Kamis, 06 Agustus 2009

IDENTITAS : Dunia Sarkasmenya Aria Kusumadewa

Cerita:
Petugas kamar mayat sebuah rumah sakit bernama Adam kerapkali mempertanyakan jati dirinya dikarenakan masa lalu ayahnya yang kelam. Adam baru merasa hidup saat memandikan dan mendandani mayat-mayat yang akan dikremasi atau dikubur atau bahkan jika tanpa identitas akan diberikan pada fakultas kedokteran sebagai bahan penelitian. Pada suatu ketika, perhatian Adam jatuh pada seorang perempuan tanpa nama yang menunggui ayahnya di rumah sakit dan akhirnya terpaksa melacur demi menebus semua obat. Keduanya mulai menjalin hubungan yang kompleks dimana akhir yang tragis mungkin saja menanti keduanya.

Gambar:
Dengan setting segala sudut rumah sakit dan lokalisasi pelacuran, semua adegan di film ini terasa real dan membumi dengan pencahayaan yang temaram.

Act:
Seperti biasa Tio Pakusadewo tampil maksimal. Kali ini sebagai Adam, petugas kamar mayat, ia terlihat agak "gila" dan terbelakang.
Leony VH masih terlihat sedikit canggung sebagai Hawa apalagi jika dihadapkan dengan Tio. Tetapi peran off mainstream dan gesturenya masih bolehlah mendapat apresiasi tersendiri.
Didukung pula oleh Ray Sahetapy dan Titi Sjuman.

Sutradara:
Pernah menelurkan sejumlah film yang justru tak pernah diputar di bioskop tanah air termasuk Beth tidak membuat Aria Kusumadewa jera. Kali ini Identitas "berhasil" tayang layar lebar dengan mengangkat konflik keseharian yang seringkali luput dari pandangan.

Komentar:
Kesan depresi akan anda tangkap sepanjang durasi film sehingga bisa jadi akan sangat membosankan bagi penonton awam. Kompleksitas hubungan antar dua tokoh utama memang bisa ditangkap dengan baik, terima kasih pada penjiwaan Tio walau banyak hal tak terjelaskan yang sebetulnya sulit dicari korelasinya. Secara keseluruhan boleh dibilang inilah dunia sarkasme rekaan Aria Kusumadewa yang menyoroti masalah politik, hukum sosial ekonomi, kemasyarakatan yang banyak terjadi, lengkap dengan celetukan-celetukan sinis di sana-sini yang akan membuat kita tertawa sambil mengernyitkan kening.

Durasi:
85 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar