EFFORT FOR LOVE (30 min) by Ani Ema Susanti
Berkisah tentang dua orang TKW di Hongkong yaitu Ruwati dan Ryantini.
Ruwati menghadapi penyakit sejenis tumor rahim dan harus dilakukan operasi lewat vagina. Hal ini dipermasalahkan oleh calon suaminya yang seorang duda beranak satu yang menganggap Ruwati mencari alasan ketidakperawanannya.
Ryantini yang lesbian menjalin hubungan mesra dengan seorang gadis. Pasang surut romantika dua sejoli sesama jenis ini diakhiri dengan kepulangan mereka berdua ke kampung halaman dan harus menyembunyikan fakta sesungguhnya di negara berbudaya Timur itu.
Ruwati menghadapi penyakit sejenis tumor rahim dan harus dilakukan operasi lewat vagina. Hal ini dipermasalahkan oleh calon suaminya yang seorang duda beranak satu yang menganggap Ruwati mencari alasan ketidakperawanannya.
Ryantini yang lesbian menjalin hubungan mesra dengan seorang gadis. Pasang surut romantika dua sejoli sesama jenis ini diakhiri dengan kepulangan mereka berdua ke kampung halaman dan harus menyembunyikan fakta sesungguhnya di negara berbudaya Timur itu.
WHAT FOR? (25 min) by Iwan Setiawan & Muhammad Ichsan
Mengetengahkan permasalahan sunat perempuan yang masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Perempuan harus disunat agar tidak liar, tidak terbawa arus, dsb begitulah alasan praktisi setempat. Pada kenyataannya, dari segi kesehatan tidak ada efek yang pasti atas praktek ini. Jadi sebenarnya apa tujuannya?
MISS & MRS (25 min) by Lucky Kuswandi
Menjabarkan diskriminasi terhadap perempuan tidak menikah dalam menerima layanan kesehatan reproduksi. Keputihan dan penyakit lain yang berhubungan dengan vagina harus diperiksa dengan cara "pap smear" oleh dokter ginekolog. Sayangnya dokter, bidan dan perawat tidak diberikan penyuluhan bagaimana penanganan pasien yang baik sehingga bukan membantu malah terkesan memojokkan bahkan menghakimi perempuan yang ingin diperiksa.
RAGAT'E ANAK (30 min) by Ucu Agustin
Bercerita tentang Nur dan Mira yang bekerja siang hari sebagai buruh pemecah batu dan malam hari sebagai pekerja seks komersil bertarif murah di Gunung Bolo, pekuburan Cina di daerah Tulungagung. Hal itu mereka lakukan karena minimnya penghasilan demi menghidupi diri sendiri maupun anak sehari-hari.
Komentar:
Film dokumenter yang lugas bercerita ini diambil dari berbagai sudut pandang sehingga tidak memihak. Perasaan iba, gemas, prihatin, geli dll wajar saja timbul di benak penonton saat menyaksikan issue-issue dengan subyek perempuan yang memang nyata terjadi dalam kehidupan ini. Workshop kolaborasi Kalyana Shira Foundation, Dewan Kesenian Jakarta dan The Body Shop dengan produser Nia Dinata berhasil menelurkan 5 sutradara dengan karya-karyanya yang bertutur dengan ketajaman sudut pandang dan gaya bahasa ini. Hasilnya? Salah satu film dokumenter terbaik yang pernah dibuat di Indonesia.
110 menit
Overall:
8 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10
ada link donlodnya gitu?
BalasHapus