pede mengusung tema sendiri? Meraih Mimpi masih banyak kurang disana-sini, renggangnya alur cerita bisa jadi membosankan bagi penonton apalagi beberapa sub plot yang sebetulnya tidak perlu atau dipaksakan masuk pada porsinya. Alunan nyanyian syahdu Gita juga tidak banyak membantu konsep film secara keseluruhan. Hm, sebagai perintis rasanya bisa sedikit termaafkan dan semoga bisa menjadi bahan pembelajaran yang baik jika terdapat rencana serupa di masa mendatang.

Durasi:
80 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar