Rabu, 03 Juni 2009

THE EDGE OF LOVE : Rumitnya Cinta Klasik London

Quotes:
Vera Phillips: You don't even see me, do you? Dylan! All you've got is stories in your head. Words. And I have to feel real. William... makes me real.

Storyline:
Selama Perang Dunia II dimana Angkatan Udara Jerman menyerang London, penulis puisi Inggris yang terkenal asal Wales, Dylan Thomas bertemu kembali dengan Vera Philips, kekasihnya sewaktu remaja. Merekapun berkencan kembali. Sayangnya Dylan ternyata sudah menikah dengan Caitlin. Karena situasi kota yang porak poranda dan merasa senasib sepenanggungan, Vera mengajak Thomas dan Caitlin untuk tinggal bersamanya. Hubungan mereka sangat unik sekaligus rumit, terlebih ketika Vera mulai menjalin asmara dengan tentara Kerajaan Inggris bernama William.

Nice-to-know:
Penulis skrip film ini merupakan ibu kandung dari Keira Knightley.

Cast:
Rasanya baru kemarin melihatnya berperan sebagai Cecilia Tallis dalam Atonement (2007), Keira Knightley disini kebagian tokoh Vera Philips.
Sebelumnya mengisi suara dalam The Little Fox 2 (2008), Sienna Miller kembali sebagai Caitlin Thomas
Matthew Rhys sebagai Dylan Thomas
Cillian Murphy sebagai William Killick

Director:
Kerjasama kedua dengan Keira Knightley setelah The Jacket (2007) yang juga dibintangi Adrien Brody, John Maybury maju dengan film yang mengangkat kisah penulis puisi Inggris, Dylan Thomas ini.

Comment:
Sama-sama bernuansakan Inggris berpuluh-puluh tahun lalu, film ini otomatis mengingatkan anda pada Atonement, apalagi dibintangi oleh aktris yang sama yaitu Keira Knightley yang sama-sama bertemakan puisi dan perang. Dan Keira sekali lagi mempertontonkan bakat aktingnya yang lugas, belum lagi dilengkapi dengan kemampuannya menyanyikan dua-tiga lagu di beberapa scene yang cukup memikat hasil belajar vocal secara singkat dengan Claire Underwood. Sienna pun demikian baiknya memperlihatkan emosi sebagai istri sekaligus sahabat yang merasa dikhianati. Trauma paska perang juga dipotretkan dengan baik oleh Cillian serta Matthew yang terampil membawakan karakter penulis yang egois sekaligus pemabuk.
Setting London jaman dahulu divisualisasikan dengan brilian oleh sutradara Maybury yang seakan membagi sinematografi menjadi dua bagian. Bagian pertama film digambarkan sebagai dunia fantasi yang menjual mimpi-mimpi dimana bar yang berasap dengan pencahayaan lemah menjadi latar belakangnya. Bagian kedua film sebaliknya kental dengan dunia nyata dimana keganasan perang sekaligus kegetiran hidup menjadi permasalahan utama yang ingin disampaikan.
Seperti halnya asmara itu sendiri selalu dimulai dengan hal-hal indah dan seringkali berakhir dengan janji-janji yang terlupakan. The Edge Of Love sebetulnya bukan drama yang buruk, hanya saja membosankan karena lebih memilih berjalan dalam suasana moody daripada mempertahankan daya tarik itu sendiri lewat jalinan cerita yang nyaris tidak eksis dan teramat sangat lambat. Daripada mengeksplorasi karakter Dylan Thomas yang seharusnya dilakukan, penulis Sharman Macdonald nampaknya lebih memilih berfokus pada tokoh Caitlin dan Vera dalam menyikapi rasa cinta masing-masing.

Durasi:
110 menit

U.S. Box Office:
$18,089 till end of March 2009

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar