Jumat, 30 Januari 2009

ASMARA DUA DIANA : Kemelut Dua Wanita Tercinta Hamil Bersamaan

Cerita:
Dengan kesupelannya, Asmara memiliki daya tarik tersendiri di mata wanita. Pertama adalah Diana Wulandari yang akhirnya menjadi istrinya. Beruntunglah Asmara sebab ayah Diana W adalah saudagar kaya yang tidak segan memberikan bisnisnya kepada menantunya itu. Kedua adalah Diana Dwiyana yang berkenalan tidak sengaja dan karena kencan beberapa kali mengaku hamil oleh Asmara. Kepanikan Asmara semakin menjadi karena istrinya juga diberitakan positif hamil. Berusaha membagi perhatiannya, Asmara melakukan hal-hal konyol dibantu oleh sopirnya, Norman. Diana D tidak tinggal diam dan meminta kakaknya yang seorang kolonel mencari Asmara. Bagaimana kemelut ini akhirnya dapat terselesaikan?

Gambar:
Adegan-adegan komikal terhampar di film ini lengkap dengan bahasa personifikasi yang membuat penonton bisa berasumsi sendiri!

Act:
Mantan VJ MTV sukses, Jamie Aditya didapuk menjadi Asmara, lelaki beruntung yang bermasalah dengan kesetiaan.
Luna Maya mengaku sejak awal tertarik memerankan seorang istri hamil yang lemah lembut bernama Diana Wulandari.
Debut perdana penyanyi seksi, Aura Kasih sebagai Diana Dwiyana yang liar sekaligus culas.
Turut didukung oleh Mario Maulana sebagai Norman sang sopir setia.

Sutradara:
Memulai debutnya lewat Claudia/Jasmine, Awi Suryadi kali ini bekerjasama dengan penulis skenario, Salman Aristo dalam mengarahkan komedi hitam yang sebenarnya agak tidak biasa di Indonesia.

Komentar:
Dengan iringan musik jazz ringan di hampir sepanjang film, Asmara Dua Diana sebetulnya cukup menyegarkan untuk diikuti. Aksi one-man-show nya Jamie cenderung kocak dan menghibur walau terkadang berlebihan, Luna tampil dinamis dan Aura tidak terlalu mengecewakan dalam debutnya walau masih ada beberapa kekurangan. Sang sutradara, Awi memang dikenal cukup kreatif dalam berkarya. Lantas apa kekurangan ADD ini? Jawabannya adalah nyawa film! Dari awal sampai akhir kita disuguhi plot yang agak rumit tetapi dipaksakan simpel sehingga banyak logika yang terabaikan hanya untuk mengejar twist pada bagian ending, itupun cenderung antiklimaks. Sehingga pada akhirnya penonton menjadi kebingungan mencerna esensi film yang baru saja mereka saksikan. Sayang memang karena sebetulnya ADD ini punya potensi yang cukup baik.

Durasi:
90 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar