XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Senin, 29 Juni 2009

DIKEJAR SETAN : Membuat Video Horor Berbuntut Bencana

Cerita:
Lima orang remaja masing-masing Rizki, Sissy, Zulaeka, Yasser dan Ridho bertekad membuat film horor yang berkualitas baik dengan handheld camera sehingga karya mereka bisa berjaya di festival film indie. Terdorong ambisi, kelimanya sepakat memanggil hantu sungguhan dengan bantuan Pak Bonir. Malang tak dapat ditolak, selesai syuting menyaksikan sebuah video pemerkosaan sekaligus pembunuhan seorang gadis oleh sekawanan remaja pria dan mimpi terburuk mereka pun dimulai dimana kenyataan dan halusinasi gaib membaur menjadi satu..

Gambar:
Dengan setting seadanya malah membuat adegan di film ini terlihat natural. Penampakan hantu pun terbilang tradisional tetapi diambil dengan meyakinkan sehingga kesan horor bisa terbangun dengan baik.

Act:
Selain cameo Djenar Maesa Ayu, kelima pemeran utamanya bisa dibilang aktor-aktris baru di layar lebar tetapi masing-masing terlihat cukup wajar dan memenuhi standar dalam berakting.
Frans Nicholas sebagai Yasser.
Ruly Rizal sebagai Rizki.
Dida Arlingga sebagai Ridho.
Winda Amanta sebagai Sissy.
Nadya Vella sebagai Zulaeka.


Sutradara:
Harry Dagoe Suharyadi kembali dalam film keduanya tahun ini setelah Cinta Setaman kini mempersembahkan film horor pertamanya dibawah Gentayangan Pictures. Hasilnya? Lihat saja sendiri karena namanya sendiri sudah jaminan karya yang tidak pernah main-main, setidaknya itulah yang dibuktikannya hingga saat ini.

Komentar:
Pertama melihat nama Harry Dagoe sebagai sutradara film horor, membuat rasa penasaran saya timbul. Akan seperti apa hasil akhirnya? Sebagai film horor ternyata cukup memuaskan karena misi menakuti penonton boleh dibilang tercapai meskipun dengan teknis penampakan yang sebetulnya konservatif dan standar. Tensi terjaga cukup baik walau menjelang ending, Harry seperti agak kebingungan untuk menutup film dengan cerdas dan sayangnya sedikit jatuh karena terkesan dipaksakan. Dari segi cerita agak terinspirasi dari beberapa film Thailand yang tayang terakhir seperti Coming Soon dan The Screen dikombinasikan dengan nuansa lokal selayaknya Jelangkung yang juga terilhami dari film indie Hollywood, Blair Witch Project. Nah lho? Tapi lupakanlah sejenak fakta itu, siapkan mental anda untuk diteror Dikejar Setan daripada menikmati rentetan horor basi yang belakangan tumpah ruah.

Durasi:
100 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 28 Juni 2009

KING : Obsesi Mengikuti Jejak Idola Bulutangkis

Cerita:
Seorang anak bernama Guntur memiliki bakat bermain bulutangkis dan seperti ayahnya yang seorang komentator pertandingan bulutangkis kampung, mereka mengidolakan Liem Swie King. Sayangnya semua itu tidak didukung dengan baik karena Guntur tinggal di desa kecil di pedalaman Banyuwangi dan hanya bermodalkan raket kayu! Namun sahabat setianya Raden terus mendukung Guntur dengan memberikan latihan fisik dan dukungan semangat yang membara sampai pada akhirnya nekad mendaftarkan Guntur untuk ikut pelatihan daerah dimana orang-orang terpilih bisa mengikuti seleksi nasional di Kudus. Apakah mimpi Guntur akan berhasil diperjuangkan?

Gambar:
Pusat pelatihan klub Djarum Kudus disorot dengan detail. Panorama pedesaan tempat Guntur tinggal pun sangat indah, lengkap dengan sekawanan rusa/kijang yang menggerombol merumput..

Act:
Kedua aktor cilik bermain baik dan menciptakan chemistry yang cukup kuat.
Rangga Raditya sebagai Guntur
Lucky Martin sebagai Raden
Surya Saputra sebagai Pelatih
Mamiek Prakoso sebagai Ayah Guntur
Jangan lupakan cameo beberapa pemain dan mantan ikon bulutangkis nasional seperti Maria Kristin, Heryanto Arbi, Yuni Kartika, Ivana Lie dan tentunya Liem Swie King sendiri

Sutradara :
Film perdana Ari Sihasale yang selama ini lebih sering duduk di bangku produser. Hasilnya? Pengalamannya dalam dunia akting turut membantu menciptakan karya yang seimbang di berbagai segi termasuk dramatisasi dan eksekusi cerita.

Komentar:
Kerangka cerita yang tidak jauh berbeda dengan milik Garuda Di Dadaku yang ironisnya muncul hampir bersamaan mulai dari adanya pelatih, tiga sahabat yaitu dua laki-laki dan satu perempuan, ada tokoh dalam keluarga yang disantuni, ada tantangan untuk pembuktian diri pada akhirnya. Tapi saya disini tidak mengucilkan arti kata kreatifitas karena yang ditampilkan mempunyai misi mulia masing-masing. Dalam pandangan saya, King yang mengusung olahraga bulutangkis menang dalam hal realitas yang lebih membumi sehingga apa yang disuguhkan terlihat wajar. Bagaimana menurut anda?

Durasi:
105 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 27 Juni 2009

TRANSFORMERS 2 : Pembalasan The Fallen dan Rencana Pemusnahan Matahari

Quotes:
Sam Witwicky-This isn't my war!
Optimus Prime-I fear it soon will be...

Cerita:
Peperangan antar robot di bumi sudah berakhir tapi peperangan jagat raya baru saja dimulai. Setelah kembali ke Cybertron, Starscream menerima perintah Decepticons dan memutuskan kembali ke bumi dengan kekuatan. The Autobots percaya bahwa kedamaian mungkin saja tercipta saat tubuh rusak Megatron dicuri dari pangkalan militer Amerika oleh Skorpinox dan membangkitkannya kembali. Sekarang Megatron kembali dengan dendam, bergabung dengan Starscream dan beberapa kekuatan baru Decepticon, Autobots mungkin saja mengalami kesulitan besar yang harus diselesaikan demi menjaga keseimbangan kehidupan di bumi!

Gambar:
Sebagian besar disyut di Pennsylvania dan sebagian lagi di Giza, Egypt. Visual efek yang digunakan sangat megah dan menawan sehingga adegan pertempuran antar robot tercipta meyakinkan.

Act:
Memulai akting layar lebar dalam The Christmas Path (1998), aktor muda Shia LaBeouf kali ini melanjutkan peran sebagai Sam Witwicky, manusia kunci dalam peperangan dua kubu robot yang saling berseteru.
Pernah beradu akting dengan Lindsay Lohan dalam film bioskop pertamanya, Confessions of a Teenage Drama Queen (2004), si seksi Megan Fox disini berperan sebagai Mikaela Banes, love interestnya Sam yang juga terlibat dalam petualangan seru bersama-sama.

Sutradara:
Namanya melejit setelah mengarahkan duet Michael Lawrence dan Will Smith dalam film aksi kepolisian, Bad Boys (1995) merupakan berkah tersendiri bagi Michael Bay. Dipercaya menangani dua seri awal Transformers dengan budget masing-masing 150 juta dollar dan 200 juta dollar dibayar lunas oleh Bay dengan film aksi yang keren!

Komentar:
Seperti yang diharapkan, spesial efek yang digunakan benar-benar maksimal sehingga adegan pertempuran boleh dibilang luar biasa. Tensi tingkat tinggi pun berhasil dijaga dari awal sampai akhir film. Namun semuanya ternoda dengan cerita yang tidak tergarap dengan baik terutama beberapa adegan roman yang sebetulnya tidak berkembang sama sekali dan rasanya tidak akan terlalu dipedulikan penonton. Dibandingkan dengan prekuelnya, Revenge Of The Fallen memang lebih "wah" di segala hal tapi esensinya semakin jauh dari serial televisinya yang sebetulnya lebih untuk konsumsi anak-anak. Tapi paling tidak, inilah summer movie yang paling memuaskan untuk anda di tahun 2009!

Durasi:
150 menit

U.K. Box Office:
Opening week £8,349,739

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 24 Juni 2009

GARFIELD'S PET FORCE : Menghadapi Kekuatan Jahat Dunia Komik

Cerita:
Garfield, Arlene, Odie dan Nermal sedang bermalas-malasan menikmati barbeque party kecil-kecilan bersama Jon sambil membaca komik petualangan Garzooka. Tanpa mereka sadari, cerita dalam komik tersebut ternyata benar-benar terjadi. Garzooka datang ke dunia mereka secara paralel untuk meminta bantuan Garfield dkk menghadapi Vetvix yang berambisi menjadikan makhluk dunia menjadi budaknya. Berhasilkah kerjasama dadakan mereka menyelamatkan situasi genting tersebut?

Gambar:
Dibuat dengan konsep 3D tetapi masih terdapat keterbatasan disana-sini.

Sutradara:
Mark A.Z. Dippe pernah menangani Spawn (2007) berkolaborasi dengan sutradara Korea, Lee Kyung Ho.

Komentar:
Bagi anak-anak dan penggemar setia Garfield, mungkin cukup terhibur dengan film ini terutama dengan humor sederhana tapi berkarakter khas Garfield. Namun selain komunitas tersebut rasanya akan kecewa dengan kualitas film yang langsung masuk kategori video di Amerika sana ini. Cerita dan animasinya seperti tanggung, kalau tidak mau dikatakan membosankan untuk diikuti. Versi 2D dan live action layar lebarnya jauh lebih menghibur daripada ini!

Durasi:
65 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 21 Juni 2009

GARUDA DI DADAKU : Cita-Cita Bersepakbola Itu Patut Diperjuangkan

Cerita:
Tahun terakhirnya di SD, Bayu memiliki impian menjadi pemain sepakbola yang handal. Sayangnya itu bertentangan dengan keinginan kakeknya, Pak Usman yang lebih menginginkan cucu kesayangannya itu menekuni musik ataupun seni lukis. Dengan seijin ibunya, Bayu diam-diam berlatih bersama sahabat karibnya yang lumpuh, Heri. Sampai suatu saat pelatih Johan yang mendirikan SSI (Soccer School Indonesia) melihat bakat Bayu tanpa sengaja dan memutuskan merekrutnya untuk ujian masuk timnas Usia 13 tahun. Dalam dilema, Bayu menerima tawaran itu dan bersama Heri mencari "tempat latihan" yang layak. Waktu semakin dekat. Berhasilkah Bayu mewujudkan mimpinya di kala sang kakek tidak melihat sepakbola sebagai suatu masa depan yang baik?

Gambar:
Sinematografi yang sebetulnya dalam taraf lumayan saja tapi bisa dimaksimalkan dengan cerdik di berbagai lokasi mulai dari stadion sepakbola, sekolah, perumahan sampai kuburan umum.

Act:
Emir Mahira dan Aldo Tansani bermain kompak dan natural sebagai dua sobat akrab, Bayu dan Hery.
Setelah Laskar Pelangi, Ikranagara sekali lagi tampil meyakinkan sebagai Pak Usman, kakek Bayu yang berkemauan keras demi apa yang ia anggap terbaik bagi cucu kesayangannya itu.
Berbagi layar dan memaksimalkan peran pendukung, Ari Sihasale dan Maudy Koesnaedi sebagai Pak Johan dan Ibu Wahyuni.
Ramzi cukup mencuri perhatian lewat peran sopir kocak, Pak Dulloh yang selalu setia menemani majikan kecilnya kemanapun pergi.

Sutradara:
Meskipun ini debut penyutradaraan layar lebarnya, Ifa Isfansyah mendapat dukungan kuat dari penulis skenario handal, Salman Aristo sehingga tercipta karya yang kuat dan memberikan warna tersendiri ini.

Komentar:
Sekuens cerita tergolong detail walaupun plotnya sederhana. Beberapa konflik yang ada dengan titik balik penyelesaiannya memang terkadang seperti dipaksakan. Namun hal itu bisa termaafkan karena film ini merupakan konsumsi semua umur yang setidaknya harus terlihat "ringan". Meski cukup lambat bergulir, Garuda Di Dadaku menawarkan banyak hal positif seperti nilai-nilai keluarga, persahabatan dan yang terutama seberapa jauh semangat kita untuk mau memperjuangkan mimpi kita menjadi kenyataan. Semua itu dibalut dengan tawa dan haru sekaligus yang akan memberikan nuansa tersendiri bagi anda dan keluarga selepas meninggalkan gedung bioskop.

Durasi:
100 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 20 Juni 2009

17 AGAIN : Kembali Ke Fisik Muda Di Jaman Masa Kini

Quotes:
Mike O' Donnell-She's so old; it's like...
[stops himself and immediately walks away] Alex O'Donnell-You dance with all your friends' moms? Mike O' Donnell-Pretty much.

Storyline:
Mike O'Donnell yang berusia 30 tahun di ambang kehancuran rumah tangganya, sang istri Scarlett yang menuntut cerai dan putra-putri remaja masing-masing Alex & Maggie yang tidak menyukainya. Saat memiliki kesempatan kembali ke masa lalu lewat pusaran waktu yang misterius, Mike tidak menyia-nyiakannya. Iapun kembali menjadi siswa 17 tahun, bintang tim bola basket yang digilai gadis-gadis. Permasalahannya apakah ia mampu beradaptasi dengan kehidupan barunya sekaligus mendekatkan diri kembali pada istri dan anak-anak yang dicintainya dalam wujud barunya itu?

Nice-to-know:
Keseluruhan setting dilakukan di California termasuk Santa Monica High School tempat Mike dan Scarlett bertemu di usia muda sekaligus sekolah anak-anak mereka, Alex dan Maggie.

Cast:
Melejit lewat trilogy High School Musical sebagai Troy Bolton, Zac Efron disini kebagian peran Mike O’Donnell muda. Sedangkan versi dewasanya oleh Matthew Perry dari serial teve tenar, Friends.
Terakhir tampil dalam I Love You Phillip Morris, Leslie Mann memerankan Scarlett O’Donnell yang tengah dilema menentukan keputusannya dalam rumah tangga yang hancur. Sedangkan sahabat Mike, Ned Gold dipegang oleh Thomas Lennon.

Director:
Terlepas dari beberapa film televisi yang dihasilkannya sebelum ini, Burr Steers justru memulai karir penyutradaraannya lewat Igby Goes Down (2002) dengan aktor Bill Pullman pada waktu itu.

Comment:
Berapa banyak film dengan tema pergantian umur? Sebut saja Big, 13 Going On 30, Freaky Friday dll. Lantas bagaimana kinerja sutradara untuk membuatnya berbeda? Disini Steers mensiasatinya dengan skenario yang ringan dengan dialog-dialog yang lucu tapi tetap mengenai sasaran. Dari segi cast, Efron dengan imej manis dari High School Musical awalnya diragukan banyak pihak. Tetapi nyatanya ia tampil maksimal sebagai actor pendukung utama dengan karisma remaja pria belasan tahun yang kuat. Dua fakta yang mengganggu, karakter Scarlett dan Mike dewasa rasanya masih terlalu muda di usia 30an apalagi kedua anak mereka sudah di bangku SMU. Selain itu kemiripan fisik Mike remaja di masa kini apakah tidak ada yang mengenali termasuk eks pelatih dan kepala sekolahnya? Terlepas dari hal tersebut, 17 Again cukup menghibur di berbagai lini dan pas sebagai tontonan yang mudah dinikmati di waktu senggang terutama bagi anda yang berandai-andai kembali ke masa lalu dan berusaha memperbaiki segala sesuatunya yang dianggap salah. Film ini sekaligus bisa menjadi refleksi bahwa sebuah keputusan tidak tepat mungkin saja sebenarnya yang terbaik buat anda.


Durasi:

100 menit


U.S. Box Office:

$64,149,837 till August 2009


Overall:

7.5 out of 10


Movie-meter:

Art can’t be below 6
6-poor

6.5-poor but still watchable

7-average
7.5-average n enjoyable

8-good
8.5-very good

9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 19 Juni 2009

THE HURT LOCKER : Aksi Penjinak Bom di Kancah Peperangan Sipil

Tagline:
War is a drug

Cerita:
Sekelompok tentara elit yang bertugas mengamankan bom di tengah peperangan. Ketika sersan baru, James mengambil alih tugas tingkat tinggi penjinak bom di tengah konflik, dia mengejutkan dua bawahannya, Sanborn dan Eldridge dengan membawa mereka dalam permainan hidup dan mati dengan pertikaian warga setempat. James berlaku seakan dia tidak peduli dengan maut. Kota yang bertikai pun semakin kacau dan karakter asli James muncul dan mungkin mengubah pribadi masing-masing selamanya.

Gambar:
Kota Irak yang seakan menjadi gurun luas dengan setiap lokasi menjadi ladang peperangan disyut dengan sangat realistis.

Act:
Pernah mendukung S.W.A.T (2003), Jeremy Renner tampil cemerlang sebagai Sersan William James yang berkarakter keras dan tidak kenal takut.
Anthony Mackie sebagai JT Sanborn yang tangguh tapi memiliki batas kemanusiaan ini sepintas mirip Will Smith, juga pernah membintangi film sejenis dalam We Are Marshall (2006).
Brian Geraghty sebagai Owen Eldridge yang penakut dan terjebak dalam situasi yang tidak pernah dibayangkannya.

Sutradara:
Tak dinyana Kathryn Bigelow merupakan sutradara wanita penghasil film-film keras termasuk satu yang paling dikenal yaitu Point Break (1991) yang melejitkan nama Keanu Reeves. Dalam Hurt Locker, ia menggunakan pendekatan semi dokumenter dalam bercerita. Menarik!

Komentar:
Dari awal kita sudah disuguhi adegan realistis yang seakan membuat penonton seperti benar-benar berada di tengah peperangan. Desing peluru, ledakan bom, rentetan tembakan dan lain-lain terasa sangat nyata. Konflik antar pasukan penjinak bom memang bukan yang baru ditampilkan tetapi tidak mengurangi daya tarik film ini. Intensitas bercerita yang konsisten pada tensi tinggi sampai akhir menambah keunggulan film ini. Hanya saja yang tetap harus menjadi perhatian adalah tidak semua orang bisa menikmati film perang apalagi tanpa ilustrasi musik samasekali. Bagaimana dengan anda?

Durasi:
115 menit

Europe Box Office:
$136,205 (Italy) till Nov 2008

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 17 Juni 2009

NO-DO : THE BECKONING

Tagline:
Listen to the dead.

Storyline:
Pada tahun 1947, 3 gadis kecil asrama Katolik pernah bersaksi melihat Perawan Maria dan memutuskan mencoba menyembuhkan orang-orang. 50 tahun kemudian, Uskup Katolik yang hidup di rumah tua dan dokter Pedro bersama istrinya Francesca memutuskan menyewa rumah tersebut untuk membesarkan bayi mereka yang baru lahir, Pablo. Namun loteng dan basemen selalu terkunci dengan alasan renovasi yang sedang dilakukan gereja. Sementara itu Francesca terobsesi akan keselamatan Pablo seringkali diganggu mimpi buruk dan suara-suara di luar batas kewajarannya. Apa yang sesungguhnya pernah terjadi di tempat tersebut?

Nice-to-know:
Film ini didedikasikan untuk pembuat film asal Spanyol, Joaquim Jordà (1935 - 2006).

Cast:
Ana Torrent sebagai Francesca
Francisco Boira sebagai Pedro
Héctor Colomé sebagai Miguel
María Alfonsa Rosso sebagai Blanca
Miriam Cepa sebagai Rosa

Director:
Sejauh ini merupakan film ke-8 bagi Elio Quiroga yang mengawali karirnya di tahun 1988 itu.

Comment:
Spanyol cukup sukses menghasilkan beberapa horor/thriller yang cukup memorable seperti The Orphanage ataupun The Devil’s Backbone. Kali ini mengambil setting rumah tua yang dipenuhi gangguan supernatural dengan latar belakang NO-DO alias Noticiarios y Documentales yang merupakan video dokumenter asli yang memperlihatkan aktifitas supernatural yang ditangkap kamera dengan teknik khusus.
Penulis sekaligus sutradara Quiroga sepertinya mendapat banyak pengaruh dari horor Jepang yang banyak mengedepankan setting lorong rumah yang gelap dan sepi. Bedanya kali ini dibalut oleh semangat gereja Katolik yang mengusung berbagai hipotesa perihal penampakan iblis yang sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari.
Karakterisasi dalam film ini memang terasa terlalu linier. Fransesca yang sepintas terganggu jiwanya akibat peristiwa pahit di masa lalu ataupun Pastor Miguel yang terkesan lambat bereaksi dalam mencermati kasus-kasus yang dihadapinya. Dengan demikian, penonton pun sulit diajak menyelami masing-masing tokohnya disini meski dari segi akting tidaklah buruk.
No-Do : The Beckoning lumayan sukses mendirikan bulu kuduk dengan berbagai penampakan mengerikan dan tiba-tiba. Banyak mengandalkan bantuan spesial efek yang untungnya tidak terlalu berlebihan. Walaupun screenplay nya masih terkesan berantakan dan setengah bergaya documenter, film ini akan memberikan persepsi horor Latin yang baru bagi anda terutama dengan elemen misteri dan twist yang tidak susah diterka arahnya.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
MXN 7,000,000 in Mexico till Nov 2009

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:

Selasa, 16 Juni 2009

STREET FIGHTER : THE LEGEND OF CHUN-LI

Quotes:
Vega-[Chun Li has cut Vega's face and has her foot pressed against his head] You think this is over?
Chun Li-No. I’m just getting started.

Cerita:
Menekuni piano sejak kecil, Chun Li seringkali berpindah-pindah mengikuti ayahnya yang seorang pebisnis sukses dan ibunya yang hangat. Kecintaannya pada wushu mulai terbentuk saat melihat ayahnya berlatih sehingga ia bertekad mempelajarinya. Selang beberapa waktu kemudian, ayahnya diculik oleh gerombolan Bison untuk suatu proyek rahasia. Chun Li yang bertekad mencaritahu keberadaan ayahnya terus berlatih kungfu bersama Gen terlebih menguasai amarahnya. Kerja keras saja tidak cukup karena Bison memiliki kartu as dan juga anak buah yang tangguh. Berhasilkah Chun Li menuntaskan dendamnya?

Gambar:
Suasana hiruk pikuk Bangkok menjadi latar belakang film ini mulai dari pasar tradisional, lalu lintas yang rumit hingga pelabuhan besar tempat bongkar muat ekspedisi.

Act:
Terkenal lewat peran Lana Lang dalam serial teve Smallvile, Kristin Kreuk kali ini mencoba kemahiran kungfunya sebagai Chun Li, salah satu karakter legendaris Street Fighter.
Salah satu jebolan franchise American Pie (1999), Chris Klein kembali lewat peran Charlie Nash, kepala interpol yang gila kerja dalam mengungkapkan konspirasi.
Peraih Oscar yang berbadan besar dan hitam lewat The Green Mile (1999), Michael Clarke Duncan sebagai antagonis Balrog.
Aktor berkulit pucat, Neal McDonough sebagai Bison yang licik sekaligus tangguh berkelahi.
Aktor asli Hongkong, Robin Shou sebagai Gen, guru dari Chun Li.
Si cantik Moon Bloodgood sebagai Detektif Maya Sunee.

Sutradara:
Memulai karir penyutradaraan lewat Romeo Must Die (2000), Andrzej Bartkowiak yang asal Polandia sebenarnya lebih terkenal sebagai sinematografer banyak film sejak tahun 1976.

Komentar:
Satu lagi karya gagal yang diangkat dari anime/game populer Jepang. Plot cerita yang klise kalau mau dibilang hampir tidak ada, akting yang buruk dan adegan bertarung yang tidak cukup meyakinkan. Yang lebih parah, sinematografi yang menyedihkan membuat film ini rasanya bisa disebut kategori B. Seakan sang sutradara tidak dapat berbuat lebih maksimal untuk menyelamatkan kualitasnya walaupun didukung bujet yang cukup besar yaitu sekitar 50 juta dollar. Sejak awal, saya tidak mengharapkan akan bagus tetapi setidaknya tidak terlalu jelek. Pada akhirnya Legend Of Chun Li hanya akan lewat begitu saja ditelan kebesaran nama Street Fighter. Btw, jika ada rencana sekuel atau spin-off (seperti penyinggungan nama Ryu di ending film) di masa mendatang, agar lebih diperhatikan lagi.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$8,742,261 till May 2009

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 14 Juni 2009

KETIKA CINTA BERTASBIH : Roman Religius Mahasiswa Indonesia Di Kairo

Judul Inggris:
WHEN LOVE IS EXTOLLED

Cerita:
Memasuki tahun kesembilan kuliahnya di Al Azhar, Khairul Azzam mulai mempertanyakan hidupnya sendiri. Ingin mencari istri tapi tidak percaya diri bisa melakukannya karena ia hanya berdagang tempe di Kairo untuk menyambung hidup sekaligus membantu ibu dan adik-adiknya di Indonesia. Berkawan dengan anak dubes, Eliana yang juga seorang artis tidak membuatnya nyaman. Sebaliknya saat berjumpa pertama kali di sebuah bis dengan Anna Althafunisa, hatinya berdegup kencang. Sayangnya Anna yang sebenarnya memiliki perasaan yang sama sudah dijodohkan dengan Furqon yang notabene teman Khairul sendiri. Bagaimana asal mula percintaan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Kairo ini dibabarkan? Temukan sendiri dalam bagian pertama Ketika Cinta Bertasbih.

Gambar:
Bersetting secara penuh di kota Kairo sehingga keindahan Sungai Nil, Pyramid, Sphinx, Kota Alexandria dengan pemandangan laut Mediterania yang indah, Benteng Qait Bay, dan lain-lain bisa dinikmati oleh mata.

Act:
Semuanya tampil menarik walaupun tergolong artis-artis baru, mereka berlima lahir dari hasil audisi massal di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu yang lalu!
Kholidi Asadil Alam sebagai Khairul Azzam
Oki Setiana Dewi sebagai Anna Althafunisa
Alice Sofie Norin sebagai Eliana Pramesti
Meyda Sefira sebagai Ayatul Husna
Andri Arsyil sebagai Furqon

Sutradara:
Kembalinya Chaerul Umam setelah absen 12 tahun dari perfilman nasional dimana karya terakhirnya adalah Fatahillah. Salah satu sutradara senior bertangan dingin ini dituntut bisa menerjemahkan novel best seller Habiburrahman El Shirazy dan mampu dijawabnya dengan baik.

Komentar:
Walaupun terkesan melebar kemana-mana, penokohan beberapa karakter utama cukup menarik. Yang disayangkan perpindahan scene terkadang tidak mulus. Dari segi alur cerita terkesan sedikit terinspirasi dari apa yang telah dilakukan Ayat-Ayat Cinta walau dramatisasinya cenderung lebih natural. Sinematografinya paling menjanjikan karena menampilkan gambar-gambar indah yang sedap dipandang mata. Dikarenakan terlalu setia dengan ikhtisar novelnya, film ini terpaksa "dibagi" 2, mudah-mudahan tidak menyurutkan niat penonton untuk menyaksikannya secara utuh. Kita tunggu saja sekuelnya!

Soundtrack:
Lagu yang sebetulnya indah, Ketika Cinta Bertasbih oleh Melly Goeslaw feat Amee gubahan Anto Hoed ini terasa over-the-top dan terkadang dipaksakan muncul mengisi scenenya walau tidak pas. Semoga ke depannya ada perbaikan lagi.

Durasi:
120 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 13 Juni 2009

STAR TREK : Asal Mula Kisah Kapten USSR James T. Kirk

Quotes:
Spock-James T. Kirk.
Kirk-Excuse me?
Spock-How did you find me?
Kirk-Whoa... how do you know my name?
Spock-I have been and always shall be, your friend.
Kirk-Wha...
[shakes head]
Kirk-Euh... look... I-I don't know you.
Spock-I am Spock.
Kirk-...Bullshit.

Cerita:
Memasuki Starfleet Academy, James T. Kirk muda harus melepaskan diri dari semangat kepahlawanan ayahnya, George Samuel Kirk di masa lalu yang meninggal sebagai kapten di USS Kelvin ketika berperang melawan kaum Romulan. Namun James T. Kirk yang memang berbakat berhasil mencuat dan mendapatkan kepercayaan Kapten Pike sebagai Komandan Pertama dibawah Spock. Perseteruan mereka melawan kaum Romulan yang dipimpin Nero berlanjut dan harus bersiap agar kehidupan bumi yang sekarang dan di masa depan tidak terancam musnah.

Gambar:
Sangat futuristik dengan kostum dan setting yang detail dan eye-catching juga tidak lupa interior dalam kapal luar angkasa yang mewah.

Act:
Mengawali karir di layar gelas pada tahun 2003 lewat beberapa serial ternama seperti The Guardian, CSI : Miami dan ER membuat aktor muda Chris Pine dikenal dan pada tahun 2009 menggebrak lewat perannya sebagai James T. Kirk muda yang ugal-ugalan tetapi berani mengambil resiko dengan perhitungan yang matang.
Zachary Quinto tenar lewat peran antagonis dalam serial teve ternama Heroes tampil gemilang sebagai Spock yang bertangan dingin dan selalu tidak ekspresif dalam situasi apapun.
Pernah mendukung film franchise televisi Hulk (2003), Eric Bana kali ini kebagian peran antagonis Nero yang berkulit hijau.
Sebelum ini tampil singkat dalam Vantage Point (2008) tidak menyurutkan langkah Zoe Saldana memainkan karakter love interest James T. Kirk yang akhirnya menjalin asmara dengan gurunya Spock yakni Nyota Uhura.
John Cho yang tenar lewat Harold & Kumar Go to White Castle (2004) disini sebagai Sulu yang jenaka.
Anton Yelchin bermain kocak sebagai Pavel Chekov, komandan pintar beraksen Rusia yang kental.

Sutradara:
Namanya mencuat setelah membesut Mission Impossible III pada tahun 2006 yakni J.J. Abrams yang konon selalu merahasiakan proses syuting dari khalayak umum. Tangan dinginnya terbukti sukses mengangkat karirnya sebagai sutradara potensial Hollywood.

Komentar:
Meskipun dijelaskan bahwa Star Trek 2009 merupakan reboot, sulit rasanya menyingkirkan aspek-aspek yang sudah ada dari film-film terdahulunya yang kondang di era 1990an. Namun demikian franchise terbaru ini mampu tampil stylish dan tetap setia pada pengembangan karakter tokohnya dalam berseteru satu sama lain demi mengemban misi bersama. Pemilihan cast yang sebagian besar belum memiliki nama besar awalnya cukup berjudi tapi dibayar dengan penokohan yang brilian sehingga semua kekurangan tertutupi. Ceritanya sendiri tergolong klise tapi dibalut dengan alur cerita yang konstan dan menarik. Terima kasih pada sutradara J.J. Abrams yang membuat tampilan Star Trek secara keseluruhan menakjubkan sekaligus membuka peluang sekuel-sekuelnya bermunculan di masa mendatang.

Durasi:
120 menit

U.S. Box Office:
$222,712,175 till Jun 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 12 Juni 2009

SUSUK POCONG : Rahasia Kecantikan Pemikat Pria

Cerita:
Nyaris putus asa setelah menikah 5 tahun dan semakin jauh dari suaminya Rako, Asti mendapat saran dari temannya untuk memasang susuk yang terkuat yakni susuk pocong! Hampir pada saat bersamaan, kekasih Rako, Donna meninggal terjatuh dari balkon apartemen mereka. Sang dukun menginstruksikan Asti mengambil susuk pada mayat Donna yang dulu pernah menjadi pasiennya juga. Asti menugaskan supirnya Asmo dan penjaga kubur Zul untuk menggali makam Donna. Tak dinyana pocong Donna malah terbang menghilang. Apa yang sesungguhnya terjadi antara Donna dan Rako? Bagaimana nasib Asti selanjutnya?

Gambar:
Didominasi scene apartemen, kantor, kuburan, cafe. Tidak terlalu variatif bukan?

Act:
Tak perlu membahas cast satu persatu karena tidak terlalu penting!
Andi Soraya
Dewi Perssik
Restu Sinaga
Debby Ayu
Angeliq
Andre Taulany
Deswita Maharani
Yadi Sembako
Yana Zein
Melina Zafar

Sutradara:
Kolaborasi Findo Purwono HW dan Saptadjie setelah membesut Setan Budeg awal tahun kemarin dan hebatnya 70% storyline sama! Mungkin akan mengikuti jejak Nayato/Koya Pagayo/Ian Jacobs di masa mendatang.

Komentar:
Secara keseluruhan sebetulnya bukan film buruk hanya saja saya sangat tidak mengapresiasi film yang isinya mirip dari tim produksi yang sama juga dengan grup pemain yang kurang lebih serupa. Dimana kreatifitas? Demi mencari untung belaka, lantas mengabaikan kualitas dan hanya mengikuti trendsetter dengan melakukan tambal sulam cerita sekenanya. Semoga ini yang terakhir dari Findo karena harus diakui biasanya dia cukup kreatif dalam membesut sebuah karya lokal. Sangat disayangkan!

Durasi:
85 menit

Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Senin, 08 Juni 2009

THE READER : Percintaan Beda Usia Si Pembaca

Quotes:
Hanna Schmitz[to Michael]-You don't have the power to upset me. You don't matter enough to upset me.
----------
Young Michael[to Hanna]-I can't live without you. The thought of leaving you kills me. Do you love me?

Cerita:
Ahli hukum Jerman, Michael Berg bernostalgia bersama putrinya yang beranjak dewasa mengenang masa mudanya termasuk pada usia 15 tahun berkenalan dan menjalin hubungan dengan Hanna Schmitz yang berusia dua kali lipatnya saat itu. Hubungan singkat selama musim panas itu setelah Hanna meninggalkannya tanpa jejak membekas seumur hidup dalam diri Michael. Tak diduga beberapa bulan kemudian saat sidang pengadilan perang Nazi yang melibatkan 6 wanita tertuduh bekas pengawal kamp S.S. termasuk Hanna menggugah Michael. Apa yang sesungguhnya dialami Hanna Schmitz? Bagaimana Michael bersikap menghadapi dilema terbesar yang selalu menghantui hidupnya?

Gambar:
Setting kota-kota besar Jerman mendasarinya dengan baik sehingga mendukung penuturan film ini.

Act:
Memasuki dunia akting lewat Heavenly Creatures (1994) sampai akhirnya memenangkan Oscar untuk Aktris Terbaik merupakan catatan prestasi Kate Winslet. Penjiwaannya sebagai Hanna Schmitz 3 generasi sangat meyakinkan termasuk mengubah aksen Inggrisnya menjadi aksen Jerman dengan sangat baik!
Aktor Inggris yang sukses di Amerika ini mengawali karirnya dalam Wuthering Heights (1992), Ralph Fiennes telah banyak bermain film ternama termasuk disini sebagai Michael Berg dewasa yang tumbuh dalam bayang-bayang cinta remajanya sehingga mempengaruhi pola pikirnya.
Belum lama ini tampil dalam Krabat, aktor muda kelahiran Jerman bernama David Kross ini kebagian peran Michael Berg muda dimana ia acapkali beradegan mesra dengan lawan mainnya yang jauh lebih tua dan semua itu dilakoninya dengan sangat baik.

Sutradara:
Angkat nama lewat Billy Elliot (2000), sutradara Inggris bernama Stephen Daldry ini sudah memenangkan beberapa penghargaan internasional dari sedikit film yang dihasilkannya. Tangan dinginnya kembali dalam The Reader yang penuh makna kehidupan.

Komentar:
Film yang sangat kompleks jika menilai hubungan antar karakternya yang penuh dengan emosi dari sensualitas sampai kemarahan dan berujung pada simpati. Tapi justru itulah nilai lebihnya apalagi ditunjang dengan akting tiga karakter utama yakni Winslet, Kross dan Fiennes yang sangat mumpuni ditambah kualitas kaliber sang sutradara. The Reader adalah suatu cerminan hidup yang penuh perasaan yang sulit dijelaskan dalam diri kita. Meskipun bergulir lambat, niscaya anda akan terhanyut di dalamnya sembari menggali esensi dari kemanusiaan itu sendiri.
Durasi:
115 menit

U.S. Box Office:
$34,180,954 till May 2009

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 07 Juni 2009

CAPRES : Saat Wacana Politik Pilpres Dipertontonkan

Cerita:
Ketatnya kinerja KPK dalam memperlakukan beberapa pemimpin partai politik yang akan maju sebagai calon presiden membuat partai ASU mencari orang dengan kriteria lugu untuk dijadikan tumbal. Pilihan jatuh pada Hartono, staf administrasi kantor mereka yang segera "dipermak" demi kepentingan politik. Perlahan-lahan, Hartono melihat ketidakadilan, kekerasan, ketidakjujuran mewarnai hari-harinya yang membuatnya bertanya-tanya apa yang sesungguhnya ia perjuangkan?

Gambar:
Seadanya dimana lighting seringkali tidak begitu diperhatikan!

Act:
Dwi Sasono sebagai Hartono, boleh dibilang mengambil gaya Soekarno sebagai calon pemimpin bangsa.
Catherine Wilson sebagai Pretty.
Happy Salma.
Feby Febiola.
Beberapa cameo tokoh politik yang tidak perlu disebutkan.

Sutradara:
Toto Hoedi yang sebelumnya terkenal dalam film parodi carut-marut Film Horor yang herannya lumayan sukses masih menggunakan formula yang sama dalam CaPres yaitu keroyokan bintang dengan plot yang "ramai".

Komentar:
Film yang konon berbujet tinggi melebihi Laskar Pelangi ini rasanya sia-sia saja karena tidak didukung sumber daya yang baik. Ide cerita mengenai dunia politik pemilihan presiden memang menyentil tapi seharusnya dengan gaya sarkasme yang baik. Jika banyak yang mengatakan film ini bagus, saya justru heran karena saya merasa tersiksa dari awal sampai akhir dengan plot cerita yang berantakan dan seperti berlarian dari relnya. Pada akhir kata, bolehlah wacana ini menjadi cerminan kita bersama guna mendukung pemerintahan baru yang "bersih". Itu saja nilai plusnya.

Durasi:
95 menit

Overall:
6 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 06 Juni 2009

DRAG ME TO HELL : Kutukan Lamia Menyeret Jiwa Ke Neraka

Quotes:
Shaun San Dena-[possessed by the Lamia] I desire the SOUL of Christine Brown. We will FEAST upon it while she festers in the grave!

Cerita:
Christine Brown memiliki semuanya mulai dari pacar setia, naik pangkat serta masa depan yang cerah. Semua itu berubah saat ia menolak perpanjangan pinjaman rumah seorang wanita Gipsi tua, Ny Ganush. Dalam dendam karena merasa ditolak dan dipermalukan, Ny Ganush mengambil barang milik Christine dan memanterainya. Sejak saat itulah mimpi buruk Christine dimulai karena ia selalu melihat hantu Lamia alias kambing hitam dimanapun kapanpun juga. Sekarang dia hanya memiliki waktu tiga hari untuk mencegah kematiannya sendiri yang akan dihabiskan di neraka untuk siksaan tiada akhir.

Gambar:
Beberapa lokasi di California seperti California State University, Stasiun Union, Jalan Everett hingga 20th Century Fox Studios turut melatarbelakangi film yang bergaya horor tahun 1980an ini.

Act:
Aktris kelahiran 18 September 1979, Alison Lohman terakhir muncul di animasi hidup Beowulf (2007) dan disini kebagian peran utama, Christine Brown yang harus menghadapi mimpi buruk akibat salah keputusan dalam pekerjaannya.
Justin Long memulai debutnya di usia 21 tahun lewat Galaxy Quest (1999). Kali ini ia berperan sebagai Clay Dalton, kekasih Christine yang tidak percaya takhayul tetapi tulus hatinya.
Lorna Raver yang mendapat peran antagonis, Sylvia Ganush biasanya berperan dalam serial televisi termasuk yang terlama The Young and the Restless (2006-2007)

Sutradara:
Mengawali karir penyutradaraan di usia 18 tahun lewat It's Murder! (1977), Sam Raimi merupakan salah satu sutradara produktif Hollywood yang karya-karyanya rata-rata mencapai sukses. Kini lewat horor thriller bergaya tradisional, ia berusaha tampil beda.

Comment:
Sang sutradara yang pada periode 1980an berangkat dari genre horor sejati kali ini kembali dengan formula tradisional di penghujung era 2000an. Suatu pertaruhan yang berani mengingat genre horor sudah mulai lesu terlebih setelah banyaknya remake horor Asia yang tidak terlalu baik kualitasnya belakangan ini. Nyatanya, Drag Me To Hell dengan gaya kontemporernya bisa diterima dengan baik oleh penikmat film dimanapun berada. Satu, karena plot ceritanya simpel dan mudah diikuti, tidak over-the-top ataupun berusaha dibuat pintar dengan twist-twist yang tidak perlu. Dua, dari segi cast. Lohman yang terpilih menggantikan aktris muda berbakat, Ellen Page cukup berhasil menghidupkan karakter Christine yang cantik kalem berdaya tarik tinggi tapi berkepribadian introvert. Raver dengan bantuan make-up terlihat mengerikan sekaligus menjijikkan sebagai Mrs. Ganush. Belum lagi Long yang seakan menjadi penyeimbang kehidupan nyata Christine dengan berkarakter tenang sekaligus rasional. Tiga, film ini tidak terlalu berusaha menakuti penonton tetapi seakan membawa penonton langsung ke situasi yang mengerikan selama durasi film. Ya, dari awal sampai akhir, kita disuguhi elemen-elemen ketakutan yang berbaur dengan kekejaman dan komedi dengan ritme yang berbeda-beda. Ketiga kelebihan itu dapat dikatakan saling melengkapi sekaligus membuat kita seakan kembali ke jaman dahulu dimana sebuah film horor bisa membuat kita tidur di bawah selimut, membeku ketakutan dan mungkin saja bermimpi buruk di malam harinya.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$42,057,340 till Aug 2009

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 05 Juni 2009

FAR CRY : Keluar Dari Basis Misterius Tentara Buatan

Tagline:
Dr. Krieger: You're just a simple boat man.
Jack Carver: I didn't say anything about being simple.

Storyline:
Pensiunan pasukan khusus, Jack Carver kini merintis usaha jasa angkutan yang mempertemukannya dengan seorang fotografer wanita, Valerie Constantine. Valerie meminta Jack mengantarnya ke sebuah basis peninggalan Jepang untuk membawa pulang pamannya, Max yang hilang secara misterius. Misi yang sepintas mudah ternyata sebaliknya. Basis tersebut telah berubah menjadi pelatihan prajurit-prajurit kebal peluru dan tahan rasa sakit. Kini Jack dan Valerie pun harus berjuang untuk keluar hidup-hidup dari tempat tersebut!

Nice-to-know:
Film yang diangkat dari video game ini diproduksi oleh Boll Kino Beteiligungs GmbH & Co. KG yang berkolaborasi dengan Far Cry Productions dan Brightlight Picture.

Cast:
Mulai dikenal di Hollywood semenjak The Replacement Killers (1998) bersama Chow Yun Fat dan Mira Sorvino, Til Schweiger kali ini berperan sebagai Jack Carver
Emmanuelle Vaugier sebagai Valerie Cardinal
Natalia Avelon sebagai Katia Chernov
Udo Kier sebagai Dr. Lucas Krieger
Chris Coppola sebagai Emillio
Ralf Moeller sebagai Max Cardinal

Director:
Pria kelahiran Jerman bernama Uwe Boll ini mengawali karirnya lewat sebuah film berformat video yaitu German Fried Movie di tahun 1991.

Comment:
Setiap pecinta film yang rajin mengikuti perkembangan tokoh-tokoh di baliknya mungkin tidak akan menghargai hasil karya seorang Uwe Boll yang kerapkali menghasilkan film dengan kualitas yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Malangnya hari ini saya menonton salah satu karyanya tanpa menyadari siapa sutradaranya sampai credit title bergulir! Setidaknya selama lebih kurang 90 menit, saya bisa bersikap netral menyaksikannya.
15 menit pertama dapat dikatakan tidak bersinergi dengan plot cerita secara keseluruhan. Ini merupakan ciri khas Boll yang sering mencampur adukkan berbagai elemen mulai dari seks, kekerasan, kesadisan dsb tanpa logika yang jelas. Namun setelah melewati opening, rasanya lebih baik jika menyikapi film ini sebagai sebuah film aksi yang berdiri sendiri. Plot standar dimana pihak baik yang sempat ditawan pihak jahat hingga akhirnya mampu menuntaskan misinya dengan sempurna.
Dari segi departemen akting memang tergolong buruk. Schweiger lebih baik beraksi mempertahankan keselamatan dirinya dibandingkan harus berdialog panjang karena suaranya sendiri terdengar pelan dan tidak jelas. Vaugier juga tidak kebagian sesuatu yang berarti. Sedangkan dari villain, Kier juga gagal menampilkan sosok antisimpatiknya, justru Avelon yang lumayan memancing emosi dengan peran bitch bad lady yang dingin dan kejam.
Penggunaan semua senjata dan properti disini memang terlihat palsu. Namun tempo cepat yang menutup separuh durasi terakhir film ini dengan serentetan adegan aksi terbukti cukup ampuh untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Dan kalau boleh jujur, Far Cry masih lebih baik dibandingkan film-film Boll lainnya ataupun film-film action Hollywood yang tampak terlalu sibuk menghabiskan bujetnya.

Durasi:
90 menit

Europe Box Office:
€566,594 till Nov 2008 in Germany

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Kamis, 04 Juni 2009

QUEEN BEE : Kepercayaan Baru Itu Patut Diperjuangkan

Cerita:
Hidup sebagai putri calon presiden membuat Queenita Siregar bisa memperoleh segalanya tapi ia tetap berusaha mandiri dan mempunyai idealisme sendiri. Masalahnya ayahnya, Rachmat Siregar belum mempercayai putrinya yang baru berusia 17 tahun itu ditambah kesibukannya membuat hubungan keduanya berjarak. Saat berkenalan dengan Braga, Queen memasuki dunia baru yang indah walau tidak bertahan lama sejak kehadiran seorang paspampres muda yang selalu mengawalnya kemanapun ia pergi. Pada akhirnya hari pemilihan pun tiba, kepercayaan dan sikap menjadi penting artinya bagi Rachmat Siregar dan Queen untuk memulai sebuah dunia yang baru.

Gambar:
Sinematografi yang lumayan meski belum sempurna tapi berhasil memperhatikan detail-detail adegan dengan baik.

Act:
Tika Putri sebelumnya kita lihat dalam Jagad X Code. Disini sebagai Queenita Siregar, Tika tampil maksimal sebagai gadis muda mandiri dan kreatif dengan segudang ide yang hanya ingin hidupnya normal.
Aktor kawakan, Mathias Muchus menjadi calon presiden, Rachmat Siregar yang bijak dan berwibawa. Menarik melihatnya disini karena di beberapa scene mengingatkan kita pada pembawaan SBY.
Penampilan apik Oka Antara sebagai A-140507, kode seorang Paspampres muda yang tegas tetapi baik hati.
Mencuri perhatian seperti biasanya, Sarah Sechan sebagai Silvi, ajudan presiden yang perfeksionis sekaligus egois.
Reza Rahadian sebagai Braga, pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial dan membuat Queen merasa nyaman di dekatnya.

Sutradara:
Fajar Nugros merupakan murid dari sutradara kondang Hanung Bramantyo, Namun dalam Queen Bee, Fajar berhasil mengedepankan film remaja yang kuat sekaligus menyenangkan dimana ia juga turut andil dalam penulisan ceritanya. Great job!

Komentar:
Terlepas dari iklan komersil yang dominan di pertengahan film, nilai 8 mungkin terlalu tinggi untuk Queen Bee, sepatutnya di angka 7.5 tetapi saya pribadi benar-benar menyukai plot dan eksekusi cerita yang bergulir mulus dan detil untuk ukuran film lokal ini. Di tengah Pemilihan Presiden 8 Juli mendatang memang belakangan banyak film yang menampilkan tema serupa. Namun film ini menyorot sisi dramatis kehidupan putri seorang calon Presiden. Familiar mungkin karena pernah ditampilkan dalam beberapa film Hollywood semisal Chasing Liberty. Hal tersebut tidak menghalangi Queen Bee untuk bercerita dengan gayanya sendiri yang fun, ringan tapi tajam menyengat!

Durasi:
100 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 03 Juni 2009

THE EDGE OF LOVE : Rumitnya Cinta Klasik London

Quotes:
Vera Phillips: You don't even see me, do you? Dylan! All you've got is stories in your head. Words. And I have to feel real. William... makes me real.

Storyline:
Selama Perang Dunia II dimana Angkatan Udara Jerman menyerang London, penulis puisi Inggris yang terkenal asal Wales, Dylan Thomas bertemu kembali dengan Vera Philips, kekasihnya sewaktu remaja. Merekapun berkencan kembali. Sayangnya Dylan ternyata sudah menikah dengan Caitlin. Karena situasi kota yang porak poranda dan merasa senasib sepenanggungan, Vera mengajak Thomas dan Caitlin untuk tinggal bersamanya. Hubungan mereka sangat unik sekaligus rumit, terlebih ketika Vera mulai menjalin asmara dengan tentara Kerajaan Inggris bernama William.

Nice-to-know:
Penulis skrip film ini merupakan ibu kandung dari Keira Knightley.

Cast:
Rasanya baru kemarin melihatnya berperan sebagai Cecilia Tallis dalam Atonement (2007), Keira Knightley disini kebagian tokoh Vera Philips.
Sebelumnya mengisi suara dalam The Little Fox 2 (2008), Sienna Miller kembali sebagai Caitlin Thomas
Matthew Rhys sebagai Dylan Thomas
Cillian Murphy sebagai William Killick

Director:
Kerjasama kedua dengan Keira Knightley setelah The Jacket (2007) yang juga dibintangi Adrien Brody, John Maybury maju dengan film yang mengangkat kisah penulis puisi Inggris, Dylan Thomas ini.

Comment:
Sama-sama bernuansakan Inggris berpuluh-puluh tahun lalu, film ini otomatis mengingatkan anda pada Atonement, apalagi dibintangi oleh aktris yang sama yaitu Keira Knightley yang sama-sama bertemakan puisi dan perang. Dan Keira sekali lagi mempertontonkan bakat aktingnya yang lugas, belum lagi dilengkapi dengan kemampuannya menyanyikan dua-tiga lagu di beberapa scene yang cukup memikat hasil belajar vocal secara singkat dengan Claire Underwood. Sienna pun demikian baiknya memperlihatkan emosi sebagai istri sekaligus sahabat yang merasa dikhianati. Trauma paska perang juga dipotretkan dengan baik oleh Cillian serta Matthew yang terampil membawakan karakter penulis yang egois sekaligus pemabuk.
Setting London jaman dahulu divisualisasikan dengan brilian oleh sutradara Maybury yang seakan membagi sinematografi menjadi dua bagian. Bagian pertama film digambarkan sebagai dunia fantasi yang menjual mimpi-mimpi dimana bar yang berasap dengan pencahayaan lemah menjadi latar belakangnya. Bagian kedua film sebaliknya kental dengan dunia nyata dimana keganasan perang sekaligus kegetiran hidup menjadi permasalahan utama yang ingin disampaikan.
Seperti halnya asmara itu sendiri selalu dimulai dengan hal-hal indah dan seringkali berakhir dengan janji-janji yang terlupakan. The Edge Of Love sebetulnya bukan drama yang buruk, hanya saja membosankan karena lebih memilih berjalan dalam suasana moody daripada mempertahankan daya tarik itu sendiri lewat jalinan cerita yang nyaris tidak eksis dan teramat sangat lambat. Daripada mengeksplorasi karakter Dylan Thomas yang seharusnya dilakukan, penulis Sharman Macdonald nampaknya lebih memilih berfokus pada tokoh Caitlin dan Vera dalam menyikapi rasa cinta masing-masing.

Durasi:
110 menit

U.S. Box Office:
$18,089 till end of March 2009

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent